Chapter 1

154 10 2
                                    

Pagi hari yang terik, Renjun bergumam kesal setelah mendengar suara yang selalu mengganggu tidur nyenyak dia setiap pagi. Katakanlah Renjun pemalas, karena memang benar adanya. Renjun akhirnya memilih bangun dan seperti biasa- membuka handphone dia dengan penuh harap. Terlambat, Renjun sudah melihat pesan masuk dari temannya yang tak pernah terlewat setiap hari.

Jaemin
aku tebak, kamu baru bangun kan?
heh, kali ini aku menang.
semangat! kebetulan, hari ini tasku berat sekali.
pelajaran di hari senin memang selalu menyebalkan.


Renjun
hey, aku yakin kamu juga baru bangun. aku hanya kalah cepat mengirim kamu pesan.

Jaemin
sana pergi mandi, aku bisa cium bau kamu dari sini :P
aku jemput kamu 10 menit lagi, sampai jumpa!

Percakapan itu ditutup dengan Renjun yang langsung beranjak dari tempat tidurnya, dia mengumpat dalam hati sambil bersiap dengan buru-buru.

Percakapan itu ditutup dengan Renjun yang langsung beranjak dari tempat tidurnya, dia mengumpat dalam hati sambil bersiap dengan buru-buru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keberadaan Jaemin adalah hal pertama yang dilihatnya setelah menuruni tangga. Di sana, Jaemin tersenyum manis sambil mengobrol dengan Ibunya.

"Aih! Bisa-bisanya kamu baru turun sekarang. Mama jadi Jaemin, udah mama tinggalin kamu." Omel Ibunya.

"Apasih ma, Jaemin juga ga masalah kali. Iya kan, Na?"

"Hehe iya, udah biasa kok ma." Tidak heran jika Jaemin memanggil Ibu Renjun dengan sebutan Mama, mereka sudah terlampau dekat karena pertemanan 10 tahun itu.

Akhirnya mereka memilih berpamitan, dan segera berangkat ke sekolah seperti biasa. Sampai di luar rumah, Jaemin menyodorkan tangannya. Renjun hanya dibuat bingung atas sikapnya itu.

"Ngapain, Na?"

"Tas kamu, biar aku bawa."

Ini sudah menjadi kebiasaan mereka setiap pagi. Mereka berlomba-lomba bak anak kecil yang tidak mau kalah. Siapa yang bangun duluan dan mengirim pesan, akan dibawakan tasnya pagi itu.

Maupun Jaemin dan Renjun tidak keberatan dengan itu. Mereka hanya senang bisa langsung mengobrol setiap pagi.

Mereka hanya tidak menyadarinya.

Tidak menyadari kalau mereka sudah saling memikirkan satu sama lain di setiap saat, di detik pertama mereka memulai hari.

"Ih apasih, kan aku yang kalah hari ini. Sini tas kamuu." Renjun malah ikut menyodorkan tangannya, meminta tas temannya itu.

Namun yang terjadi selanjutnya adalah hal yang tidak pernah disangka Renjun. Jaemin, dengan santainya, mengusak rambut Renjun sambil berkata "Nanti kamu cape, lagian masa sih aku nyuruh calon pacar aku sendiri?"

Sekalian aja hati gue juga lu acak-acak Na Jaeminnnnn.

Renjun menyerah, dia memberikan tasnya kepada Jaemin dan berjalan lebih dulu- meninggalkan Jaemin di belakang sambil memegang pipinya yang terasa panas. Jaemin hanya menahan gemas, duh, lucu banget sih saltingnya!

 Jaemin hanya menahan gemas, duh, lucu banget sih saltingnya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

vote and comment would be appreciated, thank you! <3

&quot;you're my missing puzzle piece,&quot;Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang