1-

183 67 218
                                    

welcomee

1. teman.

"Kemaren Sintia menang juara basket ya kak? Mingdep mau ikut lomba di surabaya."

"Dego juga dipilih buat daftar beasiswa ke singapura, tinggal nunggu pengumuman aja."

"Abel gimana, Rum?"

Arum menoleh ke arah pintu resto yang berbunyi, tangannya bergerak memanggil Abel, putrinya yang baru datang.

"Habis dari mana Abel?"

Abel yang baru sampai menarik kursi di samping Arum. Tersenyum kecil menyapa tantenya yang sedang melihat ke arahnya. Matanya ikut melirik ke arah cewek seusianya yang sedang melihatnya dari atas ke bawah seakan menilai penampilan Abel.

"Habis ada acara sama temen, Abel pulang jam tujuh Mah," ucapnya seakan menjawab pertanyaan arah mata Sintia. Padahal dia hanya memakai jeans serta kaos pendek.

"Baru nyampe lo," tegur Dego, sepupu Abel. Cowok itu nampak acuh dengan sekitar.

Abel melotot, kemudian menoleh ke arah samping. "Papah mana?"

"Papah sama yang lain di ruangan sebelah, main billiard."

"Cowok sendiri elu," Abel tertawa kecil sambil melempar selada. Dirinya kemudian terdiam menoleh ke arah Tantenya.

"Kamu pinter make up udah punya pacar tah Bel?"

Pertanyaan dari Tante Nova yang kental dengan aksen jawa itu membuat Abel yang sedang menuangkan jus menoleh cepat. Dirinya memang sengaja memakai make up agak tebal dari biasanya.

"Bilang aja kalo mau muji Abel Mah." Abel tertawa kecil mendengar jawaban Dego.

"Cantik buat diri sendiri aja masih ngerasa kurang Tan, ini malah buat pacar." Jeda tiga detik, Abel tersenyum manis ke arah Mamah. "Bisa diusir kalo ketahuan pacaran."

Mamah yang merasa tersindir berdehem kemudian menyentuh pundak Sintia. "Sintia cantik natural ya? Kapan-kapan main ke rumah tante ajakin Abel belajar jadi kamu."

"Tante Arum bisa aja. Sintia cuma pake lip balm aja kok ini. Belum mau belajar make up gitu-gitu." Sintia sepupu seumuran Abel tersebut menyelipkan poni yang menjuntai ke belakang telinga dengan wajah malu.

Baik.. anggap Abel tidak ada di sini..

"Kamu udah daftar lomba belum?"

Abel memilih menggeleng. "Nggak minat."

"Kok nggak dipaksa ikut sih? Berharga banget kalo udah daftaran kuliah loh." Tante Nova, bunda dari Dego bersuara lagi.

"Sintia udah dapat lima piagam loh Bel. Ayolah salip anak tante ini," ujar Tante Yuska sambil merangkul Sintia.

Mamah menyenggol lengan Abel. "Dengerin Bel."

"Abel ke toilet dulu ya."


Abel memilih undur diri, saking kesalnya sampai menirukan ucapan tante-tantenya dengan nada mengejek. Tentu saat Abel berbalik badan meninggalkan mereka.

SWEET FEELINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang