Jemari seorang pemuda yang piawai bermain piano kini berpindah mengelus kucing ras Persia putih solid dengan mata biru. Di sebelah kiri pemuda itu terdapat komputer putih yang besar dan tipis, keluaran terbaru. Layarnya menunjukkan komentar orang-orang yang antusias atas permainan pianonya yang baru saja berakhir.
"Keren!"
"What a beautiful!"
"Face reveal please, I want to know more about u!"
"Kyaa, mau diajarin dong main piano!"
"Kucingnya lucu banget!"
Begitulah komentar-komentar yang dapat dilihat dari layar komputer tersebut, pemuda itu tersenyum tipis. Matanya tertegun pada satu komentar, "look on your phone now!"
Pemuda itu langsung melihat ponselnya, tidak ada yang aneh di sana. Hanya wallpaper kucing kesayangannya. Tidak lama setelah itu pintu kamarnya diketuk dari luar, "Mas Mirsyah?"
"Dalem?" logat Jawa Mirsyah terdengar.
"Raline masuk yaa!"
"Masuk saja," sambil merapikan kamera setelah live streaming di Youtube.
"Ini, dari tadi berbunyi terus." Raline memberikan ponsel kakaknya.
Itu adalah ponsel yang jarang digunakan oleh Mirsyah, lihatlah banyak sekali pesan yang masuk di WhatsApp.
"Hai!" Hanya satu kata, tetapi riwayat panggilannya 8 kali. Itu nomor yang tidak disimpan sama sekali, nomor tidak dikenal.
Mirsyah penasaran, lalu membalasnya.
"Halo, ini siapa ya?"
Lima belas menit kemudian, Mirsyah mendapat balasan dari nomor tidak dikenal tersebut.
"Hai, ini benarkan nomornya down to my radar? Youtuber dengan subscriber 5 juta yang menampilkan konten musik yang unik dan aesthetic? Aku sangat menyukai semua karya kamu (original piano, coveran lagu ternama dengan piano, lo-fi music, lullaby music dan beberapa kolaborasi dengan artis ternama). Semua karya kamu menghibur hari-hariku! Aku sangat senang mendengarkan coveran dan karya original kamu. Aku suka melihat tanganmu, juga kucing lucu yang selalu kamu belai. Aku adalah seorang penggemar berat."
"Aku sering spam di sosmed kamu yang lain (aku minta maaf) aku seperti itu karena tidak bisa menahan diri. Maafkan aku ya kalau mengganggu, tapi aku akan terus mendukung kamu dan karya-karya kamu (emoticon love). Oh ya titip salam ke kucingmu yang banyak itu."
Mirsyah terdiam sejenak dan masih mencerna apa yang terjadi. Ia benar-benar tidak menyangka, nomor Whatsapp pribadinya diketahui oleh stalker. Terlintas di benaknya, mungkin ini teman yang sedang mengganggunya.
Mirsyah menelepon teman satu-satunya yang gila bisnis coffe shop, makanan dan juga kos-kosan, tapi nihil. Teman satu-satunya itu tak tahu apapun dan malah mengatakan 'selamat, mungkin ini waktunya untuk dirimu menunjukkan wajahmu pada dunia melalui stalker.'
Telepon itu ditutup sepihak oleh Mirsyah, bagaimana pun Mirsyah tak akan menunjukkan wajahnya. Itu adalah privacy dan itu mutlak baginya harus dijaga. Demi hidup yang tenang untuk seseorang yang introvert. Cukup tangannya yang menari di atas piano sambil sesekali membelai kucing tersayang, dan cukup karyanya yang terkenal.
Mirsyah mulai mengetik pesan kepada stalker.
"Maaf, ini dapat nomor saya dari mana ya?"
Pesan Mirsyah sudah terkirim, telah dibaca dan stalker sedang mengetik balasannya. Mirsyah bergumam kecil, 'fast respon!'
KAMU SEDANG MEMBACA
DOWN TO MY RADAR
Romance"Aku sangat terobsesi dengan dirinya namun dia menghindar dariku." Mirsyah adalah seorang pianis online yang menyembunyikan identitas aslinya. Suatu hari ia mendapat pesan dari seorang gadis yang mengaku sebagai penggemarnya. Stalker! Beberapa waktu...