6

44 18 47
                                    

an: arsennnn aslinya beneran sebaik itu light bgt kalo jalin hubungan.

he is warm personnn

mungkinnn ada yg baru sadar kalo abel ini introvert bangettt tapi kalo sama circlenya terutama arsen energinya full bangetttt


6. Putus

Abel bergegas turun dari taxi, kepalanya menoleh ke belakang melihat Arsen yang tengah memarkir motornya.

Sebelum masuk, ia mencoba merapikan penampilannya. Dirasa cukup baru ia masuk. Gadis itu masih malu untuk sekedar menatap Arsen.

"Sini, Bel." Firda mengangkat tangan dibalas dengan senyum kecil. "Telat nggak?"

"Isokey, baru dateng semuanya."

"Cukup nggak kursinya, ambil lagi aja."

"Mau bahas apa Kak?" Jidan, kelas sepuluh bertanya. Belum sempat dijawab Arsen datang, memilih bangku kosong di depan Abel.

Kenapa harus di depannya sih, padahal di samping Firda juga masih kosong. Ia malu harus melihat cowok itu lagi setelah mengungkapkan perasaannya.

"Okei, udah kumpul semua ya. Gue cuma mau infoin lomba ini bakalan diajuin. Kalo kalian mau mundur, gue persilahkan. Uang kalian juga bakalan balik."

"Syukur gue dapet kisi-kisi dari kakel yang dulu ikut lomba ini juga. Kalian bisa belajar kelas kecil, bisa juga mandiri." Firda menatap satu-satu ke arah partnernya. "Meskipun gitu, gue harap h-1 kita kumpul kek gini ya."

Abel mengangguk segera mengambil ponsel yang terletak di atas meja. Walpaper foto member band favoritnya terpampang jelas. "Suka EXO Bel?"

Abel mendongak bertatap mata dengan Firda. "Suka banget kak," jawabnya seramah mungkin.

"Kapan-kapan kalo ke indo barengan yuk nonton konsernya." Abel berkedip, merasa aneh ada yang akrab dengannya diantara mereka. Mengingat Abel sangat jarang berinteraksi aktif.

"O.. oh oke Kak," jawabnya agak kagok.

Arsen yang melihat interaksi tersebut menarik bibir. Berharap awal yang baik untuk Abel. Arsen tau sosok seperti apa Abel di luar circle pertemannya.

Pendiam.

Ferdi menyenggol lengan Abel. "Belajar bareng mau?" Bisiknya takut menganggu yang lain.

Abel tersenyum tipis kemudian mengangguk. "Boleh aja," jawabnya ikut berbisik lalu tertawa kecil.

Arsen di tempatnya berdecak sebal, segampang itu Abel melupakan peristiwa yang nyaris membuatnya uring-uringan di motor tadi.

"Kalian ada apa sih?" Firda tersenyum penuh penasaran menatap Ferdi dan juga Abel.

Abel menggeleng. "Nothing."

"Mohon doanya aja Kak, lagi diusahain." Ferdi menjawab membuat orang di meja tertawa heboh.

Kecuali Arsen, tentunya.

"Usahain apa?" Arsen berdecak. Spontan mulutnya tertutup, tidak menyangka akan bertanya dengan nada sinis.

"Apa aja, kan."

Abel hanya tersenyum, bingung mau menimpali apa. Hingga bunyi dering telpon Arsen menyelamatkan dirinya dari tatapan penuh tanya Arsen.

Abel tidak sengaja melihat nomor si penelpon, sepertinya dia harus sadar diri dan posisi di sini.

"Aman aja sih, im single." Abel berucap lalu terdiam merasa ini bukan dirinya.

Arsen tertawa kecil mendengar jawaban Abel. Sialan, entah mengapa dirinya merasa panas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SWEET FEELINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang