Chapter 4: Mimpi X Lo

7 3 0
                                    

“Kring….” Alaram berbunyi tangan Arya menggapai jam beker diatas nakas untuk dimatikan dijam yang sepagi ini Arya masih terlelap dalam tidurnya, ia belum saja bangun dijam yang semepet ini padahal ini sudah waktunya untuk berangkat sekolah.

“Kring….” untuk kedua kalinya jam itu berbunyi diiringi dengan ibu Arya yang masuk kedalam kamarnya

“Astaga... Arya, kamu mau tidur samapi kapan, jam terus berbunyi tapi kamu belum juga bangun, ayo bangun” Teriak ibu mengganggu tidurku

“Ini sudah jam berapa kamu ngga sekolah?” Tanya ibu sedikit menurunkan nada bicaranya

Setelah mendengar perkataan ibu barus seketika mata Arya membulat ia bangun dari ranjanganya menatap jam beker yang menunjukan pukul 06.15 pagi ia segera beranjak dari ranjangnya dengan penampilan yang berantakan

“Mengapa jam ini tidak berdering keras” Gerutu Arya lekas mengambil handuk menuju kamar mandi

“Ayo cepat bersiap, sudah kesiangan jam beker disalah kan” Kata ibu kesal menaikan nada bicaranya melihat tingkah ku

Arya yang benar-benar terlambat di pagi itu tampak gelisah di mobil yang di kendarai ibunya, ia hanya berharap semoga saja ia tidak terlambat dan gerbang tidak terkunci, namun nyatanya tak mungkin di jam yang sekarang telah lewat dari setengah tujuh pastilah gerbang telah terkunci.

“Jika sampai ibu terpanggil oleh wali kelasmu hanya karna kemalasan mu, ibu pastiakn akan menskor uang jajan mu selam 1 bulan penuh” Ancam ibu melirik ku yang gelisah duduk di sebelah ibu

“Ini bukan waktunya bu, aku pergi dulu” Kata Arya lekas keluar mobil berlari menuju pintu gerbang yang telah terkunci

Didepan gerbang itu juga selain dirinya banyak juga siswa dan siswi lainnya yang juga terlambat. Mereka termasuk dirinya dicatat oleh satpam sebelum memasuki halaman sekolah

“Kakak-kakak dan adik-adik semua, sekoalah kita telah lama memiliki aturan jadi saya hanya menjalani aturan sesuai peraturan yang sekolah kita tetapkan, setiap siswa yang terlambat akan dikenakan hukuman” Kata seorang siswa berjas navi yang tak lain dan tak bukan adalah ketua OSIS sekolah ini.

“Selain menyikat toilet, apakah ada hukuman lainnya?”  Tanya Arya nyaring

Mata ketua OSIS menatap tajam kearah Arya yang mengajukan pertanyaan

“Jika membersihkan toilet itu berat bagimu kamu bisa membersihkan seluruh sekolah” Kata ketua OSIS masih menatap Arya

Raut wajah Arya lalu berubah sedikit kesal mendenegar perkataan barusan dari pada harus membersihakan satu sekolah yang pastinya memakan waktu yang sangat lama ia memilih untuk menyikat toilet saja. Bersama teman-teman yang lainnya ia menyikat toilet pada bagian nya samapi tugas selesai.

“Permisi bu, saya terlambat saya habis menyikat toilet” Kata Arya sopan menghadap ibu guru

“Arya, Arya…, masuk, sudah seriang kamu terlamabat, jika sekali lagi kamu terlambat dijam ibu, ibu pastikan akan melaporkan mu kepada wali kelas, mengerti kamu” Bentak ibu guru

“Baik bu” Kata Arya lalu duduk disebelah seseorang berjas navi tadi
Hingga jam istirahat tiba Arya masih sibuk dengan bukunya sampai sampai tak memperdulikan bel istirahat

Dalam Ke Mimpi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang