Sebagai seorang yatim piatu, Kamu tentu memiliki tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan Kamu sendiri, bukan berarti ada orang yang berbaik hati untuk menaungimu.
Kehidupan Anda dimulai di rumah yang sederhana― sebuah panti asuhan pada usia 7 tahun. Menyelesaikan rutinitas seolah-olah itulah satu-satunya hal yang membuat Kamu tetap hidup. Kamu cukup beruntung karena orang lain tidak terlalu terganggu dengan kehadiranmu; mereka menerimamu di sana seperti hari biasa lainnya... sepertinya.
Latar belakang 'kenapa kamu tidak punya orang tua?' Kamu tidak tahu. Meskipun Kamu ingin menunda rasa penasaranmu, jawaban yang Kamu peroleh dari para staf adalah bahwa orang tuamu tidak peduli lagi padamu, dan Kamu dijatuhkan di depan gerbang mereka.
Kamu tidak bisa mengeluh betapa datarnya penjelasan mereka. Mungkin itu tidak terlalu penting bagi mereka, tapi juga tidak bagimu. Lagi pula, peran mereka untuk bersama dan menjaga Kamu bukanlah sesuatu yang berkesan karena Kamu tidak pernah memilikinya sejak awal.
Dan begitulah, kehidupan biasa sebagai anak yatim piatu yang tidak diinginkan tanpa kualifikasi 'unik' atau 'istimewa'.
Berhenti dari pikiranmu, Kamu menenangkan diri dengan tamparan lembut di pipimu. Kamu menatap genangan air yang di tanah itu saat Kamu duduk di salah satu Halte Bus. Udara masih segar sehabis hujan beberapa waktu yang lalu. Dari ujung matamu, Kamu dapat melihat awan abu-abu sebelumnya perlahan menghilang, tergantikan oleh cerahnya langit biru pada hari ini.
Payung biru gelap milikmu yang tergeletak di sampingmu juga mulai mengering, beberapa tetes masih berada pada permukaan payung.
Hari ini, Kamu pergi menghibur dirimu dengan berjalan-jalan, untuk menyejukkan pikiranmu. Berhubung Kamu telah memprediksi cuaca mendung, Kamu membawa payung bersamamu dan menjadikannya teman yang menemanimu.
Beberapa hari ini, Kamu sering dimarahi dan diganggu oleh pengurus panti dan anak panti lainnya. Mereka tidak begitu suka dengan Kehadiranmu di sana― semacam serangga pengganggu di malam hari.
Tapi, mari sampingkan terlebih dulu dan nikmatilah hidangan penutup dari sang semesta. Kapan lagi Kamu bisa bersantai sambil menarik nafas lega?
Setidaknya tidak ada yang ingin mengganggu ketenangan ini, 'kan―
Byuur...
Suara benda besar yang tercebur dalam air?
Bunyinya cukup besar sampai bisa berdengung di telingamu. Kamu menoleh ke sana kemari dan tidak menemukan hal janggal. Mungkin hanya imajinasi?
Tapi bunyi itu terdengar terlalu nyata― tidak bisa diabaikan. Mungkin sesuatu telah terjadi?
Berhati-hati dan mencari sumber kebisingan, Kamu hanya bisa mendeduksi satu hal; itu terlintas di kepalamu seperti hal alami. Air yang Kamu dengar tadi terdengar cukup dalam untuk menjadi genangan, jadi anggap saja itu adalah air yang dalam. Lalu, melihat keadaan sekitar, Kamu baru ingat ada jembatan yang menghubungkan dua daerah dengan sungai dibawahnya. Dan lokasi itu dekat denganmu.
Sesuatu― atau mungkin seseorang jatuh dari jembatan dan menghatam sungai.
Kamu segera mengecek di jembatan. Semuanya tampak baik-baik saja... terkecuali ada sepasang kaki yang mengapung di permukaan sungai.
"Eh?" Keringat menuruni jidatmu sesaat Kamu melihat sepasang kaki tersebut berputar-putar di atas air mengalir.
Ini pemandangan di luar nalar. Ada apa ini? Seseorang menyelam dengan gaya aneh? Kamu pernah menonton orang-orang berenang, namun... tidak ada yang pernah seperti ini. Sepertinya gaya baru. Atau tidak.
Bunuh diri...?!
Kamu panik ketika menyadari hal sesederhana itu. Kau mencondongkan badanmu hanya untuk melihat tubuhnya sudah mengambang melewati lorong jembatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐢𝐬 𝐌𝐚𝐲𝐡𝐞𝐦║𝐘𝐚𝐧!𝐁𝐒𝐃 𝐱 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫
Fanfiction𝐾𝑎𝑙𝑎𝑢 𝑚𝑖𝑠𝑎𝑙𝑛𝑦𝑎 𝑘𝑒𝑏𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐾𝑎𝑚𝑢 𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑢𝑗𝑢𝑛𝑔 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 ℎ𝑎𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑑𝑢𝑔𝑎? 𝐶𝑖𝑛𝑡𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑘𝑎𝑐𝑎𝑢𝑎𝑛一 𝐶𝑖𝑛𝑡𝑎 𝑖𝑡𝑢 𝑠𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑘𝑎𝑐𝑎...