1. Misunderstood

1.3K 135 11
                                    

Jorell baru saja menginjakkan kaki nya di hotel yang ia sewa beberapa hari kedepan di Monaco, ia sedikit mengalami jet lag. Memilih membersihkan tubuh nya, mungkin ia akan berjalan-jalan sebentar untuk mencari kopi.

"Kak Jorell?"

Jorell mematikan shower saat mendengar seseorang memanggil nya, "Who's there?" Menghentikan aktivitas membasuh rambut nya untuk mendengar jawaban.

"It's me, Jothello!"

"Kenapa dek?"

"Kaus kaki kamu ke bawa sama koper aku Kak, aku taruh di atas kasur ya?"

"IYAA!" 

Jorell cepat-cepat membilas kepala nya dan tubuh nya lalu ia menarik handuk untuk menutupi tubuh bawah nya, sekarang ia beralih ke wastafel untuk mencuci muka dan sikat gigi. Sebelum itu pintu kamar mandi ia biarkan terbuka.

"Nanti mau jalan-jalan bentar ga? Aku kaya nya jet lag."

Jorell bertanya ke arah adik tengah nya, yang mana di angguki semangat. Ternyata Jothello tengah merebahkan diri nya di kasur milik Jorell sembari memainkan ponsel.

"Racco di mana?"

"Main billiard sama team," Kata Jothello.

Jorell memang selalu di temani para adik nya ketika sedang ada race di luar negeri, ia yang meminta nya. Itung-itung mengajak kedua anak itu jalan-jalan, orangtua nya pun tak masalah. Merasa tenang sebab mereka bertiga juga di jaga oleh para team.

Sebenarnya Jorell sedikit khawatir untuk race kali ini, sebab fokus nya seperti terpecah mengingat ia baru saja putus seminggu yang lalu. Teman nya yang mana sekaligus sang pelatih pun belum bisa mencarikan gadis yang pas untuk Jorell.

"Huft.."

Helaan nafas keluar dari bibir plum itu, bahu nya di rangkul oleh tangan yang lebih kecil. Terkekeh saat Jothello memilih menenangkan nya dengan usapan di bahu. Kedua nya lantas keluar dari hotel untuk mencari udara segar di Monaco.

———

Ctass

Bola berawarna biru tua dengan nomer 2 menggelinding ke arah lubang dengan mulus, kepulan asap terlihat menggumpal di bawah lampu yang menyinari ruang khusus bermain billiard. Menyisir rambut nya ke belakang dengan mata yang membidik bola dan badan membungkuk Racco lagi-lagi berhasil memasukkan bola milik nya ke dalam lubang.

"Nice!"

Suara berat nya terdengar lalu terkekeh saat melihat para team menggeleng, berusaha menghindari kontak mata sebab Racco meminta ada nya taruhan. Sorak-sorai terdengar saat Racco gagal memasukkan bola milik  nya. Ia mengangkat bahu acuh dan mengizinkan salah satu anggota team bermain.

"Gimana itu soal Kak Jorell?"

"Masih di seleksi, udah banyak yang ngirim email. Tapi yang jadi masalah Jorell suka apa ngga." Sezo mengeluarkan asap nya ke atas.

"Tampang nya cantik tapi agak bajingan gitu si Jorell," Jamy berujar saat baru saja mendudukan bokong nya di kursi panjang samping Sezo.

Racco tertawa, memang benar. Ia tidak percaya Kakak nya yang manis dan begitu perhatian memiliki kebiasaan yang di bilang aneh seperti itu. Racco mengernyit saat ponsel nya berdering, itu dari Jothello.

"Kenapa?"

"Pada mau kopi ga? Apa udah minum-minum di kafe billiard?"

"Boleh, langsung bawa ke atas ya." Racco mematikan sambungan sepihak lalu ia berteriak ke arah para team, "Dapet traktiran dari Jorell Austin!"

HE'S MOVE  |  HEEJAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang