02

1.7K 67 1
                                    

Acha yang sedang mendapat libur beberapa hari kedepan mulai merasa bosan di dalam apartemenennya. Acha bukan orang yang gemar bepergian jika dia merasa tidak perlu.

Acha menutup novel yang dia baca dan kembali meletakannya di rak buku. Acha berjalan kearah ruang tengah dan mengambil handphonenya yang tergeletak di atas meja. Ketika membuka handponenya terdapat sebuah pesan.

Abang🤍
Adek liburkah hari ini?

Iya bang
Kenapa?

Gak apa-apa dek
Maaf ya abang gak bisa nemenin adek libur

Gak apa-apa bang
Abang hari ini ada jadwal kampanye
dimana?

Di GBK dek
Kenapa?

Adek kesana boleh bang?

Nanti pasti rameh banget loh dek
Adek yakin mau kesini?

Yakin
Adek bosen di rumah terus

Yaudah nanti kalo udah di GBK kabarin ya, biar nanti di jemput Deril di depan.

Eh, gak usah bang

Di jemput Deril atau gak usah kesini?

Ok ok di jemput mas Deril
Adek siap-siap dulu
Nanti adek kabarin kalo udah sampe

Hati-hati ya🤍

Acha berjalan kearah lemari dan mencari baju yang cocok untuk datang keacara kampanye tentu saja warnanya harus senada dengan yang lain, yaitu warna biru muda.

Acha memilih menggunakan ojol daripada taxi atau membawa mobil sendiri, karena pasti jalanan akan macet. Meskipun macet setidaknya kalau naik ojol Acha hanya butuh jalan sedikit itulah yang Acha pikirkan.

Acha berada tak jauh dari pintu masuk GBK setelah tadi Acha sempat berjalan karena ojol tidak bisa masuk akhirnya di sinilah Acha berdiri di bawah pohon, di depannya banyak orang-orang bergerombol.

Acha mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya.

Abang🤍

Bang, adek ada di depan pintu masuk
Di bawah pohon palem

Acha memasukan kembali ponselnya.
Matanya terus mencari-cari sosok yang mungkin dia kenal, tentu saja dia berharap Teddy akan cepat membaca pesannya atau setidaknya Deril lewat di depannya mungkin.

Acha kembali mengambil ponselnya dan mengecek ternyata pesannya belum di baca oleh Teddy. Acha yang mulai merasa haus dan kepanasan tentu saja, menekan tombol telfon di samping nama Teddy.

Di detik ketiga Teddy baru mengangkat panggilannya.

"Hallo assalamualaikum bang"

"Walaikumsalam, adek dimana?"

"Adek di depan, di bawah.."

Tuut tuut

Belum selesai kalimat Acha panggilan mereka terputus. Karena banyaknya orang di sini menyebabkan signal ponselnya hilang.

Acha memandangi ponselnya, bagaimana dia setelah ini? Apa Acha harus balik saja? Tapi Acha memilih untuk menunggu sebentar lagi, Acha yakin Teddy pasti membaca pesannya.

***

"Walaikumsalam, adek dimana?"

"Adek di depan, di bawah.."

Tuut tuut

"Halo dek, adek denger abang gak?" Teddy memeriksa handphonenya yang ternyata panggilannya dengan Acha terputus.

Teddy segera membuka room chattnya dengan Acha, sukurnya Acha sudah memberitahu lokasinya lebih dulu sebelum menelfon.

Mata Teddy mencari-cari sosok Deril di antara banyaknya orang yang berada di belakang panggung. Netranya menemukan sosok Deril yang berada di pojok tengah berbincang dengan seseorang yang Teddy tak kenal. Teddy melangkah kearah Deril.

"Ril"

Deril yang di panggil menoleh dan segera berdiri tegap.

"Siap komandan" Deril menyauti dengan sikap sempurna.

"Ck, bisa tolong saya?"

"Tolong apa mas Ted?" Kali ini Deril menyauti dengan santai.

"Sini"

Deril mendekat

"Tolong jemput Acha di depan pintu masuk. Terus kasi ini kedia, bilangin ke Acha jangan di lepas. Kalo situasinya memungkinkan beri tau saya Acha di mana" Teddy menyerahkan sebuah tanda pengenal.

"Siap mas"
"Tapi mas, mas Teddy tau posisi pastinya gak dimana?"

"Di bawah pohon palem"

"Ok siap laksanakan"









————
Cegilnya mayor Teddy mari merapat😂

Selamat menikmati kehaluan ini🫶🏻
Tolong tandain kalo ada typo ya🤗

I'm YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang