7

68 12 0
                                    

Setelah menjelaskan hal-hal yang perlu di jelaskan kepada Mo shen,Lu yan sekali lagi melakukan "sihir" dengan lambaian tangannya dia mengeluarkan banyak barang dari Ruangnya.

Mulai dari Kompor,panci,pemanggang dan air mineral.

Mo shen menyaksikan semuanya dengan takjub.

Apalagi setelah melihat fungsinya,dia merasa semakin luar biasa.

Hal-hal ini semuanya terlihat praktis sehingga terasa sangat ajaib.

Mo shen yakin,barang-barang yang Lu yan miliki belum ada dimanapun di belahan negara ini.

Karena Mo shen tau,belum ada ilmuan ataupun teknisi yang menciptakan hal-hal tersebut.

Penemuan ini bukan dari peradaban saat ini,melainkan peradaban yang lebih maju dari saat ini.

Siapa Lu yan yang ada di hadapannya saat ini,dia yakin dia bukan Lu yan dari kehidupannya yang sebelumnya.

Siapa dia sebenarnya,dari mana dia berasal kenapa bisa datang ke dunia ini.

Meski banyak pertanyaan di dalam hatinya,Mo shen tidak menunjukan apapun di wajahnya.

Dengan bersenandung Lu yan mulai menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Mo shen.

Mulai dari Roti panggang,sereal dan susu hangat.

Sarapan yang sangat sederhana namun lezat dan bergizi.

Setelah sarapan dan merapikan dirinya dan juga Mo shen dengan penampilan yang cocok dengan tahun ini,keduanya pun pergi berkunjung ke rumah kapten.

*****

Dengan membawa gula merah yang di anggap berharga bagi warga desa di tahun 70 an,Lu yan bertamu ke rumah kapten.

Dan dia di sambut langsung oleh istri kapten,yaitu nyonya Han Ma wangru.

Dia orang yang pendiam dan sangat ramah.

Tidak suka bergosip seperti ibu-ibu di desa dan suka menolong warga yang kesulitan.

Baik suami dan istri,mereka berdua adalah orang yang baik dan bertanggung jawab.karena itulah jabatan Kapten selalu di berikan kepada mereka.

"Bibi Ma apakah kapten ada di rumah..." tanya Lu yan tanpa berbasa-basi setelah di persilakan masuk dan duduk.

"Han tua baru saja berangkat ke ladang dengan semua penduduk desa,kamu tau sendiri sekarang sedang musim hujan mereka bekerja keras agar air tidak membanjiri tanaman yang kita tanam."

"Begitu..." Kata Lu yan sambil mendesah penuh penyesalan.

Melihat desahan dan ekspresinya,Ma wangru tau pasti ada masalah.jadi dia berkata...

"Katakan saja padaku,nanti akan aku sampaikan apa yang kamu minta tolong kepada suamiku"

"Begini...bibi tau sendiri kondisi aku dan Mo shen,keluarga kami sudah tidak mau untuk mengurus kami setelah pernikahan.bahkan tidak ada makanan apapun,jadi jika kami tidak mulai ikut bekerja di ladang bagaimana kita akan hidup kedepannya.jadi tolong bibi Ma untuk mengatakan kepada kapten,kalau aku dan Mo shen akan ikut bekerja mulai besok".

Mendengar kata-kata Lu yan Ma wangru merasa kasihan kepada mereka berdua dan membenci dua keluarga mereka yang tidak bertanggung jawab.

"Kamu tenang saja,aku akan menyampaikannya kepada Han tua.selama kalian anak muda mau bekerja keras,kalian pasti tidak akan kelaparan." kata bibi Ma menyemangati.

"Juga..." kata Lu yan dengan ekspresi malu dan kesulitan seolah sangat enggan untuk mengatakannya.

"Minta tolong kepada kapten untuk memberi pinjaman makanan dan tenaga untuk memperbaiki rumah kami,pembayarannya bisa di potong dari poin pekerjaan kami kedepannya"

Melihatnya menundukan kepala seolah sangat malu,bibi Ma sekali lagi mendesah dengan kasihan pada nasib kedua anak muda ini.

Dia tentu saja tau Rumah yang di tinggali kedua anak muda ini.

Rumah tua yang sudah lama di tinggalkan karena sangat terpencil dan jauh dari tetangga.

Di tambah,rumah itu sangat dekat dengan gunung,sehingga rawan akan bahaya.

Tapi dia juga tidak bisa membantu apa-apa.mengurus klaim tanah memerlukan banyak hal untuk di urus dan mereka bahkan tidak punya makanan.

Bibi Ma hanya bisa mendesah dan berkata akan membantu sebisanya dan mengatakannya kepada suaminya,setelah itu Lu yan membawa Mo shen kembali.

"Dia bahkan tidak punya makanan,tapi malah memberikan gula merah aku jadi tidak enak menerimanya." kata bibi ma sambil melihat gula merah di tangannya dengan ekspresi yang sangat tertekan.

*****

Kembali ke rumah Lu yan dan Mo shen mampir ke tempat dimana banyak sekali sayuran liar dan mulai memungutnya.

Hal ini di lakukan hanya untuk menutupi.

Karena bagaimanapun banyak yang tau kalau keluarga Mo dan Lu tidak memberikan apapun kepada mereka.

Jadi untuk menunjukan kepada mereka cara bertahan hidup,Lu yan hanya bisa melakukan ini.

Mo shen hanya diam dan mengikuti apa yang di lakukan Lu yan tapi Terkadang dia akan linglung memikirkan hal yang terjadi di rumah kapten tadi.

'Benar-benar pandai berpura-pura,kalau aku tidak tau yang sebenarnya aku pasti sudah percaya kalau dia adalah orang yang tidak punya apa-apa dan sangat kasihan'

'Tapi kenapa aku tidak membencinya...'

'Bukankah seharusnya aku merasa muak dan jijik pada seseorang yang sangat pandai berbohong'

'Kenapa dia sangat...imut'

'Tidak...tidak...tidak...apa yang aku pikirkan'

"Baiklah sudah cukup ayo kita kembali" kata Lu yan memotong pikiran Mo shen yang sedang menjerit frustasi.

*****

Setelah waktu makan siang,kapten datang ke rumah tua tempat Lu yan dan Mo shen tinggal.

Dia sudah mendengar pernyataan istrinya dan setuju untuk membantu jadi dia datang kesini bersama beberapa penduduk desa.

Setelah berbicara dengan Lu yan kapten dan yang lainnya mulai bekerja.

Mereka memperbaiki dinding tanah liat yang runtuh agar kembali kokoh dan mengganti genteng yang bocor.

Membangun kompor tanah liat agar bisa kembali di gunakan dan memasang jendela kayu agar tertutup.

Karena di lakukan dengan bersama-sama pekerjaan ini selesai dalam waktu yang singkat.

Hanya butuh 8 jam,rumah yang tadinya tidak layak huni berubah menjadi rumah yang bisa di tinggali dengan nyaman dan ketenangan pikiran.

Lu yan membungkuk kepada kapten dan penduduk desa lainnya untuk menunjukan rasa trima kasihnya.

Kapten hanya menepuk bahunya dan meminta nya untuk tidak terlambat besok dan bekerja dengan keras.

Lu yan mengangguk dengan penuh semangat dan menyakinkan bahwa dia pasti akan bekerja keras dan membayar hutangnya,membuat kapten dan yang lainnya tertawa karena perilakunya yang menyenangkan para tetua.

KELAHIRAN KEMBALI TAHUN 70anWhere stories live. Discover now