03

1.5K 80 0
                                    

"Mbak Acha"

Acha menoleh kesumber suara yang ternyata itu Deril

"Eh mas Deril, maaf ya ngerepotin"

"Gak apa-apa"
"Oh iya mbak, ini di pake, kata mas Teddy jangan di lepas"

Acha mengambil tanda pengenal itu dari tangan Deril dan mengalungkannya di leher.

"Makasih mas"

"Ayo ikut saya"

Acha mengikuti langkah Deril yang mengantarnya kebelakang panggung. Acha kira dirinya akan di arahkan untuk ketribun.

"Mas, kok kesini? Gak ketribun?"

"Mas Teddy tadi mintanya mbak Acha di anter kesini"

Acha manggut-manggut.

"Makasih ya mas Deril" Acha tersenyum kearah Deril.

"Nanti mbak Acha bisa kedepan sebelah panggung kalo acaranya udah mulai"

"Ok mas"

"Saya permisi dulu ya" Deril pamit pada Acha.

Acha melihat kesekelilingnya tidak ada satu orangpun yang dia kenal kecuali tadi Deril dan ah di belakang sana ada mas Rizki dan rekan-rekannya.

"Mbak sendirian ya?" Tiba-tiba ada suara perempuan di sampingnya.

"Eh iya mbak" Acha tentu saja kaget dengan kehadiran perempuan itu.

"Hehe maaf ya mbak ngagetin, saya kebetulan lagi tugas saya EO acara ini mbak"

"Oh, iya mbak gak apa-apa"

"Mbak tamu undangan ya?" Mbak-mbak EO itu bertanya pada Acha setelah membaca tanda pengenal Acha.

"Aah i..iya mbak, saudara saya yang ngasi ini tadi"

"Ooh saudaranya ada yang.."
"Ya ampun itu Mayor Teddy ganteng banget, iyakan mbak?" Mbak-mbak EO tadi tidak menyelesaikan kalimatnya karena melihat Mayor Teddy turun dari panggung dan berjalan kearah mereka.

"Eh eh mbak, mayor Teddy beneran jalan kearah kitakan?" Lagi mbak-mbak EO itu sangat antusias.

"Iya mbak" Acha menanggapi seadanya.

Acha menangkap kode lirikan mata Mayor Teddy agar mengikutinya.

"Mbak saya kesana dulu ya" Acha pamit pada mbak-mbak EO itu.

***

Teddy berjalan sedikit lebih jauh dari belakang panggung, setelah memastikan bahwa orang-orang yang ada di sini adalah orang-orang yang dia kenal barulah Teddy menghentikan langkahnya. Teddy berbalik dan mendapati Acha yang masih berjalan kearahnya.

Setelah Acha berdiri tepat di depannya Teddy mengulurkan tangannya yang langsung di sambut Acha untuk di salimi.

"Tadi ngobrol sama siapa?"

"Gak tau namanya siapa, tapi tadi dia bilang dia EO acara ini"

"Jangan sembarangan ngobrol sama orang asing ya" Teddy mengelus rambut Acha.

"Iya abang. Abang gak naik lagi ke panggung?"

"Bentar lagi, bapak masih makan"

"Kok gak nemenin bapak makan? Abang udah makan belum?" Lagi Acha dengan kebawelannya.

Teddy tersenyum mendengar ocehan Acha.

"Abang udah makan dulu tadi dek. Gak usah khawatir"
"Ada Rajif yang nemenin bapak, abang tadi cek keamanan panggung dulu"

Acha manggut-manggut mendengar jawaban Teddy.

"Mau foto dulu?" Di saat orang-orang banyak meminta foto dengan Teddy ini malah Teddy yang mengajak Acha berfoto terlebih dahulu.

"Boleh"

"Rizki, sini sebentar" Teddy memanggil Rizki yang berada tak jauh darinya.

"Kenapa mas Ted?"

"Fotoin kita dong"

"Duh duh duuuh, iri banget saya. Mau juga dong tugas tapi di temenin" Rizki menyindir Teddy, namun tetap saja tangannya bergerak mengambil ponsel Teddy dan membuka kamera.

"Makanya punya cewek satu aja biar gak bingung kalo mau di ajak" ledek Teddy.

"Sialan lu mas Ted" Rizki tertawa dengan sangat keras.
"Udah cepetan gaya, deketan napa jangan kayak orang gak pacaran"

Tangan Teddy merangkul pinggang Acha sebelum menggesernya untuk lebih rapat kearah dirinya.

Setelah sesi foto selesai Rizki menyerahkan handphone Teddy dan meninggalkan mereka berdua.

Teddy melepas topi hitamnya dan mengenakannya pada Acha.

"Cuacanya panas banget, tetep di pake ya. Abang nanti di atas panggung nemenin bapak. Adek kalo mau nonton di samping aja ya, deket-deket sama orang-orang yang make tanda pengenal ini"

"Iya abang"

"Abang kebapak dulu ya. Nanti kalo udah selesai abang samperin"

"Iya, semangak tugasnya ya abang"








————
Ih rajin banget sampe double up😅
Halunya lagi lancar😂

Vote dan comment yak biar aku semangat nulisnya😂

Selamat menghalu bersama🫶🏻

I'm YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang