04. Rumah

82 14 1
                                    

DISCLAIMER
ʚɞ fictional story
ʚɞ all pict credit to pinterest
ʚɞ jangan membawa cerita ini ke dunia real or idol
ʚɞ cerita murni ide sendiri
ʚɞ typo dimana mana
ʚɞ ambil baiknya, buang buruknya
ʚɞ hiburan semata
ʚɞ cast akan bertambah seiring bertambahnya chapter
ʚɞ happy reading

٤ 𑁯 ೫ PERFECT 𓄹𓈒 ꎂꎂ ๑

"Ma, kali ini rumah kita ada dimana?" tanya Arin kepada Soraya.

Sejak 40 menit yang lalu, mereka sudah sampai di Jakarta. Sekarang sudah 20 menit mereka menuju rumah barunya, jika dari bandara ke rumah barunya, itu bisa memakan waktu sampai satu jam jika macet, tapi jika tidak mungkin 30 menit. Tetapi, kapan Jakarta tidak macet? sangat mustahil.

"Di Carnation Residence. Mama udah nyari yang emang keamanan nya bagus buat kita yang se rumah hanya perempuan aja."

Arin menganggukkan kepala nya, "Oke deh, gak terlalu jauh juga dari sekitaran perumahan itu, kan?" Arin memastikan kembali.

"Gak sama sekali, sayang. Kalau kamu mau ke mall buat jalan-jalan, tinggal berangkat cuman beberapa menit doang. Disana juga deket kalau mau kemana-mana," sahut Soraya.

"Aku sekolah di sekolah nya Yeziza aja, Ma, itu loh anak nya Tante Jetta," kata Reola tiba-tiba.

Soraya seketika diam, ia tau betul bahwa Jetta mempunyai seorang anak perempuan, sama dengan nya. Soraya berpikir setelah semua di rumah baru nya beres, ia akan menemui Jetta.

"MAAAA!"

"NYOMUUUD!"

Arin, Reola dan Bi Yati kompak memanggil Soraya dengan suara yang begitu keras. Dari tadi Soraya melamun dan tidak menjawab sahutan dari Reola yang beberapa kali memanggilnya.

"Astaghfirullah."

"Mama dari tadi di panggil gak nyaut terus. Padahal aku udah ngomong panjang lebar." Reola tampak mengeluh.

Posisi tempat duduk mereka sama seperti mereka berangkat tadi pagi di mobil, Soraya yang berada di depan dengan supir, sedangkan Reola, Arin dan Bi Yati yang berada di kursi penumpang.

"Maaf, ya. Barusan mama ngelamun soalnya keinget Tante Jetta, udah lama mama gak ketemu sama temen mama itu. Ketemu juga mungkin beberapa jam doang kalo kita masih di Bali, tapi syukur nya hari ini kita udah balik lagi ke Jakarta. Mama kangen banget sama dia. Temen mama yang paling setia sampe sekarang ya cuma dia, mungkin ada satu lagi... tapi mama gak tau sekarang dia gimana keadaannya."

Arin dan Reola merasa bersalah telah memanggil Soraya dengan kencang, jika mereka tau bahwa ibunya memikirkan itu, mereka tidak akan memanggil Soraya. Mereka tidak tau harus melakukan apa kali ini. Sementara Bi Yati, sudah kembali tidur dengan nyenyak.

"Ma, maaf. Arin sama Reola bener-bener gak tau." Arin menundukkan kepala nya sambil memainkan kuku-kuku cantik nya yang berada di jari tangan.

"Iya, Ma. Kita gak tau kalau mama mikirin itu, jadi kita manggil mama aja takut kenapa-kenapa."

Bukannya marah, Soraya malah tersenyum. "Gak perlu minta maaf, mama juga gak terlalu mikirin kok."

"Tap-"

"Sssttt... udah ya gak apa-apa, lupain aja. Sebentar lagi kita mau nyampe nih, kalian siap-siap buat turun ya. Sekalian bangunin Bi Yati." Soraya memang bukan type seorang ibu yang sedikit-sedikit kesal atau marah, melainkan ia seorang ibu yang tidak gampang marah sama sekali, jika Soraya marah itu akan diam seribu bahasa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PERFECT (HONEYJAM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang