𝐅𝐢𝐫𝐬𝐭 𝐌𝐢𝐬𝐬𝐢𝐨𝐧

48 3 2
                                    

"―――! Coba lihat ini!"

"Apa? Kamu bawa sesuatu?"

"Iya, lah. Kamu harus liat, nih!"

"Mana? Liat dong!"

Dua orang gadis kecil sedang duduk bersama-sama di dalam sebuah ruangan. Ruangan tak begitu terawat: pintu kayu yang terdapat bolongan kecil, kaca jendela yang retak, tirai hijau lusuh dengan dekorasi pita, lampu di atas langit-langit yang tak terpakai lagi, lantai yang tampak kotor dengan beberapa kecacatan.

Tempat mereka duduk adalah sebuah ranjang bekas bernoda kecokelatan, yang sepertinya sering dipakai dan tak pernah diganti. Ini adalah kamar tak layak huni.

Ini di mana...?

Pertanyaan muncul dalam benakmu. Sayang, meski kamu berpikir ulang, kamu tak mengenal kamar ini.

"Kamu lihat apa yang kubeli." Dia berbangga dan menunjukkan sesuatu berkilau. Sebuah kalung berwarnakan emas dengan loket hati tergantung di kalung tersebut.

"Wah, Cantik s'kali! Kamu dapat ini dari mana?" Antusias anak perempuan di sebelahnya.

"Tentu dari kerja kerasku, lah! Mau dapat dari mana lagi?" jawab sombong dari anak yang ditanya.

Mereka terkikik-kikik seolah lingkungan kumuh ini tak akan menghalangi betapa bahagianya si kedua anak.

"―――," panggilnya sambil mengangkat kalung emas, "ini adalah pertanda persahabatan kita. Tidak ada yang dapat memisahkan kita, apa yang telah kita lalui, apa yang telah kita curahkan untuk setiap saat-saat bersama."

――― memandang temannya, kemudian pada kalung tersebut. "Tanda persahabatan kita?"

"Iyap. Maka dari itu..."

Ia tersenyum sembari menatapmu.

"Jangan lupakan aku."


════════════


Mimpi itu aneh.

Suara sendok berdenting saat mengaduk teh hangat milikmu bergema dalam pikiranmu. Pikiranmu sangat kosong, kicauan burung di balkon apartemenmu seperti kamu sedang mendengarnya di samping telingamu.

Mimpi semalam adalah yang paling ambigu yang pernah kamu impikan. Mimpi itu terasa nyata untuk dikatakan mimpi, hingga kamu kira kamu sungguh berada di sana. Kamu seperti sedang mengamati langsung kedua anak perempuan tersebut. Kalung emas dengan loket berbentuk hati hinggap dalam memorimu sejak kamu bangun tidur.

Namun, demi kebaikan hari ini, kamu memutuskan untuk melupakannya dan fokus untuk melakukan aktivitas-aktivitas lain.

Ini masih pagi, nyawamu belum sepenuhnya terkumpul. Sesekali menguap dan mengusap mata kantukmu, kamu memutuskan untuk menyegarkan tenggorokanmu dengan teh. Menggunakan mug bertuliskan "I love my day", kamu tenggelam dalam larutan kecoklatan teh sambil menghangatkan tanganmu pada permukaan keramik mug.

Hari ini luar biasa. Kamu tidak hanya mendapatkan tempat tinggal, lengkap dengan kasur empuk, kamar mandi bersih, serta dapur dan kulkas yang berlimpah bahan makanan; kamu juga mendapatkan pekerjaan dan menjadi bagian dari mafia. Seakan-akan mimpi yang terkabulkan, kamu ingin sekali segera mulai bekerja dan merasakan hidup tanpa mengkhawatirkan apa pun.

Walau kamu tahu pekerjaan yang kamu lakukan dipastikan 100% berbahaya.

Dengan kesadaran penuh, mafia adalah organisasi bawah tanah yang berinteraksi dengan dunia kriminalitas dan maut. Tidak hanya berpartisipasi melakukan hal-hal berdarah, mereka bertransaksi barang ilegal, penipuan, perjudian, bahkan sampai perdagangan manusia. Dan kamu adalah salah seorang yang tak sengaja ikut terjerat dalamnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐢𝐬 𝐌𝐚𝐲𝐡𝐞𝐦║𝐘𝐚𝐧!𝐁𝐒𝐃 𝐱 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang