Sweetheart
"Jadi, kau menemukan surat itu dalam buku Matematika yang kau tinggalkan di kantin bukan bukan?" tanya Norah dengan nada memastikan.
"Yup." jawab Sam.
"Kalau begitu, sekarang kau sudah selesai menulis balasannya?" tanya Norah lagi. Sam menjawabnya dengan menunjukkan amplop oranye yang hampir serupa dengan yang ia terima. Norah tersenyum puas.
"Sekarang kita akan menyelipkannya ke dalam bukumu lagi dan meninggalkan bukumu di kantin tepat di meja yang sama." komando Norah sambil meletakkan buku itu di atas meja mereka. Itu bukanlah hal yang sulit untuk mengingat di meja mana mereka duduk kemarin. Karena, sampai kapanpun, Samantha dan Norah yang dianggap berada di piramida makanan terendah di sekolah akan tetap duduk di meja terletak paling sudut dan paling belakang.
Sam menepuk kedua tangannya perlahan dengan girang. "Terima kasih, Norah." ucapnya dengan tulus. Norah hanya tersenyum menanggapi sahabatnya.
Setelah mereka berdua beranjak pergi sebentar dengan meninggalkan surat balasan itu, seorang pria menghampiri meja tersebut tanpa diketahui oleh Sam ataupun Norah.
-
"Norah, lihatlah ini!" pekik Samantha dengan girang sambil melompat-lompat menyisiri koridor yang sudah sepi karena hampir semua orang sudah masuk ke kelas. Kata kunci : hampir. Karena tanpa disengaja, Sam menabrak Norah yang kemudian menimpa seseorang hingga mereka berdua jatuh dengan cairan soda menyiram keduanya.
"Maafkan aku!" pinta Sam dengan cepat setelah menyadari apa yang terjadi. Sam segera bergegas menolong sahabatnya. Dan sahabatnya bergegas menuju ke kamar mandi untuk membersihkan cairan soda yang menodai baju dan wajahnya setelah ia meminta maaf dengan singkat.
Sam merasakan kegugupan yang berat menderanya. Ia meminta maaf berulang kali. Namun, setelah beberapa lama orang yang ia timpa tetap diam di lantai dan tidak juga bangkit berdiri.
Jangan katakan ia mati?! Pikir Sam dengan panik dalam hati.
Sam dengan panik pun segera berlutut dan menghampirinya. Orang yang ditabraknya itu adalah seorang laki-laki. Ia sedang berbaring telungkup sehingga Sam tidak dapat melihat wajahnya. Sam mengguncang tubuhnya namun pria itu tidak juga berkutik yang lebih memercikkan ketakutan dan kepanikan pada Sam.
"Kumohon, bangunlah." pinta Sam setengah menangis sambil mengguncang tubuh lelaki itu lagi. Tiba-tiba, pergelangan tangan Sam ditahan olehnya.
"Aku sudah tidak bisa bangun." ujar pria itu meski masih dalam posisi yang sama lalu melanjutkan, "Harga diriku sudah hancur dinodai oleh tiga gelas soda yang tumpah padaku tadi." Sam menghela nafas lega lalu dengan kesal memukul punggung laki-laki itu.
Ia mengerang kesakitan setelah menerima pukulan Sam, lalu beranjak berdiri namun tetap menghadapkan punggungnya ke Sam. Setelah merenggangkan tubuhnya, ia berbalik dan menghadapkan wajahnya ke arah Sam. Ekspressi terkejut spontan menghiasi wajah mereka berdua.
Anthony Allen?! pekik Sam dalam hati. Ia dengan panik mencoba untuk mengalihkan pandangannya untuk menghindari masalah yang akan menimpanya.
Aku memukul Anthony Allen, putra kepala sekolah?! ulangnya lagi. Sam berharap dalam hati agar Tuhan segera mencabut nyawanya saja karena ia baru saja melakukan kesalahan yang besar. Pertama, Ia mendorong Anthony hingga jatuh tersungkur di lantai. Kedua, ia menumpahkan tiga gelas soda ke baju Anthony yang terlihat begitu mahal. Ketiga, ia memukulnya.
Anthony menduduki tingkatan teratas dalam piramida makanan di sekolah tapi Sam, ia berada di tingkatan terendah di sekolah.
"Hey!" tegur Anthony padanya yang tengah merenungkan nasibnya yang malang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweetheart
Cerita PendekItu semua bermula dari sepucuk surat cinta yang Samantha temukan terselip di dalam bukunya.