menyiapkan mental yang tidak pernah siap #1

157 11 0
                                    

Happy Reading♡

-
-
-
-
-
-

Diperlihatkan sebuah rumah modern berlantai 2 pada pembukaan yang diduga adalah rumah dari tokoh utama dalam cerita ini.

Senin, pukul 05.00, Dean menggosok matanya dan mematikan alarm yang berdering disamping tempat tidurnya. perlahan, ia mulai membuka mata dan menatap langit-langit kamarnya. dia mengingat apa yang dirinya sendiri rencanakan hari ini. mengetahui fakta bahwa dirinya benar-benar akan melakukan rencana tersebut, Dean menghela nafas panjang dan mengangguk-angguk kecil kepada dirinya sendiri.

"harus kuat." batinnya. tidak hanya sekali, dia mengucapkan dua patah kata itu didalam hatinya secara berulang kali, guna untuk menguatkan hati yang entah itu akan berhasil atau tidak.

Singkat saja, pukul 07.00, Dean sudah selesai mandi, sarapan dan bersiap-siap untuk pergi ke kantornya, jam kerja dimulai pada pukul 07.45, Dean membutuhkan 30 menit untuk sampai di kantornya, jadi nanti dia masih memiliki waktu 15 menit.

-
Dean memarkirkan mobilnya di basement dan tidak di tempat parkir bagian luar, alasannya karena jarak basement dengan ruangan tempat ia bekerja cukup dekat.

sesaat setelah Dean selesai memarkirkan mobilnya, ia pun berjalan kearah sebuah pintu kaca yang memperlihatkan sebuah lift didalamnya. Dean masuk, dan menekan tombol naik yang berada di samping lift tersebut.

didalam lift, Dean kembali menekan tombol dengan angka 6, yang berarti ruangan kerjanya berada di lantai 6.

-
-
-
ting

lift berhenti, pintu nya terbuka perlahan, lalu memperlihatkan ruangan luas yang disetiap sisi dan disetiap tempat terdapat meja' serta kursi para pegawai. Dean sendiri berada di ruangan yang terpisah, terdapat sebuah pintu dan kaca buram sebagai dinding ruangan yang diduga adalah ruangannya.

ingat? Dean adalah asisten direktur. meski hanya asisten, dia memiliki ruangannya sendiri. juga, ruangannya berada tepat disebelah ruangan 'direktur' yang menjadikannya asisten.

Dean keluar dari lift dan menyapa semua pegawai, semuanya tersenyum ramah kepadanya. tidak heran, Dean memang dikenal sebagai orang yang selalu berusaha untuk menghargai dan menolong siapapun tanpa memandang jabatannya.

"pak Dean!" panggil seorang wanita saat Dean baru saja membuka pintu ruangannya.

"hm?" Dean berbalik dan melihat siapa orang yang memanggilnya. ternyata, orang yang memanggilnya adalah Evelyn. Evelyn sendiri adalah pegawai biasa, namun dia memiliki hubungan yang cukup dekat dengan Dean.

"saya mau menyerahkan dokumen yang kemarin bapak titipkan." Mendengar itu, Dean sedikit mengerutkan alisnya.

"bukannya saya titipkan ke sabrina ya?" Jawab Dean yang dibalas dengan senyuman lebar oleh Evelyn.

"ya pak, tapi sabrina titipin ke saya. katanya dia dikasih tugas baru sama direktur, dia mau fokus jadi gaada waktu buat ngasih dokumen ini ke bapak." Mendengar pernyataan Evelyn, Dean mengangguk-angguk sebagai tanda bahwa dia mengerti.

"oh begitu, makasih ya eve." Ucap Dean sembari menerima dokumen yang Evelyn berikan. Dean memberikan senyuman kecil dan berbalik, bermaksud untuk masuk keruangannya. Namun, suara Evelyn yang memanggilnya lagi membuat ia kembali membalikkan badannya.

"pak."

"eemm?"

"nanti bapak ada waktu buat makan siang?"

Selalu Kamu. || [GXB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang