Chapter 16

43 3 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Suasana kantin saat ini sangat ramai karena bel istirahat sudah berbunyi, seluruh murid mengantri untuk mengambil jatah makan siang mereka

"Apa menu hari ini?" Tanya Keenan agak menjinjit untuk mengintip menu yang disediakan

"Sabar napa sih, nanti juga liat" ujar Farzan

"Tau nih kecil, ga sabaran" sahut Hesa

"Gue ga sekecil itu ya! Kalian aja yang ketinggian!" Kesal Keenan, ketiga temannya pun tertawa melihat Keenan yang mencibik kesal

Memang Keenan agak sedikit lebih pendek diantara mereka berempat karena itu mereka senang menggoda Keenan dengan tinggi badan

Keenan biasanya akan membalas ucapan mereka atau hanya melontarkan kekesalan saja

Setelah mendapatkan makan siang, mereka pun duduk dikursi pojok dekat dengan jendela besar yang mengarah pada lapangan basket

"Lo ribet amat sih? Ngapain bawa laptop?" Heran Keenan yang melihat Sadam sibuk dengan laptop dan nampan berisi makanan di tangannya

"Orang bucin lo tanyain" sahut Farzan, dia sudah tahu jika Sadam membawa laptop maka ia akan menghubungi Khai

Sadam tersenyum kearah Farzan dengan tangan membentuk pose hati setelah ia duduk dan menyimpan bawaannya di meja

"Tau aja, pengertian banget sih" Farzan bergidik ngeri sementara Hesa dan Keenan tertawa melihat kelakuan dua orang itu

"Gimana Khai? Ada kemajuan?" Tanya Hesa

"Ga maju ga mundur sih" sahut Sadam, ia memakan makanan nya sambil menunggu balasan dari Khai

"Terus lo mau gini terus?"

Sadam mengalihkan pandanganya dari laptop kearah Hesa,
"Ya gamau tapi kan ga mungkin gue paksain"

"Lo kenapa ga nyerah aja? Alot kayanya buat taklukin Khai" Sadam menatap horor kearah Keenan

"Susah gue deketin, pas udah deket masa gue nyerah" protes Sadam, Keenan menggedikan bahunya sebagai respon

"Terus kalo sama Vio?" Tanya Hesa membuat Sadam mengernyit bingung

"Ko tiba-tiba Vio?"

"Vio mana? Viona kelas kita?" Tanya Keenan yang ikut bingung, Hesa mengangguk mengiyakan

Farzan hanya diam sambil memakan makanan nya dengan tenang, ia menikmati keributan dari teman-temannya

"Kan lo deket juga sama dia"

"Deket apa sih? Dia temen kelas terus satu organisasi jadi ya ga ada yang salah kan?"

"Ya engga tapi emang harus sampe nganterin dia ke asrama putri?"

Tentang WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang