Hari berlalu begitu cepat sampai tidak terasa sebentar lagi sudah mau ujian tengah semester. Aku dan teman-teman circleku di kelas sudah berencana untuk belajar bersama akhir pekan ini di rumah salah satu temanku. Temanku ini satu-satunya laki-laki di circleku. Teman-temanku dalam circle ini berjumlah delapan orang, dan cerita tepatnya sampai kami bisa berteman seperti ini aku lupa. Tapi yang pasti aku dan salah satu temanku dalam circle ini satu kelas dulu saat di SMA, jadi kami selalu bersama sejak pertama kali kami menjadi mahasiswa.
Waktu sudah menunjukkan pukul setengah empat sore, yang berarti saatnya kelas selesai dan pulang. Dan benar saja, setelah aku melihat jam, dosen yang mengajar langsung menghentikan kelas dan kami pun bubar. Saat sedang merapihkan peralatan belajarku, notifikasi chatku berbunyi. Aku pun membuka handphoneku dan melihat siapa yang mengirim pesan, dan ternyata itu Alex.
'Udah selesai?', tanyanya.
'Iya udah. Lo dimana?', tanyaku.
'Di parkiran mobil fakultas lo', balasnya.
Aku pun dengan cepat merapihkan buku-buku dan peralatan belajarku. "Guys, gue duluan ya", pamitku pada teman-temanku. Sesudah itu aku langsung menuju parkiran mobil dan mencari mobilnya Alex. Sekitar 10 menit aku mencari mobilnya, akhirnya ketemu juga.
"Tumben bawa mobil", ucapku ketika sudah di dalam mobil. Tadi pagi aku pergi ke kampus sendiri karena jam kelas aku dan Alex yang berbeda, dan kebetulan tadi Alex ada urusan juga.
"Ya pengen aja", balasnya. "Ke mall yuk", sambungnya.
Aku melihatnya dengan tatapan mengernyit, "Ngapain?", tanyaku.
"Nonton. Ada film baru nih", jawabnya.
"Oh ya udah. Bentar gue laporan dulu sama mama", balasku. Ketika aku sedang menelepon mama, Alex pun mulai menjalankan mobilnya untuk meninggalkan wilayah kampus.
"Apa kata tante?", tanyanya setelah aku menutup telpon, tentu saja dengan tatapan yang hanya fokus di jalanan.
"Kata mama jangan pulang malam", jawabku. Alex hanya ber-'oh' ria.
"Oh iya besok gue gak datang ke rumah lo ya, soalnya gue ada kerja kelompok", ucapnya.
"Oh jadi ceritanya ini mau nyuap gue karena besok lo nggak datang ke rumah?", tanyaku dengan maksud hanya bercanda.
"Nggak gitu loh Tania", sahutnya. Aku pun tertawa ketika mendengar responnya.
"Iya, iya, gue cuma bercanda doang kok tadi. Lagipula besok juga gue mau belajar bareng teman-teman gue, karena bentar lagi kan udah mau ujian tengah semester", balasku.
"Di mana? Di rumahnya siapa? Di rumah cewek atau cowok?", tanyanya tanpa henti.
"Wow, calm down boy. Nanyanya satu-satu dong", ucapku.
"Lah itu gue nanya satu-satu", balasnya.
"Adalah, di rumah teman gue yang cowok. Dia satu-satunya cowok di circle gue. Tenang aja, dia udah punya pacar kok. Pacarnya teman circle disitu juga", jelasku. "Ini gue kayak minta izin sama pacar aja deh", celetukku.
Aku yang tidak sengaja melihat ke arah Alex seketika kaget melihat Alex yang tersenyum tipis. Saat itu jantungku langsung berdetak tidak karuan. 'Apa maksudnya sih dia senyum tipis gitu', ucapku dalam hati.
"Ya udah, berarti besok kalau lo udah selesai belajar kasih tau gue ya, biar gue sekalian jemput", ucapnya.
"Nggak usahlah Al. Lagipula ada ojek online juga. Gue nggak mau ngerepotin lo", balasku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and My Broken Heart [Hiatus]
Teen FictionMenyukai sahabat sendiri merupakan hal yang sebenarnya tidak bisa dilakukan oleh seseorang. Namun aku mengalami hal tersebut. Tinggal menunggu waktu apakah aku akan mengungkapkan perasaan ini atau tidak. Cerita ini slice of life. Mungkin ada sedikit...