08

148 11 1
                                    

"Hey, jangan pulang dulu dong. Ini tante udah buatin burger udang untuk kalian." Irene datang dengan membawa nampan berisi beberapa burger udang.

"Wihh burger udang." Lia langsung berlari mendekati Irene.

"Hati-hati Lia, jangan lari-lari gitu, nanti jatuh." Peringat Irene. Lia hanya menunjukkan senyuman saja.

Semuanya pun mengambil burger udang sesuai bagiannya masing-masing.

"Sebentar ya, tante mau ambil minuman buat kalian dulu." Irene berjalan pergi.

"Karina bantuin, mom." Karina berdiri dan menyusul Irene untuk membawakan minumannya.

"Lia juga." Lia meletakan burger udangnya dan berdiri menyusul Karina dan Irene.

Jaemin melihat Giselle dan Yeji, "Lo berdua nggak ikutan nyusul?."

"Lah, ngapain? Ngambil minuman doang mah nggak perlu banyak-banyak yang bantuin kali."

"Betul tuh kata Yeji." Giselle mengangguk setuju.

Tak lama kemudian, terdengar teriakan Karina.

"Yeji, Giselle, cepet kesini bantuin gue sama Lia!!."

"Noh denger. Karina manggil lo berdua." Ucap Jaemin.

"Iya gue denger. Nggak usah lo kasih tau juga kali." Yeji dan Giselle berdiri dan berlari menuju Karina dan Lia berada.

Tak lama kemudian, datanglah Karina, Yeji, Lia, dan Giselle yang membawa beberapa minuman di tangannya. Hanya Giselle dan Yeji sih yang membawa dua gelas minuman. Sedangkan Karina dan Lia membawa satu gelas minuman aja.

"Nih minuman kamu." Yeji memberikan satu gelas minuman pada Jeno.

"Makasih sayang."

"Sama-sama."

"Nih minuman lo." Giselle memberikan satu gelas minuman pada Jaemin.

Bukannya menerima gelas minuman itu, Jaemin malah bertanya, "Kok lo sih yang ngasih?."

"Ya terus lo maunya siapa yang ngasih?." Tanya Giselle.

"Lia lah. Pake nanya lo." Jawab Jaemin.

"Lo mau disemprot Karin?." Tanya Giselle.

"Udah lo terima aja minumannya. Udah syukur gue kasih lo minuman." Ucap Karina.

"Tau nih. Kalo nggak mau yaudah, minumannya buat gue aja. Lumayan gue dapet dua gelas." Giselle hendak menjauh dari Jaemin tapi Jaemin langsung mengambil satu gelas dari Giselle.

"Mau juga kan lo." Ucap Giselle.

"Ya daripada gue nggak dapet minum kan." Jaemin meminum es jeruk di gelasnya.

"Uhh seger." Jaemin memegang lehernya.

"Ini pasti bikinan Lia ya? Makanya rasa es jeruknya enak dan manis gini?." Tanya Jaemin.

"Em.. bukan, Jaem. Yang bikinin itu Giselle." Jawab Lia.

"Pyuh, pantesan asem bener rasanya. Ternyata yang bikin Giselle."

"Eh, tadi lo bilang minumannya rasanya manis ya. Kenapa sekarang jadinya asem?." Sewot Giselle.

"Tadi emang manis, tapi sekarang gue minum lagi rasanya asem."

"Boong banget lo, Jaem. Itu rasa minuman aslinya asin kan?." Ucap Yeji.

"Eh, kok lo tau, Ji?."

"Ya karena minuman di gelas itu ditambahin garam sama Karina." Yeji menunjuk Karina. Sedangkan Karina hanya tersenyum menunjukkan gigi putihnya yang berjejer rapi.

"Wahh bener-bener lo, Rin." Kesal Jaemin, tapi tetap minum es jeruknya juga.

"Eh, kok lo masih tetep diminum si, Jaem?." Tanya Mia.

"Ya gimana ya, Mi? Ini kan minuman. Kalo nggak diminum mubadzir. Jadi walaupun rasanya asin, gue minum aja. Masih enak kok."

Semuanya melihat Jaemin yang memakan burger udang dan meminum es jeruk asin itu bergantian.

"Jaem, lo beneran tahan minum itu?." Tanya Giselle.

"Iya nih, gue yang ngeliat aja rasanya mau mual keinget Karina ngasih garamnya empat sendok."

"Anjirlah. Asin banget dong itu." Ucap Mia kaget.

"Udah, kalo lo emang nggak kuat minum es jeruk asin itu, nggak usah lo minum." Ucap Karina.

"Nggak, gue tetep bakalan minum." Jaemin pun meminumnya hingga abis.

"Lo bakalan darah tinggi nih minum es jeruk garam gitu." Ucap Giselle.

"Nggakpapa lah, malah bagus. Kebetulan gue punya riwayat darah rendah." Ucap Jaemin enteng.

"Yeee, nggak gitu juga cara buat nambahin darahnya juga bego." Giselle menjitak kepala Jaemin pelan.

"Jaemin emang gitu orangnya. Dia nggak mau buang-buang makanan atau minuman. Enak nggak enak dia tetep abisin." Ucap Jeno.

"Iya, gue nggak suka orang mainin makanan atau minuman." Ucap Jaemin menatap Karina.

"Iya deh iya. Gue minta maaf, udah mainin minuman lo."

"Iya nggakpapa, asal lo nggak mainin perasaan gue aja." Jaemin malah mengelus kepala Karina lembut.

Karina malah menepis tangan Jaemin yang mengelus kepalanya, "Nggak usah pegang-pegang gue."

"Jaemin, nih es jeruknya. Ini bikinan gue, nggak gue kasih garam. Dijamin rasanya enak." Ucap Lia yang menyerahkan satu gelas es jeruk pada Jaemin.

"Itu minumannya siapa, Li?." Tanya Yeji.

"Minumannya Jaemin."

"Lo bikin lagi?."

"Iya. Tadi waktu kalian lagi ngobrol, gue langsung pergi ke dapur buat bikin baru. Nggak tega gue, Jaemin minum es jeruk asin gitu."

"Aduh aduh aduh, calon pacar gue emang yang paling pengertian banget ini." Jaemin mengelus kepala Lia lembut. Lia pun menunduk malu dan pipinya bersemu merah. Jaemin yang melihatnya pun tertawa kecil.

"Aduh, camtik banget deh. Pipinya merah." Goda Jaemin.

Lia langsung menangkup kedua pipinya, "Apaan sih? Nggak."

Karina yang melihat Lia mulai baper pun langsung berdiri dan duduk diantara Lia dan Jaemin.

"Kalian nggak boleh deket-deket."

"Ganggu aja lo, Rin." Kesal Jaemin.

"Udah lo minum aja tuh minuman buatan sepupu gue."

"Oh ya pasti. Minuman buatan calon pacar gue masa nggak gue nikmati." Karina hanya menatap Jaemin kesal.

Mereka pun kembali memakan burger udang dan meminum es jeruknya dengan gembira. Mengobrol santai, terkadang perdebatan kecil pun dimulai.

Hingga tanpa sadar, makanan dan minuman sudah habis.

"Uh, kenyang gue." Jaemin mengelus perutnya.

"Perut lo kembung tuh, kebanyakan minum." Ucap Jeno.

"Iya nih kayaknya."

"Kalian berdua pulang gih." Ucap Karina yang masih tidak henti-hentinya menyuruh Jaemin dan Jeno untuk pulang.

"Iya, ayo Jen." Jaemin menarik tangan Jeno untuk pulang bersama.

"Sayang, aku pulang dulu ya." Pamit Jeno pada Yeji dan dijawab anggukan oleh Yeji.

Mia pun berdiri, "Gue juga pamit pulang ya."

"Eh, lo ikutan nginep disini aja, Mi." Ucap Lia.

"Em, nggak deh Li. Gue pulang aja."

"Nggak usah sungkan gitu. Lo ikut aja, kita nggak apa-apa kok." Ucap Karina.

"Mau ya, Mi?." Mohon Lia.

"Em.. yaudah deh." Setelah berpikir sedikit panjang, Mia akhirnya setuju untuk ikut menginap bersama Karina, Lia, Yeji, dan Giselle di Rumah Karina.

"Kalo gitu, ayo semua kita ke kamar gue." Mereka berlima pun berdiri dan berjalan menaiki tangga menuju kamar Karina.

WE ||00LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang