7

83 12 7
                                    

Eva menerjap kedua matanya. Cahaya lampu ruangan pun langsung menusuk pandangan. Seingatnya, sebelum tak sadarkan diri, perempuan itu masih terduduk di pesawat milik Shadow Company.

Dan di sini lah dia, terbaring di atas kasur dengan sebuah jarum di tangannya yang tersambung sekantung darah yang sudah tersisa sedikit. Eva familliar dengan tempat ini. Sebelum dia bisa menebak di mana dirinya terbaring lemah, pintu terbuka pelan, memperlihatkan sosok lelaki yang sangat dibencinya.

"Kau menghabiskan 3 kantung darah, kau tau?" ucap lelaki itu yang masih memakai seragam misinya sambil melipat kedua tangannya.

"Aku tidak ingin melihat wajahmu itu, Graves," tegas Eva.

Perempuan itu baru saja kembali ke alam sadarnya, tentu saja dirinya merasa kesal karena orang yang pertama kali tertangkap oleh kedua maniknya adalah Phillip Graves.

Enggan untuk menuruti kemauan Eva, Graves menarik bangku dan duduk di atasnya. "Itu kah yang kau ucapkan kepada seseorang yang menyelamatkanmu?"

Eva memutar bola matanya. "Sejak kapan kau menjadi penyelamatku?"

"Liteunant-mu sendiri memintaku untuk menyelamatkanmu, Zara."

Tubuh Eva yang semula terbaring pun memiliki kekuatan untuk bangkit dari kasur, hendak memukul wajah Graves yang rupawan itu. Namun, jarum yang masih menancap di tangannya, membuat Eva tidak bisa bergerak lebih jauh lagi.

"Jangan panggil aku dengan nama itu."

"Apa yang sudah berlalu biarkan berlalu. Kau harus terus berjalan maju,"ucap Graves. "Tidak ada waktu untuk terus bersedih."

Mata Eva masih menatap tajam lelaki itu. Menurutnya, apa yang Graves tahu tentang trauma yang dia alami? Lelaki itu tidak ada bersamanya di misi yang membuatnya memutuskan untuk mengambil waktu untuk beristirahat selama 3 bulan.

"Kau tidak merindukan masa-masa itu?" Graves bangkit dari duduknya dan berjelan mendekati perempuan yang masih terduduk di atas kasur. "Bukankah kita sedekat itu?"

Kedua tangan Eva mendorong kuat-kuat tubuh Graves. "Pergi. Jangan pernah mengungkit masa-masa itu lagi. Aku hadir sebagai anggota TF-141, bukan Shadow Company."

"Semua orang merindukanmu."

"Aku tidak peduli." Eva menahan suaranya yang sudah mulai bergertar. "Mereka semua termasuk kau, tidak peduli dengan kejadian apa yang menimpaku."

Graves menghela napas berat. "Kita semua peduli, tapi—"

"Oh jangan ucapkan alasanmu yang tidak masuk akal itu. Sinyal buruk, dan kita tidak bisa menemukan kalian di runtuhan bangunan."

Sejak awal Eva berusaha untuk tidak mengingat misi yang membuatnya hengkang dari Shadow Company serta trauma yang mengganggunya selama misinya beberapa hari terakhir ini. Namun, melihat sosok yang menjadi komandernya sewaktu dirinya masih berada di Shadow Company, tentu saja membuat Eva merasa marah.

"Tapi memang itu yang sebenarnya terjadi, Zara."

"Pergi," tegas Eva. "Pergi sebelum aku melemparkan gelas ini ke wajahmu, Graves."

Melihat emosi Eva yang semakin memuncak membuat Graves memutuskan untuk menganggukkan kepalanya. Dia pun berjalan keluar dari ruangan tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Detak jantung Eva mulai berdetak cukup cepat. Perempuan itu mulai mengatur nafasnya perlahan. Dadanya terasa sakit, kalau bisa, dirinya ingin sekali melupakan misi yang membuatnya trauma itu.

Pintu ruangan kembali terbuka pelan, membuat Eva langsung meraih gelas yang masih berisi air itu.

"Sudah ku bilang untuk keluar dari sini!" pekik Eva sambil melemparkan gelas itu kepada sosok lelaki yang baru saja menutup pintu rapat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Under His Gaze - CODWMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang