09

89 6 0
                                    

Kini para gadis sudah berada di kamar Karina. Mereka sedang girl's time.

"Eh eh guys, kita deeptalk yuk." Ajak Giselle.

Yeji yang mendengarnya langsung berlari dan mendekat ke arah Giselle. "Eh boleh tuh."

"Tapi ada gue nih." Ucap Mia tak enak hati.

"Emangnya kenapa kalo ada lo?." Tanya Giselle.

"Ya kan kalo deeptalk artinya obrolannya bener-bener privat banget dan mendalam kan?. Sedangkan gue disini statusnya cuma temen biasa, bukan sahabat seperti kalian."

"Alahh Mia, nggak apa-apa lah. Lagipun deeptalk kita ini nggak privat-privat banget kok, dan nggak mendalam banget. Intinya mah, deeptalk kita ini bukan bener-bener deep gitu. Jadi lo boleh ikut kita deeptalkan." Ucap Yeji.

"Betul tuh. Kalau pun lo mau umbar ke geng lo juga nggak apa-apa." Tambah Karina.

Mia langsung melambaikan tangannya, "Eh nggak. Gue nggak ada niatan buat kasih tau ke geng gue kok."

"Bagus lah. Ayo cepet." Ucap Giselle yang sudah tidak sabar.

Kini Giselle, Karina, Lia, Yeji, dan Mia sudah duduk membentuk lingkaran.

"Siapa yang mau mulai duluan nih?." Tanya Lia.

"Lo dulu." Jawab Karina.

"Ha? Nggak mau. Lo dulu, baru gue." Tolak Lia.

"Lo dulu, Li."

"Nggak mau, Rin."

"Udah udah. Gue duluan aja ya." Ucap Yeji.

"Jangan bahas Jeno loh ya." Ucap Giselle yang sudah bisa menebak, jika Yeji akan membahas tentang Jeno. Sungguh budak cinta.

"Yaelah. Gue nggak ada lagi bahasan lain selain Jeno."

"Skip, skip." Ucap Giselle dan Karina bersamaan. Mereka berdua sudah muak mendengar tentang Jeno yang diceritakan Yeji.

"Ish." Kesal Yeji.

Lia mengangkat tangannya, "Tapi gue belum denger Yeji cerita tentang Jeno."

"Gue juga." Tambah Mia.

"Nahh, kalian berdua emang best nih." Yeji memberi dua jempol pada Lia dan Mia. Sedangkan Karina dan Giselle hanya memutar kedua bola matanya malas.

"Nih dengerin ya." Lia dan Mia sudah siap mendengar dengan seksama.

"Jeno itu ganteng banget. Dia tuh cowok gue yang paling terbaik dari yang terbaik. Jeno itu sempurna. Wajahnya bener-bener bak dewa yunani. Apalagi rahangnya yang tegas. Gue suka banget megang rahangnya. Demi apa! Gue beruntung banget jadi cewek Jeno!!." Yeji menggigit bantalnya karena merasa salting.

Karina dan Giselle yang sudah tau, bahkan sering mendengarnya hanya memasang wajah datar. Sedangkan Lia dan Mia memberi reaksi terkejut.

"Kan, gue bilang juga apa. Skip aja kalo Yeji cerita tentang Jeno." Ucap Giselle.

"Gue kira bakalan cerita tentang aibnya Jeno, ataupun tentang keburukan Jeno gitu." Ucap Mia.

Yeji yang mendengar ucapan Mia pun berkata, "Heh, Jeno gue tuh nggak ada keburukan. Dia tuh, orang yang paling sempurna di dunia ini."

"Iyain aja biar beres. Yok lanjut, siapa yang mau cerita?." Tanya Karina.

"Gue, gue." Mia mengangkat tangannya.

"Oke, lo bisa cerita."

"Jadi kalian tau kan kalau gue baru gabung sama gengnya Yiren kurang lebih satu bulan lalu?."

Semuanya mengangguk. "Iya tau. Terus?."

"Sebenernya gue suka sama satu cowok. Gue suka tuh cowok dari gue masih SMP. Karena dulu gue sama dia satu kelas. Nah, baru beberapa hari yang lalu gue cerita sama Yiren. Kalo gue lagi suka sama satu cowok. Terus setelah gue cerita gitu sama Yiren, dia malah minta nomor handphone tuh cowok. Dan alhasil, ternyata Yiren juga ikutan suka sama cowok yang gue suka itu." Mia menunduk dengan wajah yang murung.

"Wahh, Yiren emang suka banget ya ikut-ikutan. Dulu, Karina juga suka sama cowok, dan disukain juga sama Yiren. Padahal yang suka duluan Karin, tapi malah Yiren ikut-ikutan suka juga sama cowok yang disukain Karin." Ucap Yeji tiba-tiba.

"Oh iya?." Tanya Mia cukup terkejut. Karena baru tau satu fakta ini. Karina yang mendengar itu malah kesal. "Yeji, kok lo malah kasih tau itu sih."

"Eh sorry." Yeji menunjukkan cengiran dan dua jarinya.

"Jadi beneran lo pernah digituin juga sama Yiren, Rin?." Tanya Mia.

Karina pun pasrah, akhirnya ia beritahu saja Mia. "Iya. Dulu waktu masih kelas 10, gue satu kelas sama Yiren. Sama Yeji juga. Dan kita bertiga temenan. Akrab banget. Terus ada satu cowok di kelas sebelah, gue suka dia. Awalnya gue cerita cuma sama Yeji doang. Terus selang beberapa minggu, Yiren tau kalo gue sering curhat sama Yeji. Dia kesel, karena merasa nggak dianggap. Dan karena gue nggak mau Yiren sedih, yaudah gue kasih tau aja semuanya apa yang udah gue kasih tau ke Yeji. Terus selang dua hari, Yiren kelihatan coba deketin cowok yang gue suka itu. Awalnya gue ya biasa aja. Tapi makin bertambahnya hari, Yiren masih kelihatan deketin tuh cowok. Alhasil gue tanya sama Yiren, dan jawaban Yiren, karena dia suka juga sama cowok yang gue suka." Jelas Karina.

"Dan semenjak kejadian itu, gue sama Karina udah nggak temenan lagi sama Yiren. Dan seneng juga waktu kelas sebelas, akhirnya nggak satu kelas sama Yiren. Eh malah kelas dua belasnya satu kelas lagi." Tambah Yeji dengan ekspresi kesal.

"Ohh. Ternyata kelakuan Yiren emang kayak gitu ya? Gue jadi kesel deh. Gue jadi males temenan sama Yiren."

"Yaudah, lo nggak usah temenan lagi aja sama Yiren." Ucap Giselle.

"Tapi gue bingung. Kalo gue nggak temenan lagi sama Yiren, pasti gue bakal dibully sama Yiren dan temen-temennya."

"Loh, sekarang udah ada job baru kah? Job jadi pembully?." Tanya Yeji.

"Iya. Memangnya kalian nggak tau?." Tanya Mia dengan heran. Pasalnya mereka satu kelas. Karina dan Yeji menjawabnya dengan sebuah gelengan. Lia hanya diam, karena statusnya masih murid baru. Dan Giselle mengangguk-anggukan kepalanya.

"Lo tau, Selle?." Tanya Karina karena melihat Giselle mengangguk-anggukan kepalanya.

"Tau. Kelakuan Yiren emang agak-agak. Bahkan dia pernah bully adik kelas waktu masih SMP."

"Loh, lo satu SMP sama Yiren?." Tanya Yeji.

"Iya."

"Kok lo nggak pernah cerita?."

"Ya buat apa gue cerita? Nggak penting."

"Iya juga sih." Ucap Yeji.

"Tapi seriusan, kok gue nggak tau ya?." Heran Yeji.

"Iya. Gue juga nggak tau." Tambah Karina yang juga merasa heran.

"Wajar aja. Kalian mah setiap kali gue ajak lihat keributan, nggak mau. Tiap kali gue mau ngasih tau sesuatu, kalian selalu bilang, Giselle nggak boleh ngegosip, nggak baik. Jadi nggak tau berita apa-apa kan kalian berdua." Cerca Giselle. Karina dan Yeji hanya menyengir.

"Ya habisnya, lo sama Haechan udah kayak biang rumpi. Up-to-date banget sama info-info di Sekolah, bahkan di luar sekolah kalian berdua nggak pernah ketinggalan informasi." Ucap Yeji.

"Kalo nggak salah, Giselle sama Haechan itu termasuk admin rumpinya Moon High School kan?." Tanya Mia.

"Emang iya?." Tanya Karina dan Yeji bersamaan.

"Iya." Jawab Giselle santai dengan meminum susu coklatnya.

"Kok bisa lo nggak ngasih tau kita?." Ucap Karina dan Yeji bersamaan.

"Buat apa kasih tau? Nggak penting. Kalian nggak suka ngegosip juga kan." Ucap Giselle.

"Udah, lanjut lagi deeptalknya. Siapa yang mau cerita?." Tanya Giselle yang sengaja untuk mengalihkan pembicaraan. Ia tidak mau girls time mereka hanya membahas tentang Yiren dan dirinya.

Tapi tidak yang mengajukan dirinya. Semuanya diam. Hingga seseorang mengangkat tangannya. "Gue.., mau cerita."

WE ||00LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang