Part 27. Penerimaan

1.6K 265 11
                                    

Nevan sadar, bahwa setiap masa lalu yang tidak selesai, akan menemukan jalan untuk datang ke masa depan. Sekeras apa pun dia menghindarinya, takdir punya seribu satu cara untuk melakukan tugasnya.

Saat dahulu dia memutuskan untuk meninggalkan semuanya, untuk kehidupan baru yang ditawarkan seorang kawan, dia sadar suatu waktu karma akan datang dan membuatnya mendapatkan balasan. Nevan Cakra tahu, cepat atau lambat masa lalu yang dia tinggalkan akan menjadi peluru yang mengarah padanya tanpa bisa dikendalikan.

Sekarang apa yang dia yakini telah dimulai. Jantungnya berdegub lebih kencang, dan tentu saja sebagian jiwanya agak menciut sekali pun dia telah mempersiapkan banyak hal. Sama halnya ketika kejadian demi kejadian di masa depan melintas di pikirannya, dan dia mencoba mempersiapkan diri untuk semua hal itu, tetapi dia tak pernah benar-benar siap saat sesuatu benar-benar terjadi. Dia pun tak benar-benar siap ketika masa lalunya menerobos masuk ke dalam hidupnya yang sekarang, meskipun dia telah mempersiapkan diri.

Kini pikirannya kosong dan perasaannya hampa. Tidak takut tetapi juga tidak tahu bagaimana menghadapinya. Dia tidak bisa menghindarinya lagi, sebab dari berbagai sisi semua menghadang dengan tombak yang siap dilemparkan ke tubuhnya. Pilihannya hanya maju dihadapi atau menyerah dan kalah.

Menyerah, lalu kalah, tidak akan pernah dia lakukan sepanjang hidupnya. Baginya hidup serupa kompetisi yang harus diperjuangkan sampai akhir. Dia hanya bisa kalah dalam pertandingan dengan cara yang terhormat, bukan dengan melangkah mundur dan membiarkan lawannya meraih kemenangan dengan mudah. Sekali pun jika di tengah pertandingan dia harus tertembak atau tertombak, atau bahkan mati. 

Tarikan napasnya sedikit lebih dalam. Telinganya menangkap bunyi klakson beruntun dari kendaraan di belakang. Rupanya lampu lalu lintas sudah berubah menjadi hijau. Segera dia tekan gas. Kaca mobil diturunkan separuh, lalu tangannya meraih sebatang rokok dan menyulutnya dengan korek api setelah terselip di antara dua bibir. Paru-parunya mengembang menerima asap rokok itu, lalu dia keluarkan dan asapnya terbawa angin keluar.

Kurang dari sepuluh menit mobilnya sudah memasuki area perumahan mewah. Dia mematikan rokok, membuang sisanya ke dalam asbak kecil di mobil, lalu tak lama mobilnya berhenti di depan sebuah rumab berukuran besar dua lantai. Seorang perempuan sedang menyiram tanaman di halaman. Perempuan itu segera melemparkan senyum padanya, meninggalkan sejenak pekerjaannya untuk memberinya perhatian penuh.

"Dewangga di dalam," katanya, lalu berkata jenaka, "tumben ke sini."

Nevan Cakra memutar pandangan ke seluruh tanaman yang ada di depan rumah. Ada pohon mangga kerdil yang tidak berbuah, dan dua pohon pucuk merah di pinggir halaman dekat jalan. Beberapa pohon cabai di pot sedang berbuah lebat, dan beberapa bunga daunnya basah.

"Ada tamu?" tanyanya, mengarah pada dua mobil lain yang terparkir.

"Ada Mas Abin. Semalam nginep di sini, tapi belum bangun."

"Aku masuk ya."

Anindhya, perempuan yang tetap saja kurus dan cantik itu melanjutkan pekerjaan setelah mengangguk kecil. Nevan Cakra meninggalkannya ke dalam, untuk menemukan Dewangga yang sedang memangku bayi di sofa depan televisi. kartun dua bocah kembar legendaris sedang tayang.

Dewangga menaikkan alis saat menyadari kehadirannya. Alih-alih bertanya kenapa datang tiba-tiba, lelaki yang banyak tahu soal Nevan Cakra itu lebih memilih bertanya hal lain.

"Udah sarapan, Bang?"

"Bukannya nggak rela masakan Anindhya dimakan orang lain?" Nevan Cakra duduk di karpet bulu depan sofa. Dia mengarahkan tangan pada si bayi, menawarkan gendongan yang langsung ditolak.

"Wajahmu kayak orang nggak makan sebulan. Makan lah, mumpung Anin lagi masak banyak dan enak."

Bayi itu menggeliat, meminta turun dari pangkuan bapaknya. Nevan Cakra segera memberi ruang di karpet dan berbaring bersama bayi yang masih beberapa bulan usianya itu. Dia sentuh-sentuh lengannya yang berlemak, pipinya yang gembul, dan telapak kakinya yang berwarna cerah.

Nevan Cakra (LENGKAP ☑️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang