Chapter 7

70 10 5
                                    

Renjun memperhatikan dirinya sendiri di depan cermin, tersenyum puas untuk penampilannya hari ini. Pikir Renjun adalah, Jaemin pasti akan dibuat kebingungan dengan perilakunya hari ini.

Sebelum keluar dari kamarnya, dia mengambil tas dan handphone nya di meja. Renjun melihat pesan yang dikirim Jaemin 30 menit lalu, hatinya sekarang menghangat melihat rasa khawatir dari Jaemin. Salah satu yang Renjun suka dari Jaemin, laki-laki itu selalu memperhatikan segala hal tentang dirinya.

Renjun segera bergegas keluar dari kamarnya dan menuruni tangga, khawatir Jaemin sudah menunggu dari lama.

Kala melihat Jaemin sedang menunggu di ruang tamu sambil melihat foto masa kecil mereka berdua yang terpajang di banyak sisi ruangan, lagi dan lagi Renjun merasa semakin disayang oleh Jaemin.

"Udah nunggu lama Na?" Tanya Renjun dengan sedikit perasaan bersalah.

"Kayak ga sering aja gini." Canda Jaemin sambil berbalik badan dan melihat Renjun.

Tawa Jaemin seketika berhenti, tubuhnya terasa kaku melihat penampilan Renjun. Mungkin hanya perasaan Jaemin saja, tapi Renjun di hadapannya saat ini sungguh yang paling cantik dari semuanya. Renjun mengenakan sebuah jaket berwarna pink yang Jaemin sangat kenali. Itu adalah jaket Jaemin yang pernah tertinggal di rumah Renjun. Tapi akhirnya Jaemin memberikan jaket itu untuk Renjun.

Katanya, "Biar aku selalu muncul di ingatan kamu kalo ngeliat jaket itu. Or maybe, you can wear it in case you missed me." Jaemin mengucapkan itu sambil mengedipkan sebelah matanya untuk menggoda Renjun.

Jaemin semakin tidak menyesal memberi jaket itu kepada Renjun, karena sekarang Renjun terlihat berkali lipat semakin lucu dengan badan rampingnya yang tenggelam di jaket Jaemin.

Jaemin juga menyadari poni Renjun yang semakin panjang itu terlihat terselip rapi di belakang telinga kanannya. Menyisakan poni sebelah kirinya yang dibiarkan di dekat mata, menambahkan kesan cantik sekali lagi di Renjun.

Dan terakhir, jangan lupakan bibir Renjun yang terlihat mengkilap berkat lip balm yang dipakaikannya itu. Jaemin rasa, dia perlu benar-benar berterima kasih sudah bisa melihat seseorang dengan penampilan yang begitu memikat mata dan hatinya ini. Dan orang yang bisa membuat Jaemin berpikir demikian hanyalah Renjun.

Believe it or not, but Jaemin is willing to stare at Renjun all day if he could.

"Na?? Jaemin!"

Uh-oh, Jaemin sepertinya sudah tertangkap basah jika dia memerhatikan Renjun terlalu lama. Jaemin sedikit mengutuk dirinya yang tidak memerhatikan waktu dan keadaan.

"Eh, iya. Mau berangkat sekarang?" Panik Jaemin.

"Iyalah. Kamu aneh banget malah cengo kayak gitu." Usil Renjun, padahal dia sendiri bersorak senang melihat usahanya yang berhasil.

Renjun berjalan mendahului Jaemin dan memakai sepatunya. Di belakang, Jaemin mengejar Renjun dengan langkah yang sedikit terburu.

Selesai Renjun memakai sepatunya, dia mendengar Jaemin yang di belakangnya berbisik pelan, "You look extremely gorgeous today. What should I do for you, pretty boy?"

Renjun tertawa pelan, menyembunyikan suara jantungnya yang berdetak tidak karuan. Salahkan Jaemin yang sekarang begitu dekat dengannya dan suara yang semakin berat dari biasanya.

"Kamu kalah hari ini. Bawa tas aku sampai kelas ya pokoknya!" Renjun tersenyum dengan sedikit mengejek dan menjulurkan tasnya itu.

Jaemin menerimanya dengan senang hati, dia rela jika harus membawa 2 tas setiap hari jika itu adalah kesenangan Renjun. Atau jika dia bisa melihat Renjun yang tampil semakin cantik setelah bersiap begitu lama. Pada dasarnya, Jaemin akan melakukan apapun untuk Renjun.

"Coba sini tangan kamu." Pinta Jaemin tiba-tiba.

Renjun sedikit kebingungan, namun tetap memberikannya dengan sedikit ragu. Tiba-tiba, dia merasa tautan hangat di tangannya. Tautan yang terasa sangat pas untuk mereka berdua.

"Tadi ada yang kurang, sekarang baru bisa berangkat, hehe."

Renjun tersenyum merasakan ibu jari Jaemin yang terus mengelus tangannya selama digenggam.

"Na, kayaknya kalo kamu gini terus aku bisa makin yakin deh." Bisik Renjun pelan yang masih bisa didengar Jaemin.

Mereka berjalan tanpa suara, tapi tersenyum dengan arti yang sama. Sekali lagi, baik Renjun ataupun Jaemin tidak menyesali perasaannya. Karena sekarang mereka sudah yakin, bahwa tujuan dari hati keduanya menandakan mutual.

 Karena sekarang mereka sudah yakin, bahwa tujuan dari hati keduanya menandakan mutual

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

vote and comment would be appreciated, thank you! <3

&quot;you're my missing puzzle piece,&quot;Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang