Chapter 5: Trun Love {Bagian 1: "Memori Kenangan"}

6 3 0
                                    

“Kiana, ayah dan ibu ingin kamu mengakhiri hubungan mu dengan Corvin” Kata ibu menatapku

“Ada apa ini ibu, apa aku salah memiliki Corvin?” Tanya Kiana tak paham

“Dia tidak pantas ada bersaam mu, untuk berteman kami mengijinkan tapi jika kamu berharap memilikinya kami tak menyetujuinya”

“Apa kau ingin memiliki serorang pasangan yang sakit sakitan” Kata ibu sedikit menaikan nada bicaranya

“Tapi apa yang salah dari hubungan kami?” Tanya Kiana mempertahankan hubungan nya

“Kami tidak menyukai Corvin, tak ada alasan untuk kami menyukai orang yang sebentar lagi akan meninggal” Kata ibu tegas

“Aku yang menjalani hubungan ini, aku menyukai Corvin mengapa kalian yang menentukan pilihan ku?”

“Aku sudah mencintai Corvin apa pun yang terjadi padanya aku akan selalu bersamanya”

“Umur adalah usia yang diatur oleh Tuhan, walaupun dokter berkata jika umur Corvin tidak akan lama tapi semua ada pada tangan Tuhan” Kata Kiana terus mempertahankan hubungannya dengan nampak bersedih

“Kiana mulai saat ini akhiri hubungan mu, ayah dan ibu seperti ini karena kami tau dia bukan yang terbaik buat mu” Sahut ayah menekankan

Aku hanya bisa terdiam, dengan sedih aku tak tau harus berkata apa lagi. Mulai saat itu ayah dan ibu semakin menegaskan aku untuk mengakhiri hubungan kami, kami dipisah dan segala kontak komunikasi semuanya diakhiri yang dapat menghubungkan aku dan Corvin hingga kini aku tak tau mengenai kabar Corvin. Kami memiliki hubungan tanpa kejelasan, aku maupun dia, kami sama sama tak pernah berkata hubungan ini berakhir.

Corvin duduk diranjang nya memandangi foto dipigura yang bahagiaya ia dahulu bersama Kiana, namun semejak hari itu ibunya mengatakan jika Kiana telah pergi untuk melupakan nya dan hingga kini ia tak pernah tau mengenai kabar Kiana. Ia hanya bisa memandangi kenangan itu dan terus mengingat masa masa bahagianya ia dahulu bersama Kiana, hingga ia tak sadar bel rumah berbunyi.

Corvin seketika terkejut, ia tersadar dari lamunannya karena mendengar bunyi bel ia kemudian lekas menyimpan pigura itu lalu berjalan menuju pintu depan

“Sebentar”

Ketika pintu terbuka alangkah terkejutnya Corvin jika didepanya dibalik pintu itu saudaranya datang untuk mengunjunginya

“Edrick?”

“Corvin...”

Edrick langsung memeluk Corvin yang berdiri diamabang pintu karena rindu dengan adiknya, sudah dua bulan lamanya Corvin melepas pekerjaan nya ia sengaja untuk sementara ini tak ingin bekerja entah apa yang ia pikirkan hingga ia ingin menganggur dan pergi dari kota asalnya.

“Mengapa kau datang tak mengabari aku?” Kata Corvin sambil tersenyum

“Ayo lah, Corvin sudah berapa banyak pangilan yang tak kau jawab dari ku” Balas Edrick gemes melihat Corvin

“Apa kau sudah mencek hp mu” Sambung Edrick lagi

Seketika Corvin baru teringat jika ponselnya sedari tadi ia chas karena lo bath

Dalam Ke Mimpi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang