7.Lie

769 95 2
                                    

"Begitu.. yasudah lah. Kau boleh pergi jika kau mau" ucap Sangho.

"Baiklah kalau begitu, aku pergi dulu"
_______________________________.  .  .  .  .

Cahaya matahari yang terik, di siang hari ini. (Name) yang mengenakan pakaian berwarna hitam dengan topi dan maskernya, semakin membuat pengap nan sesak.

Rasanya ia ingin melepaskan jaket dan aksesoris yang ia pakai, tapi memang tidak bisa.

Lagian kenapa Si Sangho itu keluar kota, aku kan juga mau bersantai di rumah.

Yang tak ia sangka, kalau dia di telepon di saat saat pertandingan sedang memanas.

"Berisik sekali, sih!" Ucap seorang pria tinggi dengan nada yang kasar.

"Maaf saya akan mematikannya" ucap (Name) sambil mematikan teleponnya.

"Dasar pengganggu" ucap pria berjaket putih dengan logo sebuah kru disana.

Sungguh, jika bisa diakui pria itu sangat kasar dan tidak beretika ketimbang seseorang yang (Name) kenal.

Para kru sedang bertanding, sedangkan, (Name) ada di pinggir menonton pertandingan.

Dia berbicara dengan MC acara tersebut.

Para MC hanya tau kalau dia panitia, bukan (name) itu sendiri.

Mungkin terlalu mencolok untuk (Name) yang bicara dengan para MC, tapi banyak juga yang mengira kalau dia adalah salah seorang dari staf.

Bagaimanapun, manusia akan tetap mengurusi hidupnya sendiri.

Jadi..

Sekeras apa pun kau mencoba terlihat baik dimata orang lain, kamu hanya akan di pandang sebagai acuan untuk maju. Sedangkan kamu akan hancur perlahan dari dalam.

(Name) duduk di pinggir panggung dan menonton pertandingan didekat speaker yang ada di sana.

Lalu kemudian setelah beberapa saat (name) pergi untuk berjaga jaga.

Yah.. walaupun begitu hasilnya biasa saja.

°°°
Beberapa jam kemudian....

Pertandingan selesai (name) kembali pulang. Tapi, sebelum menaiki sepedanya.

Handphonenya berdering, dan kali ini ia memutuskan untuk mengangkatnya.

"Halo, (name)" suara lelaki yang terasa familiar di telinga (name).

"Halo? Anda siapa ya?" Tanya (name) pada orang yang berbicara lewat Handphone itu.

"Ini aku..." Ucap sang pria dengan suara sedikit berat tersebut.

Persetan dengan apa yang ia dengar, (name) langsung mematikan teleponnya dan langsung menaiki sepedanya dan berjalan melaju kencang seperti menghindari sesuatu.

•••

"Hah... Hah... Hah.." nafas (name) menderu kala sampai di rumah.

Joker yang sedari duduk tadi, kini berdiri di hadapannya dan bertanya

"(Name), kau baik baik saja?" Tanya Joker.

"Kamu seperti habis di kejar oleh polisi, ada apa?" Tanya Joker lagi, karena kebingungan dengan apa yang gadis di depannya ini alami.

"Hah... Apa ada yang datang kemari tadi!?" Tanya (name) dengan panik.

"Enggak tuh, ada apa?" Tanya Joker.

"Syukurlah..." Ucap (Name) dengan nada lega.

"Ada apa memangnya?" Tanya Joker penasaran.

"Teman buruk ku dari UK datang ke Korea" ucap (Name).

"UK? Kamu pernah tinggal di UK?" Tanya Joker.

"Ya begitulah, kira-kira" ucap (Name) dengan gugup.

"Seok, kalau ada pria seperti ini jangan di bukakan ya, pintunya" ucap (Name) sambil menunjukkan handphonenya.

"Oke? Baiklah kalau begitu" ucap Joker menyetujuinya.

"Baiklah! Terimakasih!" Ucap (Name), yang secara reflek senang lalu memeluk Joker.

Joker yang tidak tahu harus merespon bagaimana hanya diam tak berkutik, telinganya memerah menahan malu.

Apa apan gadis ini? Itu adalah ucapan hati Joker mencoba menepis kenyataan kalau dia malu.

"Sekarang... Bisa lepaskan aku?" Tanya Joker pada (name).

"A-ah, maaf. Aku terlalu senang sampai tidak sadar" ucap (name) dengan pipi merahnya.

"Omong omong... Apa hubungan mu dengan pria itu?" Tanya Joker.

'aneh kenapa aku berbicara seperti ini?' tanya Joker dalam batinnya.

"Dia.... Musuhku"































°°° TBC

Between you and I (Joker X reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang