4

180 19 14
                                    

"Nice job, Eva," puji Soap.

Eva tersenyum melihat peluru senjatanya mendarat tepat sasaran. "Thanks."

Pagi ini, Eva dibangukan oleh ketukan yang cukup keras di pintu kamarnya. Karena panik, Eva sempat menduga Ghost lah yang mengetuk pintunya untuk mengabari misi yang akan mereka lakukan selanjutnya. Mengingat sudah hampir 2 hari General Shepred dan Laswell belum mengabari mereka sampai saat ini.

Namun, dalang dibalik ketukan pintu tersebut tak lain adalah Soap dengan wajah tidak bersalahnya itu. Lelaki berambut mohawk mengajaknya untuk berlatih senjata atau lebih tepatnya meminta Eva untuk menemaninya agar tidak berlatih sendirian.

"Kau bahkan berkali-kali mengenai bagian kepala, luar biasa." Soap meraih senjata yang baru saja dipakai oleh Eva. "Kenapa kau memutuskan untuk berhenti?"

Eva membalas dengan senyuman. Belum saatnya ia bisa menceritakan kejadian mengerikan itu. "Yang penting aku sudah kembali, kan?"

"Ya, aku senang mereka membujukmu untuk kembali," ucap Soap yang langsung menekan pelatuk senjata yang diarahkan ke sekumpulan besi tipis yang dipenuhi bolongan kecil.

Eva menatap latihan Soap tak jauh di belakangnya sembari melipat tangannya. Hubungannya dengan Soap pun mulai semakin dekat, dia merasa Soap adalah orang yang mudah sekali bergaul dengan orang baru.

Sedangkan Ghost, Eva belum pernah mengobrol secara langsung dengan lelaki bertopeng itu semenjak minum teh bersama. Mereka hanya bertukar sapa ketika secara tidak sengaja berpapasan saat sarapan, ingin memakai kamar mandi, atau saat Eva hendak masuk ke kamar.

"Laswell memberi kabar."

Eva hampir tersentak ketika Ghost secara tiba-tiba berdiri di belakangnya dan mengeluarkan suaranya yang cukup berat dengan aksen british nya yang kental.

"Kabar, apa?" tanya Eva sambil mengelus dadanya pelan. Berusaha memberitahu jantungnya untuk berdetak lebih pelan.

"Misi."

Ghost pun langsung meninggalkan tempat latihan begitu saja, tidak menunggu jawaban baik dari Eva maupun Soap. Kedua anak buahnya itu pun segera meninggalkan kegiatan latihannya untuk berkumpul di ruang rapat. Sesampainya di ruangan itu, Eva dapat melihat meja yang biasa dipenuhi dengan alat makan tergantikan oleh sebuah tablet yang menunjukkan sesosok wajah lelaki berkacamata.

"Show what you got, L.t.," ucap Soap saat tiba di depan meja.

"Mexican Special Force, Alejandro, sang pemimpin." Ghost menunjuk lelaki berkacamata yang terpampang di tablet. "Kemarin dia berhasil mengetahui Hassan memang menyeludupkan suatu barang ke U.S. Laswell menduga itu adalah rudal seperti yang kita temukan beberapa hari yg lalu."

Ghost kemudian men-swipe gambar Alejandro, menunjukkan dua wajah yang cukup familiar bagi seluruh tim TF-141. Hassan dan pemimpin Shadow Company, Philip Graves.

"Kau pasti tahu siapa dia," ucap Ghost.

Eva mengangguk. Sebagai mantan anggota Shadow Company, siapa yang tidak tahu pemimpin dari organisasi itu? Lelaki yang memiliki rambut cepak dan nada bicaranya yang sangat khas, juga kedekatannya dengan bawahannya yang patut diancungi jempol.

"Laswell menyuruh kita untuk pergi ke Las Almas bersama mereka. Berharap bisa menemukan Hassan di sana," lanjut lelaki hanya menggunakan masker full face tanpa topeng tengkoraknya itu. "Dan beberapa menit lagi kita harus pergi, jadi persiapkan diri kalian."

Kedua anggota TF-141 itu mengangguk mantap dan segera membubarkan dirinya.

"Evangeline." Suara yang semula berat tegas itu pun melunak saat memanggil nama perempuan itu.

Under His Gaze - CODWMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang