Apa yang akan kalian lakukan saat mendapati jiwa kita sedang berada di tubuh orang lain?
Bingung?
Kaget?
Takut?Ya kalian akan merasakan itu, bagaimana aku tau, karena aku mengalaminya.
Betapa tidak percayanya aku begitu hal yang tidak masuk akal ini terjadi padaku.
Aku seharusnya mati, seharusnya menikmati hukumanku di neraka.
Tapi entah apa yang di rencakan tuhan kepadaku. Dia kembali menghidupkan ku, ditubuh orang lain.
Tapi yang jelas itu untuk menyiksaku. Aku berfikir ini adalah hukuman darinya, bukan di neraka tapi di dunia baru ini.
Kalian liat kan, bahkan di saat pertama aku berada di sini aku disambut dengan siksaan oleh si tua bangka itu. Sudah sangat jelas bukan ini adalah nerakaku.
Dia adalah pemilik panti asuhan, tempat si pemilik tubuh ini tinggal, jangan berfikir bahwa tempat itu adalah tempat yang menyenangkan.
Panti asuhan yang seharusnya menjadi pelabuhan ternyaman untuk anak anak tidak beruntung yang tidak ber orang tua. Malah si nenek peyok itu membangung neraka untuk mereka semua, aku salah satunya.
Apakah aku terkejut dengan situasi yang terjadi di panti asuhan itu? Tentu tidak. Ini bukanlah hal yang baru. Di kehidupan lamaku, aku merasakan hal serupa.
Hidup di panti asuhan dari kecil, semua awalnya baik baik saja, dia bahagia, dia makan enak, dia bisa bersekolah, tapi semua berubah ketika ibu panti kita meninggal dunia, si brengs*ek itu akhirnya menggantikan istrinya.
Tapi sayang dia bukan seorang yang amanah, bukannya merawat kami dengan baik sebagaimana yang istrinya lakukan dia malah menyiksa kami semua, bahkan dia...
Dia melecehkan kami, termasuk diriku. Banyak remaja seusiaku yang berhasil kabur dari sana tapi tidak denganku, aku memikirkan anak anak kecil yang masih disana, kemana mereka akan pergi, aku tidak akan bisa menghidupi mereka.
Tidak cukup disitu, entah bagaimana caranya, berita tentang diriku tersebar di sekolah. Semua orang menjauhiku.
Mereka kemudian menjadikanku objek ejekan mereka, aku di bully, aku disiksa. Tempat terkejam kedua setelah rumahku.
Sekolah bahkan hampir mengeluarkanku, andaikan aku bukan siswa yang memberikan banyak piala untuk sekolah, aku pasti akan dikeluarkan.
Setiap harinya, dimanapun aku berada mereka semua menyakitiku, fisik batin semuanya.
Tibalah dimana aku sudah tidak tahan lagi, aku mengakhirinya. Kupikir hidupku akan selesai.
Tapi, sekali lagi nasibku buruk, aku kembali hidup dengan kehidupan yang jauh lebih buruk.
Jadi apakah aku masih bisa disalahkan?
.........
Gadis itu, Jang Eunbi, ah tidak tapi Lee Eunbi. Dia menutup buku diary nya, dia menghela nafas.
Memandangi sekelilingnya, kamar yang luar biasa besar ini membuatnya tak berhenti berdecak kagum, bagimana bisa ada orang yang tidur di tempat senyaman ini, sementara dia dan adiknya-adiknya harus berbagi kamar sempit yang bahkan hanya setengah dari tempat ini.
Dia melihat baju yang menempel ditubuhnya, sangat nyaman. Tidak gatal, berbeda dengan yang selama ini dia pakai, pakaian yang tidak pernah di cuci.
Tok tok
Bunyi ketukan pintu mengalihkankannya.
"Eunbi sayang, ayok makan, eomma sudah menyiapkan banyak sekali makanan untukmu,"ucap seseorang di balik pintu.
"Ah, nee,"dia membuka pintu, seorang wanita memandangnya dengan mata berkaca-kaca
Lagi?
"Kamu sudah sangat besar ya," dia berkata dengan gemetar, matanya sangat berair, sekali kedipan saja air itu pasti kembali jatuh.
"Tidak..Tidak, jangan menangis lagi," ucapn Eunbi, wanita itu sudah berapa kali menangis hari ini.
Sejak dia dibawa ke sini, wanita yang ternyata ibu dari pemilik tubuh ini tidak pernah melepasnya, memeluknya terus sambil menangis.
"Baiklah ayo kita makan, Appa sedang menunggumu," ucapnya seraya merangkul Eunbi dengan sangat lembut sekali, menuntunnya ke meja makan.
Eunbi melihat di meja makan duduk seorang pria baru baya yang ternyata adalah ayahnya.
Saat dia duduk, Mrs.Lee mengambil nasi dan memberikan semua lauk yang ada di meja untuk Eunbi, bahkan sampai ada yang terjatuh saking penuhnya piring itu.
"Ah, gomawoyo eomeoni," dengan ragu dia menjawab.
"Astaga, kau memanggil ku apa, aku tidak salah dengarkan, yeobo," dia mengguncang tangan suaminya merasa senang, untuk pertama kalinya anak mereka memanggilnya dengan sebutan eomma. Sang suami ikut tersenyum bahagia, setelah sekian dia kembali melihat kebahagiaan istrinya, saat anak perempuannya hilang saat berusia 3 tahun mereka semua sangat terpukul hingga setelah bertahun-tahun dia baru dapat menemukan anak mereka.
Dan Eunbi hanya diam, ikut bahagia, untuk pertama kalinya dia merasa diinginkan, bolehkah dia memiliki orang tua pemilik tubuh ini."Eunbi putriku, umurmu sekarang 15 tahun, itu artinya kamu sekarang seharusnya sudah SMP, iya kan?" Mr.Lee mengusap kepala Eunbi.
"Aku? Aku bahkan tidka tamat SD," kalimat itu menghantam kedua orang tuanya.
"Yaa, wanita itu bahkan tidak menyekolahkanmu, yeobo aku tidak mau tau, kita harus menghukumnya dengan berat. Sedangkan sang suami mengepalkan tangannya.
" Tidak apa-apa, kau bisa mengambil paket c, dan aku akan mencarikan sekolah terbaik untukmu," ucap Appa dengan yakin.
Eunbi yang mendengar itu menegang, sekolah? Dia tidak mau sekolah.
"Bagaimana dengan adik-adikku, apa mereka baik-baik saja?" tanyanya khawatir.
"Mereka baik-baik saja, mereka telah dipindahkan di panti asuhan terbaik, kamu tenang saja yah," ucap Mrs Lee.
"Apa aku boleh menemui mereka?"
"Tentu saja boleh, besok kita akan pergi bersama-sama, besok kita akan membelikan banyak mainan untuk mereka,"
"Benarkah?," Eunbi tersenyum, adik-adiknya pasti akan senang.
"Kau tau Eunbi sayang, ada orang yang sangat merindukanmu, dia akan datang sebentar lagi," ucap Mrs. Lee
"Nugu?" Tanyanya.
Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang terburu buru, pemiliknya pasti sedang berlari.
Disana didepannya berdiri seorang pria yang sangat tidak disangkanya akan ditemuinya.
2 pasang mata itu saling menatap dengan pandangan yang sangat berbeda, yang satu pandangan tidak percaya bercampur haru namun ada bahagianya, dan yang satunya pandangan kaget,takut. Dia mengenalnya, meskipun telah lama dia masih mengingatnya dengan jelas.
Dia.
Apa yang dia lakukan disini?Bersambung
![](https://img.wattpad.com/cover/362581516-288-k557027.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
duty after school ; Request
أدب الهواةJangan ikut campur! Biarkan saja! Biarkan takdir berjalan sesuai dengan alurnya. ..... Saat dia melompat ke sungai dia pikir semuanya berakhir, dia akan menikmati hukumannya di neraka. Tapi tidak, dia tidak mati, bagaimana bisa? Dia juga tidak tahu...