Setelah Eunbi memastikan mereka sudah agak jauh dari sekolah dia dengan segera keluar dari persembunyiannya.Kalian pikir Eunbi akan menurut begitu saja? Hah tentu tidak. Entah darimana sifat keras kepala ini berasal, atau mungkin memang sudah ada sedari awal, dilihat dari sifat kedua orang tua dan kakaknya, dia jadi yakin, keras kepala memang sifat dasar anggota keluarga mereka. Dan Eunbi tidak menyesal sama sekali.
Bagaimana bisa dia duduk leha-leha di disini, sementara ada sesuatu yang penting yang harus dia lakukan.
Begitu mendekati gerbang dia menegakkan badannya, berjalan dengan santai dan harus terlihat senormal mungkin.
Terlihat 2 orang tentara yang menjadi penjaga gawang itu menahannya ketika akan melewati pembatas.
"Kau mau kemana?" tanya salah satu dari mereka.
"Ah, aku akan menyusul grupku," dia memasang wajah yang menunjukkan mimik kesal.
"Mereka tidak sengaja meninggalkanku, padahal aku hanya pergi ke WC sebentar," Eunbi mencebikkan bibir seolah dia memang tidak menyukai ini.
"Bagaimana bisa mereka meninggalkanmu?"
"Kamu dari grup mana?" tanya tentara itu.
"Aku dari peleton dua," jawab Eunbi
"Baiklah aku akan coba menghubungi kaptenmu," dia mengeluarkan interkom dari sakunya.
"Tidak tidak," seru Eunbi panik.
"Hehe, tidak perlu melakukan itu, aku akan menyusul mereka, jadi tidak perlu repot begitu," jawab Eunbi.
Ya ampun, sepertinya semua rencananya tidak bisa berjalan dengan baik.
"Biarkan saja, lagipula grupnya pasti belum jauh dari sini," ucap teman dari tentara itu.
"Ah Benar apa yang dikatakannya Ahjussi ini," jawab Eunbi semangat.
"Baiklah kalau begitu, kau temani dia, pastikan dia menemukan grupnya baru kamu kembali, pergilah," ucap tentara itu pada temannya.
"Ah itu tidak perlu, aku akan menemukan mereka sendiri, sungguh," ucap Eunbi semeyakinkan mungkin.
"Kamu sungguh-sungguh?" tanya tentara itu.
"Benar,"
"Baiklah,"
Eunbi membungkuk 90° mendengar itu, "terimakasih."
"Ya, jaga dirimu,"
"Tentu."
Ah semudah itu? Pengawasan mereka lemah sekali, bintang 1. Bagaimana bisa mereka membiarkan seorang siswa pergi sendiri berkeliaran begini.
Sudahlah yang penting aku bisa keluar.
..........
Kesunyian mengiringi setiap langkah Eunbi, dia melihat kota ini sangat sepi, benar-benar tidak ada orang sama sekali. Eunbi dapat menebak jika semua orang telah evakuasi ke pengungsian. Bola-bola itu pasti telah menyerang kota.
Tapi membayangkan dirinya sendirian di jalanan yang sepi ini membuat Eunbi sedikit merinding, suasananya seketika berubah jadi horor.
Eunbi berlari sekuat tenaganya.
"Hup," Eunbi berhenti berlari ketika dia merasa sudah terlalu jauh, dia menunduk memegang lututnya.
Dengan nafas ngos-ngosan dia berkata, "Aduh mereka ada diamana sekarang, apa aku benar-benar ditinggal? apa aku kembali ke sekolah lagi saja?"
Eunbi menggeleng, mana mungkin dia kembali, dia sudah sejauh ini.
Eunbi kembali berjalan, hanya berjalan biasa karena dia sudah terlalu letih untuk berlari. Eunbi menatap sekitarnya, mencoba mencari jejak temannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/362581516-288-k557027.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
duty after school ; Request
FanficJangan ikut campur! Biarkan saja! Biarkan takdir berjalan sesuai dengan alurnya. ..... Saat dia melompat ke sungai dia pikir semuanya berakhir, dia akan menikmati hukumannya di neraka. Tapi tidak, dia tidak mati, bagaimana bisa? Dia juga tidak tahu...