"Mbak Achaaa" Dea yang melihat Acha keluar dari lobi bandara sambil menenteng sebuah bouquet segera berlari dan memeluk Acha
"Happy last flight mbak" Dea mengeratkan pelukannya pada Acha
"Makasih De" Acha balas memeluk Dea
"Tapi aku sedih" Dea mengendurkan pelukannya, Dea mengusap air mata yang sudah ada di pelupuk matanya
"Gak boleh sedih, nanti kita bisa ketemu lagi, bahkan mungkin bisa lebih sering" Acha mengusap-usap lengan Dea
Dea mengulurkan paper bag pada Acha
"Hadiah dari aku, semoga mbak Acha suka"
"Makasih" Acha mengambil paper bag itu sambil tersenyum
"Mbak Acha pulang naik apa?"
"Tuh yang jemput udah dateng" Acha menunjuk seseorang yang mengenakan seragam loreng tengah berjalan di belakang Dea
Dea berbalik dan membekap mulutnya sendiri
"Mbaaaak" Dea memekik tertahan dan berbalik menghadap Acha
"Mbak, itu mayor Teddykan?" Dea memastikan apa yang dia lihat tak salah
Acha mengangguk
"Kok bisaaa?" Dea masih tidak percaya
"Happy last flight sayang" Teddy yang sudah berdiri di depan Acha mengangsurkan bouquet bunga pada Acha, sedangkan Dea yang berdiri di samping Teddy masih melongo tidak percaya
Acha mendekat pada Teddy
"Terima kasih abang" Acha mengambil bouquet dari tangan Teddy, namun sebelum Acha melangkah mundur tangan kiri Teddy menarik pinggang Acha. Sehingga posisi Acha sekarang berada dalam pelukan Teddy
"Bang, banyak yang liatin" ini adalah interaksi mereka yang paling intim di tempat umum hingga sedikit membuat Acha merasa risih
"Biarin mereka punya mata" meski Teddy berkata seperti itu ia menuruti perkataan Acha, Teddy melepaskan tubuh Acha dari pelukannya
"Acha pulang sama saya ya, gak apa-apa?" Kali ini Teddy berkata pada Dea yang masih mencoba mencerna apa yang tengah terjadi di depannya
"De" panggilan Acha berhasil mengembalikan fokus Dea
"Ah, apa mbak? Gimana?" Dea seperti orang linglung
Acha yang melihat itu tertawa
"Ini loh tadi bang Teddy ngomong sama kamu"
Dea menatap kearah Teddy
"Maaf pak mayor, kenapa ya?"
Teddy tersenyum sebelum berkata pada Dea
"Izin, Achanya pulang sama saya boleh?"
"Eh, boleh-boleh. Boleh banget malah"
"Gak perlu izin segala pak mayor" Dea mengusap kepala bagian belakangnya"Ya sudah, saya dan Acha duluan ya" Teddy menggenggam tangan Acha
"Makasih De, aku duluan ya" Acha melambai pada Dea
Di sepanjang perjalan pulang menuju apartment Acha, Acha terus bercerita tentang penerbangan terakhinya hingga tidak terasa mereka sudah berada di basement apartment Acha
"Biar abang yang keluarin kopernya, adek bawa bouquet aja, sini yang satunya abang pegangin" Teddy mengambil salah satu bouquet yang ada di tangan Acha sebelum Teddy berjalan kearah belakang mobil dan mengeluarkan koper Acha dari bagasi.
"Ayok" lagi dengan mudahnya satu tangan Teddy membawa koper dan bouquet yang berukuran sedang, sedangkan tangan satunya menggenggam tangan Acha
Acha yang di perlakukan sangat manis oleh Teddy tersenyum
"Bang, kayaknya lama-lama adek kena diabetes deh"
Teddy langsung menghentikan langkahnya dan menghadap Acha
"Adek makan manis-manis terus ya? Atau minum minuman manis terus?"
Acha tertawa melihat respon Teddy yang serius
"Kok ketawa"
"Adek lama-lama diabetes kalo tingkah abang kayak gini terus"
Teddy yang mendengar itu mengusap mulutnya salah tingkah
"Ada-ada aja pacar abang ini yah" Teddy menoel dagu Acha
Mereka berjalan beriringan menuju lift untuk sampai di unit Acha, bahkan ketika keluar dari lift pun Teddy masih menggenggam tangan Acha
"Ini gak mau di lepas dulu bang?" Acha mengangkat tangannya yang di genggam Teddy
Teddy terkekeh dan melepaskan genggamannya agar Acha bisa memasukan pin pada pintu apartmentnya, namun ketika pintu itu berhasil di buka Acha di buat terkejut dengan bunyi confetti yang menyambutnya
"Happy last flight" suara sambutan yang Acha dengar dari Rere dan Shania juga pria-pria hambalang, Acha melihat Rere tengah membawa kue di tangannya sedangkan Shania membawa bunga dan jangan lupakan biang rusuh kali ini di pimpin oleh agung yang memegang bekas confetti yang di ikuti oleh Deril, Rajif dan Rizky
Acha menutup mulut dengan tangannya, ia berhasil di buat terkejut oleh mereka, Acha berbalik kearah Teddy, Teddy yang seolah mengerti maksud Acha hanya tersenyum
Mereka semua merayakan hari terakhir Acha flight dengan gembira, tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang menyaksikan dengan tatapan penuh amarah
———
Aku kasi yang ringan sebelum memasuki konflik yang sesungguhnya😁Semoga moodku bagus terus ya biar bisa up cepet😅
Selamat menghalu cegilnya mayTedd🫶🏻
Jangan lupa vote dan spam comment😁See you on the next part ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Yours
RomanceOranglain boleh mengagumimu tapi hanya aku yang boleh memilikimu -im yours (teddy&acha)