Part 8: Get drunk with me

2.9K 343 30
                                    

Halo... terharu nggak sih akhirnya aku akan benar-benar comeback :( huhu sudah sangattttt lamaaaaa


Happy reading yaaa

.

.

.



"Jadi kamu memang niat datang ke sana? Janjian sama temen kamu?"

Cowok dengan paras yang—ugh...—selalu ganteng itu mengangguk tanpa keraguan. Kelihatannya dia sangat jujur, tetapi entah kenapa aku merasa sangat kecewa. Ya, aku memang berharap agak lebih banyak.

Kupikir, Nevan Cakra datang ke club untuk menjemputku. Bagaimana dia tahu aku di sana? Hei, dia bisa melihat hantu dan mungkin untuk tahu keberadaanku adalah hal yang sangat gampang. Dia bisa bertanya pada hantu!

Aduh...! Grisa! Sadar dong, masa sih kamu percaya Nevan Cakra bisa melihat hantu dan bahkan bertanya pada hantu? Bukannya malah jadi menyeramkan, kalau suamimu nanti temannya hantu?

Loh, memang dia bakalan jadi suamiku?!

"Kayaknya aku mabuk." Aku membuang napas lemah.

"Memang minum miras?"

"Enggak."

"Terus, kok bisa mabuk?"

"Memang nggak bisa mabuk tanpa minum miras?" Aku bertanya konyol, tetapi saat itu sama sekali tak sadar bahwa ini memalukan dan sangat-sangat konyol. "Misalnya, mabuk darat, mabuk cinta, mabuk rindu."

Aku melihat Nevan Cakra, dia menghela napas lalu mendaratkan tangannya ke atas kepalaku dan mengusap-usapkannya perlahan.

"Iya, kamu kelihatannya mabuk. Baiknya kamu istirahat."

Aku setuju. Aku betul-betul merasa kelelahan sampai tidak bisa berpikir untuk melakukan sesuatu yang waras di depannya. Aku memiringkan tubuhku ke arahnya, agak mengangkat kakiku sehingga meringkuk di atas kursi mobil. Aku melihat Nevan Cakra, tidak memikirkan apa pun selain tidur. Lalu, aku tertidur.

Entah berapa lama, pokoknya saat bangun aku sudah di depan rumah. Ponselku berbunyi, sebuah panggilan dari Sam masuk lalu mati sebelum sempat aku angkat. Jam menunjukkan pukul 23.25. Aku kira perjalanan pulangku sangat jauh.

Aku memasukkan ponsel ke dalam tas, lalu membuka pintu mobil dan keluar.

"Grisa."

Suara Nevan Cakra menghentikan langkahku yang siap masuk ke dalam rumah. Cowok itu melangkah lebar menyusulku.

"Kamu mau tidur?"

Aku terdiam sejenak, lalu mengangguk.

"Nggak ada hal yang ingin aku kerjakan sekarang," ucapku. "Kenapa, ada yang mau kamu lakukan?"

"Nggak ada."

Aku mengangguk, lalu membuka pintu dan melangkah menuju kamar. Nevan Cakra juga menuju kamarnya sendiri. Namun, tiba-tiba saja aku terpikirkan sesuatu.

"Nevan," panggilku, sebelum dia memasuki kamarnya.

"Ya?"

"Kenapa kamu ikut pulang?" tanyaku. Lalu, kujelaskan maksudnya. "Kamu ke sana karena ada janji, kenapa malah antar aku pulang? Aku bisa pulang sendiri."

"Kamu nggak bisa pulang sendiri."

Dia mengatakan itu dan langsung masuk lalu pintu kamarnya tertutup.

Nevan Cakra (LENGKAP ☑️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang