Vano terbangun dari tidurnya namun ia mengernyit bingung karena ia merasa asing dengan kamar tersebut.
Vano teringat kejadian sebelum dia tertidur, dia ingat ada empat orang yang mengaku sebagai kakaknya dan membawa ia dengan paksa.
"Ayah" ucap Vano dalam hati yang teringat dengan ayahnya. ia khawatir dengan ayahnya
Vano berniat untuk turun dari ranjang tersebut tapi ada sebuah suara yang membuat Vano membeku."Sudah bangun baby" ucap Arsen lembut.
"Tetap di tempat mu baby" sambung Galang datar.
Vano berbalik dan mendapati empat orang yang mengaku sebagai kakak nya tadi sedang duduk di sofa.
Vano berusaha tenang walaupun sebenarnya dia sangat takut di tatap seperti itu oleh keempat pemuda tersebut.
"Gue mau pulang" ujar Vano.
"Pulang? kemana? Ini rumah mu baby" ujar Reyhan sambil terkekeh tapi terlihat menyeramkan di mata Vano.
"Gak, ini bukan rumah gue"
"Gue pengen pulang" ujar Vano berteriak.
"Jangan berteriak baby" ujar Arsen memperingati.
"Gue pengen ketemu ayah gue" ujar Vano berteriak
"Pria tua itu bukan ayah mu Vano" ujar Edgar datar.
"Ck, tau apa lu, dia ayah gue" ujar Vano tidak terima.
"Jaga bicara mu Vano" Ujar Galang geram.
"Huhfttt, terserah kalian, intinya gue mau pulang" ujar Vano kekeh.
Vano berjalan menuju pintu kamar tersebut tapi sayang nya pintu tersebut terkunci, Vano berpaling menghadap keempat pemuda yang sedang duduk di sofa sambil menyeringai.
"Mencari ini baby" ujar Reyhan sambil mengangkat sebuah kunci di tangannya.
Vano mendekat untuk mengambil kunci tersebut tapi Reyhan malah memasukkan kunci tersebut ke kantong celananya.
"Ck, siniin kuncinya" ujar Vano yang merasa kesal.
"Duduk" ujar Edgar datar.
"Gue gak mau" jawab Vano sinis
"Kakak bilang duduk Vano!" ujar Edgar penuh penekanan,
mau tidak mau Vano pun menuruti perkataan Edgar walaupun dengan perasaan kesal."Baiklah, Vano kami berempat ini adalah kakak kandung mu" ujar Edgar membuka pembicaraan.
"Nama kakak adalah Edgar Ferdinand Smith, anak pertama dari keluarga Smith. Kau bisa memanggil ku Kak Edgar"
"Yang di sebelah kanan kakak ini adalah Galang Alfando Smith, anak kedua dari keluarga Smith. Kau bisa memanggilnya kak Galang"
"Sedangkan Yang di sebelah kiri kakak ini adalah Reyhan Davian Smith, anak ketiga dari keluarga Smith. Kau bisa memanggil nya kak Reyhan"
"Dan yang terakhir orang yang berada di samping Galang itu adalah Arsen Denovan Smith, anak keempat dari keluarga Smith. Kau bisa memanggil nya kak Arsen" ujar Edgar menjelaskan panjang lebar.
"Dan kau adalah Nevano Emanuel Smith, anak bungsu dari keluarga Smith" sambung Edgar diakhir dengan penuh penekanan.
"Apa buktinya, Gue gak percaya" ujar Vano.
Edgar menyerahkan selembar kertas hasil tes DNA dirinya dan juga Vano.
"Ini bisa aja palsu" ujar Vano menyangkal nya
"Ini asli baby" ujar Arsen.
"Kalo kalian emang kakak kandung gue, kenapa kalian baru cari gw sekarang? Dulu dulu kemana aja?" Ujar Vano emosi
"Maafkan kami baby, kami sudah mencari mu kemana-mana tapi kami tidak menemukan mu" ujar Arsen menyesal.
"Jadi biarkan kami menebus semuanya" sambung Arsen
Vano nampak berfikir..."Tapi bagaimana dengan ayahku?" Tanya Vano.
"Ck, pria tua itu bukan ayah mu Vano, berapa kali kakak harus mengatakannya?" ujar Reyhan geram.
"Lagi pula untuk apa kau peduli padanya, bukankah dia sering memukuli mu" sambung
Reyhan."Ya memang benar, tapi setidaknya dia merawat ku saat kecil" ujar Vano lirih tapi masih bisa di dengar oleh keempat kakak nya.
Terjadi keheningan setelah itu Sampai akhirnya Vano membuka pembicaraan.
"Baiklah jika kalian adalah kakak kandung ku, lalu dimana ayah dan ibu kandung ku"ujar Vano bertanya.
Mereka berempat terdiam, mereka bingung bagaimana caranya menjelaskan kepada Vano.
"Ayah dan ibu sudah meninggal baby" ujar Edgar sedih.
"Hah?, m-maksud kalian?" Tanya Vano terkejut dan bingung.
Edgar mulai menceritakan semuanya kepada Vano...
Flashback.
Hari itu adalah hari ulang tahun Vano yang ke satu. Seluruh keluarga Smith berencana untuk merayakan nya di sebuah mall yang sangat besar.
Mereka semua sudah bersiap-siap untuk berangkat. Awalnya perjalanan berjalan dengan lancar, lalu tiba-tiba entah darimana sebuah motor melesat sangat kencang dan hampir menabrak,
refleks sopir keluarga Smith banting setir ke samping dan menabrak pohon.Semua keluarga Smith tak sadar kan diri setelah kecelakaan tersebut. Saat mereka sadar mereka sudah berada di RS. Keempat kakak Vano hanya terluka sedikit sedangkan kedua orang tua Vano meninggal dunia. Edgar yang saat itu masih berusia 10 tahun berusaha menenangkan adik-adiknya.
Tapi ia baru sadar bahwa adik bungsunya tidak ada di sana. Edgar mencoba bertanya pada suster yang ada disana tapi suster bilang tidak ada bayi yang dibawa ke RS itu saat kecelakaan.
Sejak saat itu Edgar dan ketiga adik nya berusaha mencari keberadaan adik bungsunya, bahkan ia sudah mengerahkan semua bodyguard untuk mencari Vano.
Mereka mencoba menyelidiki kecelakaan tersebut dan menemukan pelakunya yaitu Handri (ayah Vano sekarang)
Flashback off.
Vano yang mendengar cerita dari Edgar sangat terkejut.
"K-kalian ga bohong kan?" Tanya Vano tak percaya.
"Tentu saja, untuk apa kami berbohong baby" jawab Arsen.
"Kalau begitu aku ingin pergi ke makam mereka" ucap Vano.
~~x~~
"Hallo Sam bagaimana dengan pria brengsek itu?" Tanya Edgar
"Dia sudah saya ikat di ruang bawah tanah tuan" jawab Sam (ajudan kepercayaan keluarga Smith)
"Baiklah saya akan kesana" jawab Edgar lalu memutus panggilan telepon tersebut.
"Bagaimana kak?" Tanya Galang.
"Sepertinya kita bisa bermain-main dengan nya dulu" ujar Edgar dengan smirk.
"Baguslah pisau ku sudah lama tidak terpakai aku takut itu akan tumpul"ujar Reyhan.
~~x~~
Bersambung...
Baru bisa update, biasa habis kuota
Maaf kalo ada typo ya guys..
Jangan lupa vote + komen!
KAMU SEDANG MEMBACA
Nevano
Fanfiction[FOLLOW SEBUAH MEMBACA!] Bagiku aturan ada untuk di Langgar. -Nevano ~~x~~ "Nevano kamu Nevano kan?? Kakak sangat merindukanmu Vano"ucap seorang pemuda yang berumur sedikit lebih tua dari Nevano tersebut. "Siapa sih lo jangan sok kenal deh sama gw...