menyesal dalam diam #3

101 7 1
                                    

happy reading
-
-
-
-
-

Sinar matahari telah kembali menembus tirai yang tertutup, udara segar yang perlahan masuk melalui lubang ventilasi.. sungguh, rasanya seperti kembali hidup di dunia yang baru, tentunya dengan keseharian baru juga.

Tidak diceritakan, Dean tengah duduk di meja makan dengan sendok ditangannya. dia sendiri bahkan tidak tau mengapa dirinya sudah berada di meja makan lagi.

Menatapi makanan dihadapannya yang sudah mulai mendingin, Dean menghela nafas. dia tidak mengerti.. harusnya dia bahagia bukan? dia akan menjalani hidup seperti pria pada umumnya mulai hari ini.

Inilah keinginannya, Dean kecewa kepada dirinya sendiri. Dean tidak mengharapkan reaksi seperti ini dari dirinya sendiri, dia mengira bahwa dengan terwujudnya keinginannya ini.. dia akan selalu bahagia dan mood nya terjaga.

Namun, sekarang.. apa yang dia dapatkan? hati gelisah serta pikiran yang berantakan.

Dean melihat jam ditangannya, menyadari bahwa ini sudah waktunya dia pergi bekerja, perlahan dia bangkit dari kursi, mengambil tas dan kunci mobilnya lalu keluar dari rumah.

-

Disepanjang perjalanan menuju kantor, Dean beberapa kali tidak fokus. pada lampu hijau, banyak yang mengklakson mobilnya karena tidak segera melaju. pikirannya terus menuju kearah wanita yang menjadi penyebab utamanya menjadi seperti ini, ya.. Asha.

-

Singkat saja, Dean sudah selesai memarkirkan mobilnya di basement dan sekarang dirinya sedang berada di dalam lift untuk naik ke lantai tempat dimana ruangannya berada.

Saat pintu lift terbuka, Dean menarik nafas dalam-dalam, membuangnya, lalu memasang senyuman manis seperti biasa di wajahnya, seolah tidak ada masalah yang terjadi.

Dan tentu saja, para karyawan menyapa Dean dengan hangat, bahkan tak sedikit dari mereka yang tersenyum begitu lebar.

Yah, tidak heran bukan? Dean mendapatkan balasan yang pantas untuk semua hal yang selalu ia lakukan.

Saat Dean akan masuk kedalam ruangannya, pandangannya teralihkan ke sebuah suara yang cukup mengganggu telinganya. dia menengok kesamping, terlihat Evelyn yang sepertinya sedang dimarahi oleh seorang wanita yang Dean ketahui bahwa wanita itu adalah sekretaris dari direktur yang menjadikannya asisten.

Dean memutuskan untuk menghampiri dan mengetahui apa yang terjadi.

Saat Dean berdiri disamping evelyn, sekretaris itu terlihat memutar bola matanya dan gugup. yah.. karena memang jabatannya berada di bawah Dean. evelyn menatap Dean, dan Dean bisa melihat ketakutan di wajahnya.

"apa yang sedang terjadi.. sekretaris mona?" Tanya Dean.

"evelyn. dia gabisa jaga sikap." ucap Mona dengan nada kesal.

"apa yang evelyn lakukan?"

"dia bersin di depan saya."

"itu.. uh, menjijikan." Mendengar itu, Dean terlihat sedikit menentang ucapan Mona. dia berpikir bahwa mungkin saja ada alasannya.

"apa evelyn menutup mulut dan hidungnya saat bersin?"

"huh? .. yah, dia menutupnya."

"tapi- tapi tetap saja.." ucap mona gelagapan berusaha untuk berbicara dengan nada yang pas, karena ia sebenarnya tidak ingin mencari masalah dengan Dean.

Selalu Kamu. || [GXB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang