17

58 5 0
                                    

Beberapa lama kemudian, pintu kelas 12 IPA 3 diketuk. Lalu terbuka dan muncullah sosok guru pria. Itu adalah Pak Tama guru matematika.

"Selamat pagi menjelang siang murid-murid. Maaf ya, bapak kesininya agak terlambat. Karena tadi bapak ada urusan mendadak." Jelas Pak Tama.

"Iya, pak." Jawab semua murid.

"Nah, bapak kan sudah menyuruh kalian belajar mandiri selama bapak tidak masuk. Apakah kalian sudah melakukannya?."

"Sudah, pak."

"Oke bagus. Kalo begitu, ada yang mau ditanyakan mengenai yang kalian pelajari? Barangkali ada yang belum kalian pahami selama belajar sendiri."

Hening, tidak ada yang merespon ucapan Pak Tama.

"Okelah. Sepertinya kalian sudah paham semua. Jadi, kalian tutup buku kalian. Kalian simpan ke tas kalian masing-masing. Kita akan ulangan."

Raut wajah semua murid yang ada di kelas tampak suram.

"Loh pak, kok mendadak banget sih?." Tanya Jaemin.

"Iya loh pak. Saya kan belum siap pak." Ucap Haechan yang disetujui yang lain.

"Loh, saya belum bilang ya kalo kalian mau ulangan hari ini?."

"Belum pak." Jawab semua murid.

"Waduh. Kayaknya bapak kelupaan ngasih tau kalian. Yaudah maafkan bapak ya. Berhubung kalian lupa, ulangan hari ini dibatalkan saja ya. Di ganti minggu depan. Kalian harus sudah siap ya, karena sudah saya kasih tau."

"Yeyyy!!."

"Oke pak, siap."

"Baiklah. Kalian lanjut belajar mandiri saja, persiapkan buat ulangan minggu depan. Bapak mau kembali ke ruang guru aja. Tapi inget, kalian jangan keluar-keluar kelas dulu ya sampe bel istirahat."

"Siap pak."

Pak Tama pun keluar kelas. Pintu tertutup.

"Wuss, jam kos nih kita. Min, Jen, Njun, Jin, mabar yok." Ajak Haechan.

"Gas lah." Jaemin, Jeno dan Hyunjin sudah siap duduk lesehan di paling belakang.

"Njun, ayo." Ajak Haechan yang baru berdiri.

"Lo duluan aja, gue nyusul." Renjun sedang memasuki semua barangnya yang ada di meja ke dalam tas. Haechan pun jalan ke belakang duluan.

"Tau gini, tadi gue tiduran aja, Njun. Daripada langsung baca buku kayak tadi." Ucap Giselle yang sedang menidurkan kepalanya di meja. Matanya masih menatap Renjun yang sedang beberes.

"Ya bersyukur aja kali, Selle. Lumayan kan lo udah belajar dikit-dikit, jadi ntar lo belajarnya nggak perlu ekstra banget."

"Tapi kan apa yang gue pelajari hari ini pasti bakalan lupa. Jadi sama aja kalo gue belajar sekarang, nanti juga gue belajar lagi. Karena udah lupa." Oceh Giselle.

"Terserah lo deh, Selle. Gue duluan ya, mau ke belakang." Ucap Renjun lalu berjalan ke belakang.

Kepala Giselle balik menoleh ke arah Lia. "Li.." panggil Giselle.

Lia menoleh, "Kenapa?."

"Anterin gue ke toilet yuk."

"Ayok." Lia dengan semangat berdiri. Bahkan dia sudah keluar duluan dari kelas. Giselle yang mengajak, malah ditinggal.

Giselle pun segera berdiri untuk menyusul Lia.

"Mau kemana lo sama Lia?." Tanya Yeji.

"Toilet." Giselle segera berlari keluar kelas. Dan Lia masih menunggu di luar.

WE ||00LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang