5

74 3 0
                                    

Ingat di negeri Wilen /senyum psychopath

Hari ini aku di tugaskan oleh Pak Bagas untuk mencari bukti bukti pihak yang korupsi di Negeri Wilen, asal kalian tahu Negeri Wilen ini banyak mafia, Korupsi, tambang ilegal, human trafficking dll bahkan banyak anak kecil yang selalu ilang di tiap harinya. Negeri Wilen memang bagus dimata turis tapi nyatanya tak seindah itu. Negeri Wilen salah satu Negeri yang belum maju dari segi ekonomi karna kasus korupsi semakin meningkat 5 persen setiap bulannya. Hal inilah yang membuat Olive ingin meringkus semuanya dan membersihkan dari Negeri Wilen. Jabatan tak perlu tinggi, asalkan pintar bersembunyi.

Sedari jam 7 pagi sampai sekarang jam 11.30 aku belum ada sama sekali menyentuh sarapan ku. Yah, aku merasakan asam lambung ku yang mulai naik.

Tok tok...

"Masuk aja, ga di kunci kok," jawab ku lalu orang itu masuk ke tempat kerja ku.

Orang itu mengambil piring makanan ku lalu menyodorkan sesendok bubur ayam yang sudah dingin ke mulut ku. Aku melahap nya lumayan ada yang nyiapin saat aku fokus sama 3 layar komputer ku.

"Bang boleh minta tolong kah?" Tanya ku.

"Apa,"

"Tolong kasih ini ke Pak Bagas, daftar orang orang yang kemungkinan korupsi. Kalau untuk memastikannya saya belum yakin,"

"Oke," Jawab Mayor Teddy lalu ia keluar dari ruangan ku.

***

Jam 2 siang aku di panggil untuk menemui Pak Bagas, membicarakan tentang data data yang ku kasih tau.

"Terimakasih banyak Olive atas kerjaan mu, dari semua data nya 100% benar," ucap Pak Bagas yang ada di depan ku.

Mata ku membulat, "sebanyak itu yang korupsi? Kenapa baru ketahuan sekarang?" Pikir ku.

"Dari data mu ada juga kelompok besar yang terkait, presiden sebelumnya ada juga. Wajar baru ketahuan sekarang, jika di negeri Wilen ini baru 2 kali pergantian presiden," ucap Pak Bagas.

"Bisa dibilang 60% penduduk Wilen bermasalah," timpal ku.

"Sudah cukup sampai sini, nanti saya pikirkan rencananya," ucap Pak Bagas.

"Mau makan siang bersama?" Tanya Pak Bagas

Aku menggaruk belakang leher ku walaupun tak gatel, "tidak Pak, saya masih kenyang,"

"Jelas masih kenyang, bar-

SREPET...

ku lempar gulungan kertas yang ada di tangan ku ke arah Mayor Teddy dan mengenai wajah nya.

Ku tatap tajam matanya Mayor Teddy seperti "kau teruskan, ku pukul kau,"

Who Am ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang