Six: Pacar?

2.3K 67 8
                                    

➷➷➷

~Happy Reading~

Setelah kejadian itu, Cesy tak masuk sekolah selama 4 hari karena demam tinggi. Entah mengapa tubuhnya tiba-tiba saja panas seusai pulang dari rumah Skala. Skala sudah menceritakan kejadian ini kepada Louvu. Dan selama 4 hari ini mereka selalu menjeguk dirinya sepulang sekolah.

Hari ini, Cesy sudah sehat. Wajah pucatnya sudah kembali segar. Namun tidak dengan hatinya yang sangat was-was. Ia belum siap jika harus bertemu lagi dengan para bajingan itu. Sialnya, mereka satu sekolah dengannya. Dan kalian tau apa yang terjadi saat ini?

Doanya tak terkabulkan. Cesy yang sedang berjalan untuk memasuki kelasnya tersentak kaku kala sudut matanya menangkap geng Carberius yang tengah menatapnya dari ujung lorong. Tatapan tajam dari ke empat lelaki itu sontak membuat tubuhnya merinding.

Tingg

Sejenak ia mengalihkan pandangannya kala sebuah notifikasi masuk pada ponselnya. Ia segera membukanya.

+62xxxx
| jgn coba ngehindar sayang
| lo punya gue

Ow shit! Apakah ini Lucian? Padahal ia sudah memblokir semua kontak mereka. Ia juga sudah keluar dari grup yang pernah mereka buat. Dengan cepat Cesy mengalihkan pandangannya menuju ke arah lelaki itu. Dan benar saja, Lucian kini, sedang menatapnya dengan seringai mengerikan di sana. Mata biru kelamnya menyala dengan ganas.

Tanpa pikir panjang, Cesy segera masuk ke kelasnya yang sudah cukup ramai. Dengan napas memburu, Cesy duduk di bangkunya. Louvu dan Skala yang melihat Cesy panik segera menghampiri gadis itu.

"Lo kenapa Ces?" Tanya Louvu langsung merangkul pundaknya.

Cesy menggeleng kecil. Skala berdecak kesal. "Ini pasti ada kaitannya sama mereka kan?Ada apa? Jujur sama kita!"

"La, Vu, it's oke kok. Kalian tenang aja. Gue tadi cuma nggak sengaja liat mereka dan keinget kejadian waktu itu, udah itu aja," bohongnya. Cesy hanya tak mau membuat mereka semakin khawatir jika melihat pesan itu.

Louvu menghela napas. "Yaudah, tapi kalo ada apa-apa, langsung cerita sama kita!" Cesy mengacungkan jempolnya disertai senyum kecil.

Louvu dan Skala kembali di tempat duduknya masing-masing. Mereka memang duduk terpisah sesuai dengan jadwal bulanan. Tempat duduk kelas ini selalu di rolling oleh wali kelas mereka setiap bulan. Dan kebetulan tempat duduknya terpisah cukup jauh dengan Skala dan Louvu. Terdengar ponselnya berbunyi lagi. Cesy segera melihatnya. Dan ternyata itu adalah nomor yang sama. Ya, Lucian. Saat Cesy hendak memblokirnya, Lucian mengirimkan sebuah video. Karena penasaran, ia akhirnya membukanya.

Deg! Nafasnya menjadi tak beraturan setelah melihat video itu. Keringatnya mengucur deras, takut jika lelaki itu nekat menyebarkan videonya. Ya, sebuah video rekaman cctv di sebuah club yang tak lain adalah club waktu itu. Terlihat Cesy duduk di pangkuan seorang lelaki yang menampilkan adegan tak pantas. Serta ia yang memukul kepala lelaki itu dengan vas bunga.

Memang Lucianlah yang sebenarnya melakukan itu. Namun, yang membuat ia takut setengah mati adalah wajah dari lelaki yang seharusnya Lucian, berubah menjadi wajah Skala. Ya, orang yang tak terlibat dengan masalahnya. Dengan editan yang terlihat sangat real ini, bagaimana jadinya jika ini menyebar ke seluruh sekolah? Yes, reputasinya dan Skala akan hancur. Ditambah lagi, ia belum siap jika dirinya akan dibenci oleh sahabatnya itu. Wa1aupun ia tau jika Skala tak akan tinggal diam, tetap saja lelaki itu pasti akan menganggap menjijikan.

LUCIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang