07

1.2K 77 5
                                    

Hari ini kantor maskapai tempat Acha bekerja di buat heboh karena ada pemberitahuan bahwa Pak Prabowo akan datang berkunjung untuk meninjau proyek kerja sama antara Pak Prabowo dengan Elang Airlains.

Semua cabin crew yang tidak mendapatkan jadwal flight hari ini berkumpul di aula dari mulai yang paling senior hingga junior.

Mereka semua mendapat arahan untuk bagaimana nanti menyambut Pak Prabowo dan rombongan.

Shania salah satu pramugari yang satu batch dengan Acha menyenggol lengan Acha.

"Cha, kalo Pak Prabowo dateng kesini berarti Mayor Teddy juga dong?" Shania sedikit berbisik pada Acha.

"Ngga, Mayor Teddy tidur di rumahnya" Acha menyauti dengan nyeleneh.

"Ck, yang bener lo Cha"

"Ya pasti dia ikutan juga lah shan, ngaco aja lo"
"Udah dengerin tuh nanti kena tegur kita"

Mereka berdua kembali memfokuskan pada seseorang yang tengah menjelaskan di depan.

Tepat pukul 10.00 wib rombongan Pak Prabowo sampai di depan gedung kantor Elang Airlains.

Para pramugari, pramugara dan juga pilot sudah berbaris untuk menyambut Pak Prabowo. Rombongan Pak Prabowo turun dari mobil dan di Arahkan masuk kedalam aula.

***
Teddy hari ini mengenakan seragam lorengnya, jangan lupakan baret merah yang bertengger di atas kepala Teddy.

Teddy turun dari mobil dan berjalan memutar kesisi kanan untuk membukakan pintu untuk Pak Prabowo. Mata Teddy terus mengawasi keadaan sekitar dan sesekali bertanya pada seseorang yang sepertinya bertanggung jawab dalam acara ini, untuk memastikan semuanya berjalan sesuai rencana dan tentunya harus aman.

Teddy melihat di ujung sana ada Acha yang sedang berdiri menyambutnya, ralat menyambut kedatangan Pak Prabowo dan rombongan seharusnya. Teddy terus berjalan sambil sesekali mencuri pandang pada Acha, dan ketika langkahnya semakin dekat dengan Acha, Teddy menampilkan senyumnya yang membuat beberapa pramugari memekik tertahan melihat itu.

Acha yang melihat itu hanya ikut tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.

Setelah rombongan Pak Prabowo melewatinya dan sudah duduk di kursi yang telah di sediakan barulah terdengar suara ribut-ribut dari para pramugari yang mengagumi para ajudan pak menhan itu.

"Gila ya mereka aslinya lebih ganteng"

"Iya, Mayor Teddy vibesnya bukan kaleng-kaleng"

"Duh gimana ya caranya biar jadi pacarnya Mayor Teddy"

Acha mendengar bisik-bisik itu, bohong rasanya jika Acha baik-baik saja, ingin rasanya Acha berteriak pada semuanya bahwa Teddy miliknya, Teddy pacarnya namun Acha memilih untuk tetap diam dan berjalan mundur kebelakang meninggalkan kerumunan yang berlomba untuk bisa mendekat pada Teddy dan lainnya.

Acha sedang duduk di kursi bagian belakang, sengaja menghindar untuk menjaga hatinya. Acha duduk sambil memainkan handphonenya berselancar di dunia maya, sebelum sebuah benda dingin menyentuh pipinya. Acha mendongak dan mendapati sebuah lengan dengan baju yang di gulung sampai di atas siku itu tengah memegang sebuah botol air dingin.

"Loh kok abang di sini?" Acha terkejut karena mendapati Teddy sudah berdiri di sebelahnya.

"Kan abang kerja ngawal bapak di sini dek" Teddy membukakan tutup botol tersebut sebelum memberikan pada Acha.

"Maksud adek, kok gak di sana sama bapak" Acha menunjuk kearah tempat Pak Prabowo duduk.

"Abang habis beli air, terus liat adek malah duduk di belakang sendirian" Teddy duduk di kursi sebelah Acha.

Acha yang baru saja meminum air yang diberikan Teddy buru-buru menelannya, setelah Acha menyadari hanya botol minuman ini lah yang Teddy bawa.

"Kok malah di kasih ke adek?"

"Gak apa-apa, abang bisa minum bekas adek kok" Teddy mengambil botol air dari tangan Acha.

"Abaaang" Acha hampir saja berteriak kalau dia tak sadar sedang ada di mana. Bagaimana mungkin Teddy dengan santainya meminum air bekas Acha.

"Bukannya di depan, malah asik di belakang tebar pesona sama mas mayor" tiba-tiba suara seorang perempuan terdengar dari arah belakang mereka.

Acha menengok kebelakang, ternyata itu suara Desi salah satu cabin crew yang terkenal centil

"Mas mayor jangan mau sama dia, mending sama saya" Desi langsung mendudukan dirinya di samping Teddy bahkan terkesan menyandar pada Teddy.

Teddy yang merasa risih menggeser tubuhnya.

"Maaf mbak, bisa geser kesana?" Teddy berkata pada Desi namun enggan menatapnya.

"Kenapa mas? Padahal enak gini kan? Deket" Desi senyum-senyum kearah Teddy.

Teddy yang merasa mulai tak nyaman segera bangkit dari duduknya.

"Abang kedepan ya" Teddy berpamitan pada Acha yang di jawab Acha dengan anggukan.

"Eh, lo adiknya Mayor Teddy?" Desi menggeser duduknya untuk lebih dekat dengan Acha

"Bisa kali lo bantu gue buat deket sama dia, nanti gue rayu pak Adnan biar lo cepet jadi purser deh"

"Eh maaf mbak, aku gak bisa"

"Ck, belagu banget lo baru jadi adiknya mayor doang" Desi pergi meninggalkan Acha dengan menghentak-hentakan jalannya.

Acha yang melihat itu hanya mengelus dadanya, kabar tentang Desi selama ini benar ternyata, tadinya Acha tak begitu menghiraukannya tapi sekarang apa Acha bisa untuk tetap diam saja?





—————

Apakah ada yang kesel sama Desi?😅
Atau ada yang potek hatinya liat video mbak2 itu nempel ke mayted? 😅 hayo ngaku, kalo iya kita sama😂

Selamat menghalu semuanyaaaa🤍🤍
Jangan lupa vote dan comment yang banyak yaaaa🤍🤍

I'm YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang