Bunyi nyaring itu membuatku terbangun dari mimpi yang teramat indah. Bagaimana tidak indah, mimpi pacaran sama idola sendiri siapa yang nggak mau? Kalau diri ini tidak menghargai uang hasil kerja keras orang tua, pasti sudah ku banting handphone ini. Dengan terpaksa aku bangun, mengumpulkan segenap nyawa yang belum sepenuhnya sadar, baru kemudian beranjak dari kasur dan menuju ke kamar mandi.
Hari ini aku kuliah pagi, dan itu merupakan hal yang paling menjengkelkan buatku karena harus bangun lebih cepat. Setelah mandi, aku mengambil pakaian yang akan aku pakai hari ini. Pilihan style untuk hari ini hanya simple, jeans hitam, kaos putih disertai dengan kemeja berbahan jeans, dan tentunya sepatu kets. Rambutku ku biarkan tergerai. Tinggal polesan bedak sedikit dan liptint secukupnya, akhirnya selesai. Segera kuambil barang bawaan untuk hari ini, dan langsung turun ke bawah.
"Pagi ma, pagi pa", sapaku sambil mencium pipi kedua orang tuaku.
"Pagi sayang", sapa mama.
Baru saja mau duduk, tiba-tiba bunyi bel terdengar. Aku, mama dan papa saling tatap.
"Sebentar ya ma", ucapku. Cepat-cepat aku menuju pintu depan lalu membukanya. Betapa terkejutnya aku ketika melihat siapa yang sudah datang pagi-pagi bertamu ke rumah orang.
"Alex? Ngapain pagi-pagi lo kesini?", tanyaku.
"Mau ngecat rumah lo. Ya mau jemput lo lah, Tan", balasnya.
"Astaga. Ya udah, masuk dulu". Aku mempersilahkan Alex masuk.
"Udah sarapan?", tanyaku."Belum nih", jawabnya sambil memegang perut.
"Siapa suruh datang belum sarapan", jawabku sambil menahan tawa.
"Yah, nggak ditawarin sarapan bareng nih?", ucapnya dengan wajah memelas. Aku pun tertawa ketika melihat ekspresinya itu.
"Ayo", balasku.
"Yes. Gitu dong", ujarnya.
Aku berjalan mendahuluinya ke ruang makan.
"Siapa, Tan?", tanya mama."Tuh, Alex", jawabku sambil menunjuk ke arah belakang.
"Pagi om, pagi tante", sapa Alex.
"Oh Alex. Pagi", sapa mama. "Alex, udah sarapan? Kalau belum ayo sarapan sama-sama", tawar mama.
"Udah Tania tawarin kok tadi, ma. Jadi nggak usah ditawarin lagi. Nanti nambah dua kali dianya", ucapku acuh.
"Nggak apa-apa kan tante kalau Alex nambah dua kali?", tanyanya kepada mama.
"Iya, nggak apa-apa kok", jawab mama sambil tertawa kecil.
"Aduh tante baik banget deh. Makasih banyak tante", ucap Alex sok manis yang membuatku langsung melihatnya. Dia juga melihatku, disertai dengan menjulurkan lidah. Aku hanya geleng-geleng kepala.
Alex Purnama, entah dia sudah bisa kusebut sahabat atau belum. Kenalnya saat pertama kali masuk kuliah. Aku ingat betul bagaimana kita ketemu, yaitu di kantin umum kampus, hari terakhir ospek. Di kantin itu pas banget diputerin lagu kpop, dan aku kaget karena dia tau lagunya. Ya, aku dan Alex sama-sama kpopers, tapi sudah tidak sefanatik dulu karena tugas kuliah yang banyak banget. Fyi, aku dan Alex beda fakultas, aku fakultas ekonomi sedangkan dia teknik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and My Broken Heart [Hiatus]
Teen FictionMenyukai sahabat sendiri merupakan hal yang sebenarnya tidak bisa dilakukan oleh seseorang. Namun aku mengalami hal tersebut. Tinggal menunggu waktu apakah aku akan mengungkapkan perasaan ini atau tidak. Cerita ini slice of life. Mungkin ada sedikit...