0.0

2.3K 140 1
                                    

[Your eyes]

"Name menikahlah dengan Seok" ucap seorang wanita paru baya yang sedang tidur di bungker rumah sakit.

"Tapi, ibu aku belum siap Bu" ucap seorang gadis dengan kisaran usia 17 tahun.

"Nak ibu mohon, ibu tahu kamu memang di bawah umur untuk menikah. Tapi ibu ingin menepati janji ibu pada sahabat ibu"

"Ibu takut kalau tiba-tiba ibu meninggal bagaimana?"

Gadis itu menundukkan kepalanya menatap ke lantai rumah sakit.

Bulir-bulir bening menetes. Airmata yang sudah lama terbendung keluar begitu saja dari mata gadis itu.

"Mengapa ibu tidak mengerti perasaanku?! Masih banyak yang ingin aku lakukan, aku tidak ingin menikah muda!!" Teriak gadis itu pada ibunya.

"Name"

Suara berat itu mengagetkan sang empu, seorang pria dewasa dengan setelan jas rapi menampar pipi gadis itu.

"Jaga ucapanmu!!" Teriak pria tersebut pada sang gadis.

"Bagaimana kau bisa berkata begitu pada ibumu name?!!" Teriak pria itu sekali lagi.

Panas, perih dan... Memalukan.

Itulah yang gadis ini rasakan saat sang ayah menampar pipinya.

Memalukan, apa yang telah gadis ini pikirkan?

Apa dia gila?

"Kau harus lebih tahu bagaimana caranya berbicara pada orang tua name"

~•~

Mati.

Entah apa yang gadis itu lakukan saat melihat jalan menurun dan curam, apa dia mencoba menuruninya dengan sepedanya itu?

Jangan gila, dia bukanlah Mahon Jo. Atlet sepeda yang memenangkan kompetisi ternama.

Gadis itu menancap gas, dan langsung menuruni jalanan curam tersebut. Ada tikungan tajam yang ada di sana.

Menurutmu mati itu menyenangkan?

Dasarnya dia memang sudah gila.

Tikungan tajam itu mendekat, namun gadis itu tidak bisa menghindari yang namanya sial.

Darah mengucur dari dahi sang gadis, pandangnya memburam.

Gelap.

Hanya itu yang teringat oleh diriku.

Aku terbangun dari pingsan, dan menemukan seorang lelaki aneh dengan rambut dengan warna blue to white, tato diwajahnya dan antingnya yang menjuntai itu.

"Wooin, gadis tadi sudah sadar" ucap lelaki tersebut memanggil temannya yang bernama 'wooin' ini.

"Ya, tunggu sebentar"

Suara seorang pria menggelegar keluar dari pintu. Beberapa saat kemudian keluar seorang lelaki berkacamata kuning dengan potongan rambut drop fade, ber-hoodie hitam dengan logo heart chrome di bagian dadanya.

"Oi gadis aneh! kalau tidak bisa lewat jalan turunan kenapa lewat sana? Menyusahkan saja" celoteh Wooin pada gadis itu.

Goblok.

Itu adalah satu hal yang (Name) pikirkan sekarang. Dia merasa bodoh dan konyol di saat bersamaan.

"Maaf, aku terbawa emosi tadi" ucap gadis itu sambil menunduk.

Sebenarnya dia merasa bersalah karena telah merepotkan kedua orang aneh ini tapi, mau gimana lagi?

"Aku berjanji akan kembali lagi ke sini lain waktu" ucap gadis itu.

"Omong omong, ini dimana? Kok berisik banget?" Tanyanya lagi.

"Ruang istirahat di club" jelas Wooin.

"Apa?!" Teriak gadis tersebut.

Gadis itu mencoba untuk berdiri dan keluar dari sana, tapi di halangi oleh Joker atas permintaan Wooin.

"Kau disini saja, sebentar lagi club tutup. Aku tidak ingin kau membuat keributan" ucap Wooin dan Joker yang kemudian keluar dari ruang istirahat tersebut.

Name menundukkan kepalanya menatap lantai vinyl kayu di bawahnya.

Gadis itu kini pulang ke apartemen miliknya. Sang empu diantar oleh pria berbadan jangkung di sebelahnya itu, Joker.

"Terimakasih" ucap gadis itu sambil membungkukkan badannya berterima kasih.

"Ya, sama-sama. Aku pergi dulu" singkat Joker sambil berjalan menjauh dari apartemen sang gadis.

~•~

Keesokan harinya, gadis itu pergi ke rumah sakit untuk menjenguk sang ibu sekaligus minta maaf.

Kini gadis itu ada di depan kamar rumah sakit dengan keadaan memantapkan hati untuk mengatakan suatu hal.

"Ibu..." Ucap sang gadis sambil membuka pintu kamar rumah sakit tersebut.

"Name.."

"Ibu aku siap untuk menikah" ucap (Name) dengan hati yang sudah mantap.

"Aku tak seharusnya memaksamu, ibu hanya takut kalau ibu meninggal lebih cepat dari perkiraan" ucap sang ibu dengan wajah sedihnya.

"Tak apa Bu, aku mengerti perasaan ibu, tidak seharusnya aku berbicara seperti itu juga pada ibu" ucap (name).

"Jadi... Kapan aku bisa bertemu dengan Seok ini?" Tanya (Name) pada ibunya.

Sang ibu tersenyum kemudian ia tidak berkata apa-apa lagi.

'Aneh, tapi perasaanku berkata tidak.'

Beberapa saat kemudian (name) pergi ke sekolah dan meninggalkan ibunya.

"Halo, Seok apa kamu bisa datang jam 6 sore hari ini?"



























To be continued....

Between you and I (Joker X reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang