Bab - 6

147 12 0
                                    

ROSE merebahkan tubuhnya di atas sofa untuk merilekskan otot punggungnya yang terasa kaku karena terlalu lama duduk, sedari tadi dia memang mengerjakan beberapa tugasnya yang hampir mencapai deadline agar cepat terselesaikan. Diam-diam benaknya kembali mengingat ucapan ibunya di telepon pagi tadi yang mengatakan jawaban tentang perjodohannya dari Jung Jaehyun dan siapa yang menduga jika pria itu menerimanya.

Oh sialan! Hal itu jelas sangat mengejutkan bahkan lebih mengejutkan hujan salju di tengah gurun. Dia tidak pernah bermimpi memiliki status 'Tunangan' dari si brengsek itu apalagi mengingat reaksi Loren pagi tadi.

Pemuda Lee itu tertawa terbahak-bahak bahkan sampai tertunduk mendengar berita itu dan lebih mengesalkan lagi saat dia menyalami Rose dan mengucapkan selamat dengan main-main. Oh astaga! mengingatnya membuat Rose benar-benar ingin menendangnya ke luar.

Rose kembali membuka matanya dan pandangannya langsung tertuju ke sebuah kotak beludru berwarna donker yang diberikan Jaehyun saat di kampus tadi dan sudah dapat ditebak, isinya adalah sebuah cincin dengan mata berlian kecil yang indah. Jaehyun tadi berniat untuk memasangkannya di jemari Rose namun gadis itu menolaknya dan mengatakan bahwa dia akan memakainya sendiri saat sampai di apartemen tapi meski sudah hampir 7 jam dari kepulangannya di kampus, Rose tidak menyentuh benda itu sedikitpun.

Rose akhirnya bangkit dari posisi berbaringnya dan berniat untuk membereskan laptop dan kertas tugasnya yang berantakan sebelum ponselnya berbunyi nyaring. Rose segera meraih benda pipih itu dan mendapati nama Richard tertera disana.

Oh astaga! Dia bahkah lupa bahwa kakaknya itu minta dikirimkan obat pereda demam. Tanpa basa basi Rose menekan tombol hijau dan suara Richard segera memenuhi pendengarannya

"..Kau dimana? Kenapa kau tidak membeli obat seperti yang kuminta" suara Richard terdengar marah di sebrang sana.

"Maafkan aku, aku tadi melupakannya aku akan mengantarkannya sekarang.." Rose mengaktifkan loudspeaker sembari menyambar jaketnya.

"Sekarang itu sudah tidak diperlukan, kau datang saja ke rumah sakit.." jawab Richard

"Apa? Rumah sakit? kenapa bisa?" Rose mendadak lesu mendengarnya, apa mungkit separah itu ya? hingga bisa ke rumah sakit?

"Aku akan menjelaskannya nanti, lebih baik kesini sekarang.." lanjut Richard lagi sebelum memutuskan panggilan.

Rose menarik resleting jaketnya dan mengenakan sepatunya dengan tergesa setelah itu dia membuka pintu unit dan berlari menuju lift tapi langkahnya keburu berhenti saat melihat Jaehyun yang baru keluar lift sambil merangkul seorang wanita.






That's crazy!




Bukannya si sialan itu menyetujui perjodohan di antara mereka tapi kenapa dia masih dengan kebiasaan bodohnya itu? Rose memutar langkah dan kembali masuk ke unitnya, tanpa basa-basi dia langsung menuju ke meja ruang tamu tempat dimana tadi dia meletakan kotak beludru biru berisi cincin.

Diambilnya cincin itu dari dalam kotak lalu disematkannya di jari tenghanya. Rose kembali berjalan keluar unitnya dan Jaehyun dengan wanita asing itu sudah ada ditempat semula, dapat dipastikan mereka berada di unit Jaehyun sekarang.

Dengan langkah terburu dia menghampiri unit itu dan menggedor pintunya dengan brutal. Sepuluh menit berlalu namun pintu belum juga dibuka dan Rose tidak menyerah begitu saja hingga akhirnya pintu kayu itu terbuka dark dalam menampilkan Jaehyun yang bertelanjang dada dengan tatapan kebingungan.





Plak..






Tanpa babibu Rose menamparnya sebelum merangsek masuk kedalam menyisakan Jaehyun yang terkejut bukan main. Pemuda Jung itu segera menyusulnya dan mendapati Rose yang kini tengah menyeret dan juga menjambak 'teman' kencannya dengan kasar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BECAUSE A BABY [JaeRosè]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang