04 (awal)

190 25 3
                                    

Mereka baru selesai beberes kamar dan tempat tidur jam 11 malam, lanjut makan malam dengan makanan seadaanya karna bagian dapur belum sempat mereka bereskan.

"GOSONG ANJIR"

"YANG BENER DONG BANG"

Banyu sampai geleng geleng, ia memang suka ngomong kotor juga tapi tidak sesering Nathan, anak itu sudah sering kena tabok tapi kelepasan ngomong kotor terus, lelah memberi tau.

"Juan, kalau lo ngga keluar sekarang juga gue dobrak pintunya"

Hening, tak ada sautan Juan dari dalam, Sean yang sudah kesal siap siap ingin mendobrak pintu kamar mandi itu.

Dapur dekat dengan kamar mandi jadi mereka yang sudah di dapur pasti melihat kekesalan Sean.

"Eh eh kalau rusak kita yang kena marah" cegah januar sambil menarik Sean

"Abisnya Juan lama banget, mana di teriakin ngga nyaut" kesalnya

"Tunggu aja mungkin lagi boker"

"Boker setengah jam jan.....

"NGGA BOLEH NGOMONG KOTOR"

Hampir saja Sean ngomong kotor, tempat ini seharusnya sangat sensitive dengan kata kata kotor dan kasar.

Antri mandi sebanyak itu membuatnya kesal, sudah dapat bagian terakhir malah Juan makin membuatnya kesal karna berlama lama, masa iya mandi jam 12.

Menit berikutnya Juan keluar, tampang tanpa dosanya membuat Sean ingin menendang adiknya yang satu itu.

"Kenapa bang?"

"KENAPA?! LO NGAPAIN AJA DI DALEM?!"

"Ya mandi lah" balasnya enteng walau kaget dengan teriakan Sean

Januar menahan Sean, kalau sampai lepas bisa kena tabok nanti Juan, karna sudah malas akhirnya Sean segera masuk kamar mandi, sebelum makin malam.

"Lo daritadi di teriakin Sean ngga nyaut makanya dia kesel" jelas Jaenal

"Hah? Gue ngga denger apa apa"

Mereka yang ada disana langsung diam, mana ada ngga dengar padahal Sean mengamuk sekeras itu sampai mau dobrak pintunya kan.

"Ngga mungkin, kamar mandi ngga kedap suara" balas Aska yang merasa selama dia mandi tadi bisa mendengar keributan orang di luar yang tengah masak

"Apalagi congornya Sean gede banget" sambung Satya

"Udah udah ngga usah di bahas" Karna merasa tak beres makanya Harka memilih menghentikan pembahasan itu

Walau masih pada bingung tapi mereka memilih abai, takutnya itu ada hubungan dengan hal lain makanya di sudahi saja.

"BANG JAYDEN INI DAUNNYA"

Mereka yang di dapur sana kaget mendengar teriakan Julian yang datang membawa daun pisang besar.

"Buat apaan daunnya?" Tanya Elsa

"Tadi bang Jayden minta cariin daun pisang begini" balas Julian

Jayden yang tengah sibuk memasak langsung menengok ke Julian, ia sampai kaget melihat daun pisang besar itu.

"Kapan gue nyuruh?"

"Tadi waktu gue mau ke kamar, makanya langsung gue cariin samping rumah untung banyak pohon pisang"

Lagi lagi mereka terdiam, baru juga sampai tapi sudah kejadian beberapa hal yang aneh seperti ini.

"Iya sini" ujar Jayden sambil mengambil daun pisang itu, ia letakkan di atas meja dekat kompor, entah untuk apa daun segini gedenya.

Mysterious Case (Tunggu S2 Believe Selesai dulu ya)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang