"Aduh, siapa sih yang nelfon pagi-pagi begini?". "Halo".
"Halo, Tan. Gue udah di depan pintu kamar lo nih", ucapnya.
"Astaga Alex. Jam berapa coba ini sampe lo bangunin gue?", ucapku kesal.
"Ehm, jam 7", sahutnya tanpa dosa.
"Aduh, Alex! Tau ah!". Langsung ku matikan telfonnya dan menempatkan handphone itu di bawah bantal. Takut-takut Alex telfon lagi. Bodo amat dia di depan kamar. Siapa suruh bangunin orang yang kelasnya nanti siang.
Suara pintu tak henti digedor oleh manusia tidak berhati nurani itu. Ingin aku buang saja dia ke planet mars supaya tidak ada yang menggangguku lagi.
"Argh! Buka aja, nggak dikunci pintunya!", teriakku geram.
Bantal kepala sudah siap ditanganku untuk melempar dia. Saat pintu dibuka, langsung saja ku lempar bantal itu.
"TANIA HENDRAWAN!", teriaknya sambil mengambil bantal yang ku lempar tadi.
"APA?! Siapa yang nyuruh bangunin gue jam begini hah?!", sahutku kesal.
"Seharusnya lo bersyukur gue bangunin jam begini tau! Anak gadis nggak boleh bangun siang", ucapnya.
"Bodo ah! Gue mau tidur lagi", balasku. Baru juga 10 detik mata dipejamkan, dia sudah menarikku bangun.
"Tania ayo bangun", ucapnya sambil menarikku bangun.
"Aduh, kenapa sih, Lex?! Bisa to the point aja nggak sih? Kalau nggak penting gue tidur lagi nih", jawabku. Dia kalau udah memelas kayak begini, pasti ada maunya.
"Hehe tau aja", jawabnya sambil nyengir. Aku langsung bangun dan duduk bersila.
"Mau ngomong apa?", tanyaku ketus sambil mengumpulkan nyawa setelah bangun.
"Temenin gue nonton film girlgroup kesukaan gue dong", pintanya.
"Dimana?", tanyaku lagi.
"Di bioskop yang belum lama di buka itu.", jawabnya sambil senyum.
"Nggak mau ah. Jauh banget", balasku.
"Ayolah, Tan. Lagipula kan kesana bareng gue, naik motor bukan jalan kaki", pintanya lagi.
"Emangnya di bioskop yang biasa nggak ada? Kalau di tempat biasa gue mau", ujarku.
"Nggak tau kalau ada", balasnya. Aku pun langsung mengambil handphone, dan mengecek jadwal film di bioskop yang dekat kampus kami.
"Ini ada", ucapku sambil menunjukkan jadwal di bioskop yang biasanya aku dan Alex sering pergi nonton.
"Yah, walaupun di situ ada, gue tetap mau nonton di sana. Mau ya temenin gue nanti?", ujarnya.
"Jauh Alex", sahutku.
"Gue bayarin tiketnya. Masih nggak mau juga?", katanya.
"Ehm, ya udah deh", jawabku sambil nyengir.
"Dasar ya lo. Ngomong aja kek dari tadi kalau minta gue bayarin", balasnya. Aku hanya menjulurkan lidah.
"Lo udah sarapan?", tanyaku.
"Gimana mau sarapan, lo nya aja susah banget dibangunin", jawabnya.
Aku pun langsung beranjak dari tempat tidur, "Ya udah ayo".
Kami langsung ke ruang makan, dan disana sudah ada 2 piring roti selai dan 2 gelas susu coklat. Pasti mama nih yang udah siapin.
"Wah, pasti tante ya yang udah siapin ini", ucap Alex.
"Siapa lagi", sahutku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and My Broken Heart [Hiatus]
Teen FictionMenyukai sahabat sendiri merupakan hal yang sebenarnya tidak bisa dilakukan oleh seseorang. Namun aku mengalami hal tersebut. Tinggal menunggu waktu apakah aku akan mengungkapkan perasaan ini atau tidak. Cerita ini slice of life. Mungkin ada sedikit...