Prolog

662 45 0
                                    

'TING TONG!'

'TING TONG!'

'TING TONG!'

SUARA bel yang ditekan berulang kali membuat Jaehyun mau tak mau membuka matanya. Bias sinar mentari yang menelusup lewat celah-celah gorden berhasil membuatnya mengerjap berulang kali untuk membiasakan penglihatannya yang masih sedikit mengantuk. Belum lagi kepalanya terasa sangat pusing efek dari minuman alkohol yang semalam dikonsumsinya.

Jaehyun mendudukan diri di tepi ranjang tempat tidurnya lalu melirik jam yang bertengger di atas nakas.

'Masih jam 6 pagi' yang artinya terlalu awal bagi Jaehyun untuk menjalankan aktivitasnya.

Mengingat hal itu membuat kantuk kembali menderanya. Jaehyun bahkan hampir kembali jatuh tidur jika saja suara bel sialan itu kembali terdengar.

'TING TONG!'

'TING TONG!'

'TING TONG!'

"Oh fuck! Siapa orang sialan yang bertamu di jam segini!" umpatnya sebelum berjalan dengan sempoyongan ke arah pintu. Kakinya bahkan beberapa kali tersandung dan hampir terjatuh karena efek pusing yang mendera kepalanya.

'TING TONG!'

'TING TONG!'

"Iya sebentar!" teriaknya begitu merasa sang tamu makin tak sabaran.

Jaehyun bergegas menuju pintu apartemennya dan segera membuka pintu itu tanpa mengecek introphone.

"Yak seben-" kata-katanya kembali tertelan saat mendapati tak ada seorang pun di balik pintu itu kecuali sebuah keranjang berisi bayi.


Wait...Bayi?









BAYI?!








B-A-Y-I








A BABY!




Kedua matanya yang sebelumnya setengah terpejam mendadak terbuka sempurna. Rasanya hampir serangan jantung mendapati bahwa ada bayi disana.
Jaehyun melangkahi keranjang itu lalu berlari bolak-balik koridor beberapa kali mencari tanda-tanda bagi pelaku tak bertanggung jawab yang seenaknya meletakan keranjang bayi di depan unit apartemennya.

Namun nihil, tidak ada seorang pun disana.
Jaehyun akhirnya kembali ke apartemennya yang pintunya belum sempat di tutup dan memandangi bayi dalam keranjang itu yang tengah tertidur pulas dalam balutan selimut berwarna merah muda.

Dan saat Jaehyun memperhatikannya lagi ternyata ada secarik kertas yang terselip diantara selimut bayi itu.

Si Jung segera mengambilnya. Siapa tahu dia bisa menemukan informasi dalam kertas itu. Dengan gerakan hati-hati dia menarik kertas yang tertimpa tangan gemuk si bayi, mencoba sepelan mungkin agar tidak membuat bayi itu terbangun.

Setelah mengambil kertas itu Jaehyun mulai membuka lipatannya. Ada aroma lotion dan bedak bayi yang menguar dari kertas itu yang menurut Jaehyun cukup asing karena mungkin ini adalah pertama kalinya dia mencium aroma bayi.

Saat kertas terbuka, dia melihat ada serangkaian kata disana dan tanpa pikir panjang langsung di bacanya dalam hati.




'...UNTUK JUNG JAEHYUN YANG TERHORMAT
Mungkin kau lupa atau bahkan tak mengingatku sama sekali tapi disini aku akan coba memberitahumu apa yang terjadi diantara kita sekitar satu tahun yang lalu atau lebih tepatnya empat belas bulan yang lalu.
Waktu itu kita sama-sama mabuk dan tak sengaja melakukan 'itu' dan tanpa diduga kegiatan itu membuahkan hasil yakni JENO, bayi yang ada dihadapanmu.

Aku mengirimnya padamu bukan tanpa alasan melainkan untuk membuatmu bertanggung jawab atas apa yang kau lakukan padaku empat belas bulan lalu.
Kuminta kau merawatnya dengan baik dan jangan coba mencariku karena setelah waktunya tepat aku sendiri yang akan menemuimu.

Tertanda
IBU KANDUNG JENO...'






Jaehyun specless ditempatnya.

Bahkan sampai menjatuhkan secarik kertas -surat- itu dari tangannya.

Dia tak pernah membayangkan akan dikirimi bayi seperti ini ke apartemennya mengingat sudah berulang kali dia melakukan hal itu pada banyak wanita namun sebelumnya tak pernah sekalipun sampai kebobolan karena Jaehyun selalu memegang prinsip main aman dan tak sembarangan. Selain itu ada prinsip lainnya yang merupakan prinsip yang terpenting yakni menjaga dirinya dalam keadaan sadar -tidak mabuk- saat melakukan hal seperti itu sehingga menghindarkannya dari hal yang tidak diinginkannya.
Dan sayangnya hal yang tak diinginkan itu harus terjadi sekarang.

Jaehyun menyentuh kepalanya yang berdenyut nyeri sebelum menatap bayi itu lekat-lekat, mencoba mengingat-ingat siapa wanita yang kemungkinan memiliki kemiripan wajah dengan bayi ini namun yang ada kepalanya makin bertambah pusing.

Terlalu banyak wanita yang sudah menghabiskan waktu dengannya. Hingga Jaehyun tidak dapat mengingatnya satu persatu. Jangankan wajahnya, namanya pun tak diingatnya sama sekali.






OH MY GOD




INI BENCANA!!




JAEHYUN HARUS APA SEKARANG??!!

.

.

.

.

.


TBC

Gimana guys?? Lanjut tidak nih?

BECAUSE A BABY [JaeRosè]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang