4

76 3 0
                                    

Pemilihan presiden sudah dilakukan dan voting terbanyak adalah Pak Bagas. Itu bukan pertanda hal baik bagi Olive, buktinya ia lagi meratapi nasib. Karna bosan Olive mengambil hp nya dan menelpon Boss nya.

Halo, Key. Tumben sekali kau menelpon pagi pagi? Apa kau kangen sama saya

Menjijikkan, apa misi saya?

Ikuti perintahnya, itu saja

Hanya itu? Ini pekerjaan mudah bahkan saya sering merasa bosan. Kenapa harus saya yang di pilih?

Itu bukan mudah Key, saya ingatkan kode nama mu itu Key. Posisi paling sulit dan kamu orang pertama yang cocok dengan posisi Key. Saya percaya sama kmu, jangan mengecewakan saya

Tut Tut...

Aku memutuskan sambungan telepon ku. Bener bener ga ada faedahnya bicara sama boss nya itu. Ku pikir jadi pengkhianat di tempat baru ku, tapi malah nyuruh ikutin perintahnya.

Bagaimana jika Pak Bagas menyuruhku untuk meneliti Organisasi ku? Yah tentu saja aku dengan senang hati memberi tahu semua kejelekan di organisasi itu. Jadilah pengkhianat itu lah misi ku sekarang.

ha ha ha

Aku pun menyeringai, menata rencana rencana ku.

Puk

Aku tersadar dari lamunan ku saat Mayor Teddy menepuk bahu ku. Dia duduk di sofa berhadapan dengan ku.

"Lamunin apa?" Tanya nya.

"Engga, engga ada Bang,"

"Mau ikut saya beli kebutuhan Nobi ga?" Tanya Mayor Teddy.

Fyi: Nobi kucing peliharaan pak Bagas

"Mau,"

Di petshop📍
"Kamu mau adopsi itu?" Tanya Mayor Teddy, tiba tiba ada di belakang Olive.

"Ga dulu deh, mama saya alergi bulu bulu kucing," jawab ku sambil mengelus kucing kucing nya.

"Hah," Mayor Teddy terheran mendengar jawaban ku.

"Mama saya memang sudah pergi, tapi saya selalu berharap mama saya akan kembali ke rumah," jelas ku.

Selesai membayar semua belanjaan, kamu berdua keluar dari petshop dan Mayor Teddy memasukkan semua barang belanja an ke bagasi mobil.

Di seberang jalan sana Aku melihat Remaja laki laki berkebutuhan khusus sedang memainkan gitarnya yang di depannya ada sebuah mic dan kaleng kecil. Walaupun panas matahari mulai menyengat dia tetap memainkan gitarnya berharap dapat menarik perhatian orang orang walaupun ia tidak tau ada orang yang berdatangan atau tidak ia tetap memainkan gitarnya. Aku menghampirinya, dan membisikkan sesuatu yang ia menyetujui ucapan ku.

Aku mulai mengambil mic nya bukan dimalingin loh yaa😊 pukul neh. Remaja laki laki itu mulai memainkan gitarnya. Aku mulai menyanyikan lagu Set Fire To The Rain - Adele. Satu persatu orang berdatangan, memasukkan uang nya ke kaleng kecil milik si Remaja Laki laki.

But there's a side to you
That I never knew, never knew
All the things you'd say
They were never true, never true
And the games you'd play
You would always win, always win

But I set fire to the rain
Watched it pour as I touched your face
Well, it burned while I cried
'Cause I heard it screaming out your name
Your name


Semakin banyak orang berdatangan dan mengelilingi kami berdua. Aku menyelesaikan lagu ku hingga lirik terakhir.

Let it burn

Prok... Prok... Prok...

"Wah, sejak kapan aku berani di dalam kerumunan orang orang?" Pikir ku lalu mengembalikan mic ke pemiliknya dan pergi menemui Mayor Teddy.

Aku masuk ke dalam mobil Mayor Teddy, diikuti olehnya.

Ia menyodorkan minuman dingin kearah ku, dan ku terima minuman itu.

"Suara mu bagus," pujinya.

"Makasih,"

"Ijin," ucap nya lalu ia memasangkan seat belts ku.

Blush

Who Am ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang