Saat ini aku sedang duduk di kantin, menyantap makan siangku sambil melihat-lihat timeline twitter. Aku mengalihkan pandanganku dari handphone ke Alex yang sedang duduk makan juga di depanku. Begitu kelasnya selesai, dia langsung menunggu di depan gedung fakultasku untuk mengajakku makan siang bersama. Saat aku mengalihkan pandanganku kembali ke handphoneku, tiba-tiba dia mengatakan sesuatu yang agak mengagetkanku.
"Tan, hari sabtu nanti gue mau jalan sama Tasya", ungkapnya.
"Tasya?", tanyaku sambil mengernyitkan kening. Baru pertama kalinya aku mendengar nama itu.
"Oh iya, gue belum bilang ya nama cewek kemarin yang gue ajak kenalan di bioskop itu? Namanya Tasya. Terus tadi waktu gue nunggu lo, gue coba ngajak dia jalan sabtu nanti, dan dia iyain", jelasnya dengan raut wajah senang.
"Oh, namanya Tasya toh", balasku singkat. "Selamat kalau gitu", lanjutku.
"Terima kasih", sahutnya sok imut. Aku melihatnya dengan tatapan aneh karena nada sok imutnya itu.
"Lo abis ini ada kelas nggak?", tanyaku pada Alex.
"Nggak ada sih, tapi setelah ini gue mau kerja kelompok di rumah temen gue", jawabnya.
"Oh ya udah pas sih. Habis ini gue ada kelas lagi, jadi lo duluan aja, nanti gue pulang naik ojek online", balasku.
"Yakin bisa pulang sendiri?", tanyanya mengejek.
"Iya bawel. Lo pikir gue anak kecil apa", balasku ketus. Alex hanya tersenyum usil.
Begitu kami selesai makan, kami langsung beranjak dan berpisah di depan kantin, Alex pergi kerja kelompok di rumah temannya dan aku yang kembali ke gedung fakultasku. Sebenarnya aku tidak bohong kalau aku ada kelas siang, tapi tadi sudah ada info dari ketua kelas kalau kelas siang ini ditunda karena dosen yang mengajar berhalangan hadir. Jadinya aku pergi ke perpustakaan, sambil melihat apakah Alex sudah meninggalkan lingkungan kampus atau belum, karena pemandangan perpustakaan di fakultasku adalah tempat parkir motor. Saat mendengar kalau Alex dan cewek kemarin itu mau jalan hari sabtu nanti, mood aku tiba-tiba berubah lagi sama seperti kemarin. Aku jadi ingin pulang sendiri.
Ketika aku sudah memastikan kalau Alex sudah pergi, aku pun keluar dari perpustakaan dan segera memesan ojek online. Sambil menunggu, aku jadi terus berpikir kenapa moodku selalu berubah setiap Alex mengatakan akan jalan dengan cewek lain, apalagi dengan cewek kemarin yang dikenalnya di bioskop.
"Apa gue cemburu ya? Tapi kan gue nggak ada hubungan apa-apa sama Alex, cuma sahabatan doang. Seharusnya gue nggak berhak buat cemburu", batinku. Di sela-sela membatin, ojek onlineku tiba. Aku pun segera berangkat menuju rumah.
●●●●●
Begitu aku membuka mata, aku melihat jam yang ada di meja samping tempat tidurku. Ternyata sudah pukul 4 sore. Jarang sekali aku bisa tidur siang karena biasanya ada kelas siang dan ada kerja kelompok setelah kelas. Aku pun segera bangun, berjalan keluar kamar hendak mencari cemilan di ruang makan. Baru saja kakiku menginjak turun anak tangga pertama, tiba-tiba ada suara yang mengagetkanku dari belakang.
"Ya", serunya. Aku tersentak kaget mendengarnya. Langsung saja aku berbalik, dan aku melihat Alex sedang duduk melantai sambil mengerjakan sesuatu di ruang santai di samping kamarku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and My Broken Heart [Hiatus]
Teen FictionMenyukai sahabat sendiri merupakan hal yang sebenarnya tidak bisa dilakukan oleh seseorang. Namun aku mengalami hal tersebut. Tinggal menunggu waktu apakah aku akan mengungkapkan perasaan ini atau tidak. Cerita ini slice of life. Mungkin ada sedikit...