3-

97 44 105
                                    

abel tipe cewe introvert, but her so brave. dia insicure, selalu ngerasa kurang bcs her haven't support family. ini relate bgt menurutku. emng luka berat asalnya dr orang terdekat.

lagi, the way reasons aku slalu nunjukin temennya abel, karena yg paling berharga buat abel ya mereka.

liat interaksi abel sm sintia di part ini, gemes bgt ga cii

Best Part - Daniel  (music)

3. Sepupu

sintia: udah pulang?

arsen: mau call?

sintia: belum pulangggg

sintia: :(((

arsen: semalem ini? aku jemput aja

sintia: mau dianter

arsen: abram?

sintia: apasih sen?

arsen: are u kidding me?

arsen: aku diem aja bcs i trush u

arsen: aku liat kalian

sintia: aku jg sering ngeliat kamu sama abel

arsen: kita beda

sintia: kamu kira aku sama abram?

arsen: jelas

sintia: udahlah sen males ribut

Itu tadi, Sintia. Nggak ada hal spesial yang bisa dideskripsikan kecuali mereka pacaran. Entahlah Arsen juga sudah lupa mengapa mereka memilih menjalin komitmen. Mungkin karena cinta pandang pertama, atau karena Sintia yang masuk dalam tipenya.

Cewek humble, baik dan hanya melihat senyumnya membuat Arsen tenang.

Hal terpenting di hidup Arsen terletak pada seorang pria paruh baya yang baru datang. Masih lengkap dengan kemeja dan celana kain. Papinya.

"Mas, belum tidur?" Papi mendekat kearahnya. Merentangkan tangan untuk meregangkan ototnya.

"Mau dibuatin minum?"

Papi menggeleng, meletakkan kepalanya di atas pundak Arsen. "Mau nonton aja."

Arsen hanya diam. Papinya sangat clingy dan Arsen bersyukur. Setidaknya Papi masih menunjukkan sisi tersebut setelah ditinggal Mami. Mengingat bagaimana datarnya hari-hari tanpa Mami.

"Nggak jadi nginep di rumah Fadil?"

Arsen membungkuk untuk mengambil remot. "Mau di rumah aja sama Papi."

"Padahal Papi sendirian juga nggak papa. Kamu sayang banget ya?"

Arsen berdehem, dirinya mengangguk kecil membuat Papinya semakin mengeratkan pelukan. "Kamu tuh. Inget banget dulu se-nempel apa sama orang. Kamu itu kayak Papi, clingy abis."

"Ya.. semua, kan udah berubah Pi."

"Kami nggak berubah, kamu masih anak kecil kesayangan Papi."

"Gimana hari ini?"

"Ya gitu, tadi ke rumah Fadil."

Papi menoleh tiba-tiba terpikir sesuatu saat melihat wajah putranya. "Orang seganteng kamu nggak ada pacar, Mas?"

"Ada." Jawabnya pelan, jarak mereka yang dekat membuat Papi dengan jelas mendengar jawaban yang terlontar.

"Gimana ceweknya?"

"Ya gitu. Kapan-kapan Arsen kenalin."

"Temenmu? Yang dulu sama Fadil ke sini?"

Yang dimaksud adalah Abel. Dirinya dulu pernah mengijinkan rumahnya disinggahi untuk kerja kelompok.

SWEET FEELINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang