3

107 8 0
                                    

Butuh 3 hari untuk Olive membuat janji ketemuan dengan boss besar nya itu di luar lingkup kawasannya Boss itu. Dan sekarang setelah mendapatkan persetujuan oleh boss itu, Olive pergi ke tempat serba kaca dan letak nya di lantai atas.

Di tempat kerja bossnya itu, Olive mengetuk nya dan memasuki ruangan serba kaca.

"boss, saya keluar dari organisasi ini," ucap Olive berhadapan dengan boss nya itu.

Orang yang Olive panggil Boss itu  tertawa kecil mendengar ucapan nya.

"Kau tau saya kan? Saya bukan Orang baik yang melepaskan merpati dari sangkarnya," ucap Boss itu lalu membelakangi Olive.

"Saya beri tahu, suatu saat kau akan berpihak ke organisasi ini," ucap Boss nya sambil menunjuk sebuah gedung yang mewah.

"Untuk sekarang langkah mu sudah benar, tegapkan badan mu, fokuskan pandangan mu dan semua langkah akan kau lalui Key," lanjutnya.

.
.
.
.
.

Aku termenung di sebuah cafe ah bisa aja memikirkan ucapan dari Boss nya itu. Ini sama saja aku berjalan di atas tali sambil memikul 2 beban.

"Ah persetan, cabut gue," ucap ku lalu beranjak dari kursi dan keluar dari cafe ah bisa aja.

Tin tin...

Sebuah mobil berhenti di depan ku, dan jendela mobilnya mulai turun.

"Butuh tumpangan?" Tanyanya, yang tak lain Mayor Teddy.

"Boleh," aku membuka pintu mobilnya.

Mayor Teddy mulai menjalankan mobil nya menuju Rumah Pak Bagas.

Seperti biasa rumah Pak Bagas selalu di penuhi wartawan ataupun orang orang. Mobil Mayor Teddy pun di parkirkan agak jauh dari rumah Pak Bagas.

"Sudah sampai," ucap Mayor Teddy.

"Jangan di buka dulu," suruh Mayor Teddy, lalu ia buru buru keluar dari mobilnya dan membukakan pintu mobil ku "silahkan keluar tuan Putri,"

Blush
Aku terkejut dengan perlakuannya, tanpa sadar aku sedikit tersenyum dan mengalihkan pandangan ku.

"Baik sekali pengawal ku," ucap ku setelah keluar dari mobil nya.

"Ikuti saya," suruh Mayor Teddy sambil menarik tangan ku mengikutinya.

"Sebentar," tahan ku lalu aku berjinjit menyamakan tingginya untuk mengacak ngacak rambut nya.

"Bagaimana kita bisa masuk ke rumah Pak Bagas dengan tenang jika kamu mudah di kenali oleh orang orang," lanjutku ku sambil membenarkan rambutnya.

Setelah itu Mayor Teddy berkaca di kaca mobilnya. Ia melihat rambutnya dengan gaya baru.

"Wah gaya baru, saya suka. Seterusnya saya akan minta kamu buat benerin rambut saya," ucap nya.

Benar saja kita berdua melewati wartawan dengan tenang dan aman.

Maap kan author yang upload 350 an kata 🤧

Who Am ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang