The Reason

3.1K 136 2
                                    

haii!! maaf aku kelamaan update part yang ini.. hikss.. aku kehilangan inspirasi, jadi aku memutuskan untuk mengarahkan cerita ini menuju ending.. keep reading ya!

*****

AUTHOR POV

"Liv, maaf," ucap Adit ke Livia. saat ini Adit mengajak Livia ke koridor utara.

"maaf? untuk apa?" tanya Livia, menurutnya, Adit tak punya salah apapun padanya.

"gue ngebentak lo kemarin. maaf banget Liv, gue gak bisa kendaliin diri gue" ucap Adit lagi sambil menunduk.

"gak. lo gak salah kok. justru gue berterima kasih karena elo udah repot-repot mau ngekhawatirin gue" ucap Livia tersenyum. Adit mengangkat kepalanya kearah Livia, "jangan minta maaf. lo gak salah" ujar Livia sekali lagi sambil tersenyum.

Adit segera meraih Livia, membawa gadis itu kedalam pelukannya.

"satu yang perlu lo tau. gue sayang sama lo, Liv. gue sayang banget sama lo" ucap Adit memeluk Livia. 

"gue tau, Dit" ucap Livia sambil tersenyum dalam pelukan Adit. 

___________

teeettt....teeetttt...teetttt....

bel pulang baru saja berbunyi. Adit sudah berjanji pada Livia bahwa dia akan nganterin gadis itu pulang untuk hari ini. 

"Liv, lo bisa tungguin gue di lobby bentar gak? ada yang mau gue omongin" ucap Alvin ngecekal tangan Livia sebelum Livia hendak meninggalkan kelas.

"boleh, tapi gue gak bisa lama. gue udah janji sama seseorang soalnya" jawab Livia. ya, dia ingat akan pulang bersama Adit hari ini.

"Adit?" tanya Alvin. Livia menganggukkan kepalanya dengan sedikit ragu.

"gue gak lama kok. tungguin bentar disana. gue bakal nyusul 5 menit lagi" ucap Alvin. Livia hanya mengangguk lalu segera berjalan menuju lobby.

------------

"Adit, gue ada urusan bentar, lo bisa tungguin gue di parkiran aja? gak lama kok" ujar Livia. ia pergi menemui Adit sebentar dikelasnya. ya, untuk ngeberi tahu hal itu.

"oke" ucap Adit sambil mengangguk dengan mantap. tapi sesungguhnya, jauh dilubuk hatinya, ia ingin tahu apa yang akan dilakukan oleh Livia, gadis yang disayanginya itu.

Livia menunggu di lobby tepat seperti apa yang dikatakan oleh Alvin. sudah lewat dari 5 menit, tapi Alvin gak kunjung datang. Livia masih penasaran dengan apa yang mau dikatakan oleh Alvin. akhirnya ia memutuskan untuk mencarinya. 

mungkin Alvin masih di kelas, batin Livia lalu mulai berjalan menuju kelas.

-----------

ALVIN POV

harusnya gue udah ada di lobby saat ini. ngapain Freya ngenahan gue sih. apa maunya..

"Vin, gue boleh minta tolong gak?" ucap cewek itu. ya, Freya. siapa lagi. 

gue harus bantu apa lagi sih. gue harus bicara sama Livia sekarang...

"apaan?" ucapku agak ketus. gue buru-buru. gue harus menemui Livia sekarang sebelum dia pergi. ya, pergi bersama Adit.

"mata gue kelilip. lo bisa bantu niupin gak?" ujar Freya sambil ngucek-ngucek matanya. duh, ngerepotin banget deh.

"yang mana? cepetan!" ucapku lagi. gue segera mengangkat wajahnya dengan agak kasar. ah! gue udah gak peduli lagi, gue bakal kehabisan waktu kalo gini.

Damn! It's LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang