Jorell menggaruk alis nya cukup agresif sebab ia merasa kesal berada di satu ruangan bersama Hegas yang hanya memainkan ponsel nya. Setelah percakapan kedua nya di telfon siang tadi, pria itu hanya mengatakan 2 kata itu lantas mematikan sambungan sepihak. Jorell di buat naik pitam dari siang hingga malam ini, ia berniat melupakan eksistensi Hegas dengan pergi ke area latihan balap namun pria itu ada di sana.
"Pulang aja sana gih," Jorell berujar setelah memakai helm dan sarung tangan bersiap untuk latihan.
"Gua bukan Sezo yang nurut-nurut aja apa kata lo."
"Ya terus?! Mau ngapain di sini?" Sudah, Jorell sudah tidak peduli dengan formalitas.
Hegas mematikan ponsel nya lalu menyandarkan punggung nya ke punggung kursi yang ia duduki, mata nya menatap tajam ke arah mata Jorell yang memicing. Tangan Hegas terangkat lalu jemari pria itu membuat huruf 'O' sembari menjulurkan lidah.
Jorell menahan nafas melihat itu, pipi bagian dalam nya ia gigit. Brengsek, pria itu terlihat seksi. Namun dengan akal sehat yang masih tersisa Jorell menanggapi dengan mengacungkan jari tengah, lalu keluar dari ruang ganti.
Gelak tawa renyah terdengar, Hegas berdesis melihat wajah Jorell yang memerah. Benar-benar menguji nya.
———
Sezo mengetuk kaca mobil Jorell untuk memberi masukan, ini sudah hampir malam namun Jorell tidak berniat menyudahi latihan nya dengan cepat. Nafas memburu terdengar saat ia membuka kaca helm nya.
"Istirahat dulu, lanjut besok lagi." Sezo membuka pintu mobil balap Jorell lalu menuntun teman sekaligus anak didik nya keluar.
Jorell memberikan helm nya ke arah tim yang mendekat, lalu tubuh nya melompat menaiki punggung Sezo. Aksi Jorell pun tidak luput dari mata tajam Hegas yang memperhatikan dari Paddock.
"Kalo Sergio liat, dia pasti minta gendong di depan." Jorell berkata di sisi kiri telinga Sezo.
"Ahaha! Iya lagi, kalo dia ga kebagian cara satu-satu nya nyingkirin posisi lo."
Kedua nya tertawa membicarakan kekasih Sezo yang sekarang sedang berada di luar kota, setelah kedua nya sampai di Paddock. Sezo merasakan mata Hegas menatap tajam ke arah nya, membuat pria berkulit seputih susu itu menaikkan satu alis nya. Apa ia melakukan kesalahan?
"Bentley? Saya boleh pinjem Jorell bentar?"
"Oh! B—boleh Sir."
Hegas tersenyum lalu menarik lengan yang lebih muda, ekspresi bingung terpatri di wajah Jorell. Lengan nya di tarik sedikit kasar, Hegas membawa nya ke dalam toilet yang berada di ruang ganti. Membanting pintu lalu mengunci nya.
"Gila ya?! Mau lo apasih!"
"Cepet ngomong kalo lo butuh gua" Jorell menatap aneh ke arah Hegas, lalu terdiam saat mendengar ucapan pria itu selanjutnya. "Butuh buat bantuin 'kebiasaan aneh' lo itu."
"Pfftt.. ini mah lo nya aja yang ketagihan, gue bisa nyari yang lain. Jadi berhenti ganggu gue."
Jorell melepas paksa cengkraman di lengan nya lalu membuka pintu kamar mandi, belum sempat ia melangkah keluar, mulut nya di bekap lalu tubuh nya masuk ke salah satu bilik toilet bersama tubuh Hegas yang menahan nya di belakang. Pria gila.
"Lepasin! Sumpah lo tuh ga waras ya?! Gila, Sezo nemu nih orang di mana sih." Jorell memberontak sebab tangan nya yang di tahan ke belakang.
"Ini salah sikap kurang ajar lo."
"Lah? Kan itu salah paham, ga sengaja. Ngerti ga sih?!"
"Ga sengaja tapi ciuman 2 kali." Jorell terdiam dengan lelah ia menempelkan dahi nya ke dinding toilet, lalu wajah nya menengok ke arah belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
HE'S MOVE | HEEJAKE
FanficJorell North Austin seperti memiliki kebiasaan yang mengharuskan nya berciuman sebelum ia turun ke arena balap, di malam sebelum pertandingan di Monaco di mulai ia di tinggalkan kekasih nya begitu saja ke luar negeri sebab perjodohan yang di lakukan...