Aku terbangun karena cahaya matahari yang sangat menyilaukan sudah masuk ke dalam kamarku. Aku pun mengambil handphone dan melihat jam, ternyata sudah jam 9 pagi. Baru saja aku ingin mengirim chat pada Alex, tapi aku teringat bahwa sekarang hari sabtu, hari dimana Alex akan pergi ngedate dengan Tasya, wanita yang dikenalnya di bioskop beberapa hari yang lalu itu. Aku pun langsung meletakkan handphoneku kembali ke atas meja samping kasurku, dan menuju ke kamar mandi.
Setelah selesai mandi, aku langsung turun ke bawah, membuka kulkas yang ada di dapur, dan mengambil susu coklat dingin kesukaanku. Tak lama kemudian mama muncul di dapur. Mungkin mama mau masak untuk makan siang.
"Mama udah mau masak buat makan siang ya?", tanyaku.
"Iya sayang. Tapi ini kayaknya bahan-bahannya ada yang kurang deh", jawab mama sambil melihat-lihat isi kulkas. "Temenin mama belanja yuk di supermarket", ajak mama.
"Ayo. Tapi Tania ganti baju dulu ya ma, sama sekalian mau ambil kunci mobil. Nggak lama kok", sahutku.
"Oke. Mama juga mau ganti baju sama mau ambil tas mama", balas mama.
"Oke ma", balasku. Aku pun langsung menuju ke kamar, mengganti baju, mengambil handphone, dompet, kunci mobil dan masker. Untuk riasan, aku hanya memakai bedak saja dan lip balm.
Sesampainya di bawah, mama juga baru keluar kamar. Jadi kami langsung keluar rumah dan menuju ke supermarket. Selama perjalanan aku hanya diam sambil menyetir mobil dengan tenang.
"Tumben kamu nggak keluar bareng Alex? Alex juga tumben nggak datang ke rumah hari ini", tanya mama tiba-tiba.
"Tiba-tiba banget ma?", balasku.
"Ya.. kan biasanya kalian kalau hari sabtu jalan-jalan, atau nggak Alex yang main di rumah seharian", balas mama.
Ya memang betul yang dikatakan mama. Biasanya aku dan Alex setiap hari sabtu pasti jalan-jalan keluar, entah sekedar ke mall, ke tempat wisata, pergi ke cafe yang estetik buat nugas, atau Alex yang diam di rumahku seharian. Itu sebabnya mama heran kenapa Alex hari ini nggak datang ke rumah.
"Alex katanya ada urusan ma", jawabku sambil fokus menyetir.
"Pasti kencan ya?", tanya mama lagi. Aku langsung menoleh ke mama sebentar.
"Mama tau darimana?", tanyaku.
"Loh mama benar? Padahal mama cuma nebak loh", balas mama. Aku hanya diam dan kembali fokus menyetir.
"Sama siapa kencannya?", tanya mama lagi.
"Sama temannya, ma", jawabku.
"Teman apa temen?", goda mamaku.
"Nggak tau lah ma. Tania cuma taunya mereka temanan", balasku lagi. Terdengar mama yang ketawa kecil. "Kok mama ketawa?", tanyaku heran.
"Nggak apa-apa. Tapi kamu kalau cemburu jangan keliatan gitu dong", jawab mama.
"Tania? Cemburu? Mana mungkin", balasku mengelak. 'Mama nih bisa baca pikiranku ya. Tau aja kalau aku cemburu'.
"Ya udah iya deh, kamu nggak cemburu", balas mama.
Tidak terasa aku dan mama sudah sampai di supermarket yang dekat dengan rumah. Begitu masuk area supermarket, aku langsung mencari parkiran, dan memarkirkan mobilku. Setelah itu aku dan mama pun keluar dari mobil dan langsung masuk ke supermarket, membeli bahan-bahan untuk dimasak siang ini, bahkan mungkin sampai malam nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and My Broken Heart [Hiatus]
Roman pour AdolescentsMenyukai sahabat sendiri merupakan hal yang sebenarnya tidak bisa dilakukan oleh seseorang. Namun aku mengalami hal tersebut. Tinggal menunggu waktu apakah aku akan mengungkapkan perasaan ini atau tidak. Cerita ini slice of life. Mungkin ada sedikit...