04

1.6K 80 5
                                    

Acha berjalan sambil menyeret kopernya menuju hotel tempatnya menginap kali ini.

Kali ini Acha sekamar dengan Dea salah satu juniornya di maskapai. Acha membereskan barang-barangnya sebelum mandi.

Selang beberapa menit kemudian Acha keluar dari kamar mandi sudah mengenakan baju tidurnya.

"De mandi gih keburu malem"

"Bentar mbak, lagi asik nyecroll tiktok nih" Dea masih asik dengan handponenya di kursi dekat jendela kamar hotel.

"Liat apa sih?" Acha berjalan mendekat kearah Dea.

"Ini loh mbak, ajudannya pak Prabowo ganteng-ganteng banget. Tadinya aku biasa aja eh pas liat mayor Teddy kayak ada magnetnya gitu buat aku gak mau udahan liatnya" Dea tergelak dengan pernyataannya sendiri.

Acha geleng-geleng kepala melihat tingkah laku Dea, bagaimana reaksi Dea jika tau Acha adalah pacar seorang Teddy Indra Wijaya.

Acha tau bahkan sangat tau jika sekarang pacarnya sedang menjadi sorotan publik, nama Mayor Teddy menjadi pencarian dimana-mana dari kalangan anak muda hingga ibu-ibu. Jika kalian bertanya bagaimana perasaan Acha tentu saja ada rasa cemburu di lubuk hatinya, apa lagi melihat begitu banyak perempuan cantik di luar sana yang berlomba-lomba berfoto dengan Teddynya. Tapi Acha tau ini konsekuensinya menjadi pacar seorang ajudan menhan, apa lagi ajudannya modelan Teddy.

Acha berjalan kearah kasurnya dan mengambil handphonenya yang sedang di charger di atas nakas.
Senyum tipis terbit di bibir Acha ketika mendapati sebuah pesan dari seseorang yang baru saja Dea bicarakan.

Abang🤍
Dek?
Udah landing?
Kalo udah landing kabarin abang ya❤️

Di tengah rasa cemburunya ketika Teddy menjadi sorotan, selalu saja perilaku Teddy mampu menghangatkan hati Acha dan mengenyahkan pikiran buruk yang berseliweran di pikiran Acha.

Adek udah landing dari tadi bang
Maaf ya adek baru ngabarin, tadi adek habis beres-beres

Semenit kemudian masuk panggilan video dari Teddy.

Acha segera menggeser tombol video di handphonenya.

"Hallo assalamualaikum dek"

"Walaikumsalam bang"

"Adek udah makan belum?"

"Udah bang, abang sendiri udah makan belum? Jangan sampe lupa makan ya"

"Cieee ada yang pacaran ni yeee" Dea berjalan kearah kasurnya sendiri.
"Siapa sih mbak, penasaran aku, mbak Acha gak pernah cerita soal pacarnya mbak Acha deh perasaan. Sampe para pramugari pramugara bahkan pilot ngiranya mbak Acha jomblo bahkan ada yang bilang mbak Acha gak tertarik sama cowok" Dea dengan mulut lemesnya membeberkan gosip yang selama ini menjadi perbincangan di antara para awak kabin.

"Hahaha ada-ada aja kamu De, aku ya normal lah, gilak kamu" Acha geleng-geleng kepala.

"Bilangin ketemen-temen yang lain. Acha udah punya calon suami" tiba-tiba Teddy menyauti obrolan Acha dan Dea.

"Abaaang" Acha merasa senang sekaligus malu di bela Teddy seperti itu.

"Wuaaaa gak nyangka aku. Mbak liat dong mbak calonnya" Dea mendekat kearah Acha.

Tapi sebelum Acha berhasil melihat siapa laki-laki yang sedang video call dengan Acha, Acha sudah terlebih dahulu mematikan panggilan video itu.

"Yaaaah, mbak Acha gak asik ah masa di matiin sih"

"Nanti juga kamu tau orangnya siapa"

"Tapi bentar deh mbak, kok suaranya gak asing ya" Dea nampak berfikir sebelum akhirnya dia menyerah.
"Ah gak tau aku, buntu aku mikirinnya"

"Hahaha udah gak usah di pikirin mending kamu mandi sana"

Dea mengangguk dan berjalan kearah kamar mandi. Sedangkan Acha dia berjalan kearah balkon hotel dan menelfon Teddy kembali.

"Hallo bang, maaf ya tadi ada temen adek"

"Gak apa-apa dek"
"Kapan balik lagi ke jakarta?"

"Dua hari lagi, soalnya besok ada flight kemanado dulu baru besoknya kejakrta"

"Kalo ada waktu mainlah kerumah mama dek"

"Iya bang, adek juga rencananya gitu. Semoga aja banyak waktu luang ya"
"Bapak kemana bang? Kok abang santai banget"

"Bapak ada di dalem, lagi main sama Bobby di temenin sama rizki"
"Dek" setelah sempat terdiam sebentar Teddy memanggil Acha.

"Kenapa bang?"

"Adek gak apa-apakan?"

"Maksudnya?"

"Tentang abang yang lagi viral, juga masalalu abang yang mulai di ungkit-ungkit"

Acha mengerti kemana tujuannya Teddy berbicara, Acha tersenyum mencoba meyakinkan hatinya juga meyakinkan Teddy bahwa dirinya baik-baik saja.

"Bang, adek gak apa-apa loh, ya mungkin sedikit menganggu, tapi adek masih bisa atasi itu. Soal masalalu abang yang di ungkit-ungkit adek gak masalah sama itu, semua orang punya masalalunya masing-masing, asal abang terus sama adek dan jangan kembali kemasalalu abang itu cukup buat adek"

Teddy di sebrang sana yang mendengar kalimat tulus dari Acha tersenyum.

"Terima kasih ya, terima kasih sudah mau mengerti, menemani juga menerima abang apa adanya. Abang gak bisa janji akan selalu buat adek bahagia tapi satu yang abang bisa janjiin abang akan lakuin yang terbaik untuk kita berdua"

Acha tersenyum dan mengangguk.

"Udah dulu ya bang, udah malem juga takut Dea udah selesai mandinya. Abang istirahat gih pasti besok sibuk banget"

"Adek hati-hati ya di sana. I love you"

"I love you too"

"Assalamualaikum"

"Walaikumsalam"

Panggilan berakhir dan Achapun beranjak dari duduknya bertepatan dengan Dea yang baru keluar dari kamar mandi.






——————
Terima kasih buat yang udah baca dan udah vote cerita aku. Maaf ya kalo masih banyak kurangnya. Aku menerima kritik dan saran dari kalian😊

Happy reading dan selamat menghalu semuanya❤️

I'm YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang