00.02

642 81 4
                                    

SMA Sungjin

Ah, benar benar ada. Astaga, jadi aku benar benar berada dalam drama duty after school.

Awalnya dia hanya menganggap itu sebagai kebetulan, saat dia melihat seseorang yang sangat mirip sekali dengan salah satu pemeran dia dalam drama yang dia tonton.

Tapi benarkah? Tidak tidak, belum tentu kan, iya kan!
Bisa saja namanya sama, aku juga tidak begitu tau tentang semua sekolah di Korea, mungkin SMA Sungjin itu beneran ada di dunia nyata, dan drama itu terinspirasi mengambil nama sekolah itu.

Tapi rasa ketakutannya semakin menjadi, ketika memasuki lingkungan sekolah.

"Astaga, mirip sekali," ucapnya dalam hati.

Dia melihat begitu banyak murid yang menggunakan seragam yang sangat ia kenali, bahkan seragamnya sedang dia kenakan sekarang sama, astaga kenapa dia baru sadar.

"Eomma, Appa" ucapnya menahan langkah kedua orangtuanya.
"Apakah tidak ada sekolah lain?" Ucapnya ragu-ragu.

"Eoh, kenapa? Kau tidak suka sekolah ini," ucap Mrs.lee heran, sekolah ini sangat besar dan bagus, dan sangat terkenal.

"Tidak begitu, hanya saja,"Eunbi bingung harus bagaimana dia menjelaskan keraguannya itu.
"Sekolah ini mungkin sangat mahal, bagaimana kalau kita mencari sekolah yang lain saja," ucapnya penuh harap, entahlah dia punya firasat buruk, kalaupun yang dia pikirkan tidak sesuai dia tidak perduli, yang jelas dia harus menghindari kemungkinan terburuk.
Walaupun itu mustahil tapi siapa yang tahu, lihatlah dia, dia bangun di tubuh orang lain, bukankah itu juga mustahil? Tapi itu benar terjadi  bukan, jadi bisa saja aku benar benar di tempat yang sama dengan alur cerita drama yang ku tonton di tv tetangga itu.

"Sayang jangan berfikir begitu, sekolah ini yang terbaik untukmu, jangan pikirkan biayanya," Ucap Mrs. Lee

"Tapi..."

"Sudahlah, ayok kita ke ruang guru," Suara Mr.lee memecah perdebatan ibu dan anak itu.

"Baiklah ayoo sayang," ucap Mrs.Lee seraya memegang tangan Eunbi, menriknya untuk mengikuti mereka, sementara yang ditarik hanya diam.

........

Sementara di tempat lain, seorang siswa secara tiba tiba menggebrak meja guru, membuat semua perhatian siswa-siswi yang tengah sibuk dengan urusan masing-masing tertuju padanya.

"Yaaaaa, coba tebak berita apa yang aku dapat," ucapnya dengan nada yang menyebalkan.
"Jadi kalian tau tidak, kalau misalnya," dia menggantung kalimatnya, dan membuat ekspresi wajah yang menjengkelkan membuat mereka semua yang memperhatikannya berdecak kesal.

Seorang siswi berkaca mata melempar pulpen kepadanya, tepat mengenai jidatnya.

"Yaa shibal," ucap siswa itu seraya memegang jidatnya.

"Ya Wang Taeman, berhentilah bermain main, jangan membuat kita penasaran, katakan apa yang ingin kau katakan," ucap siswi itu dengan nada kesal. Dan disetujui oleh semua murid.

"Baiklah baiklah, jadi tadi aku mendengar kalau sekolah kita kedatangan murid baru, dan dia akan berada di kelas kita," ucap Taeman dengan bangga, seolah olah dia telah mengatakan sebuah berita yang besar.

"Oh benarkah, apakah dia laki-laki."

"Wah Daebak, apakah dia tampan."

Semua siswi disana berteriak heboh, bahkan ada yang sampai mendandani dirinya.

"Dia adalah seorang..." Belum selesai Taeman bicara, muncul wali kelas 1-2, Miss. Park dan di diikuti seroang siswi yang cantik.

Seorang gadis dengan cardigan berwarna biru muda, dengan bando menghiasi rambut panjangnya.

duty after school ; Request Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang