halo halo halo!!!
mumpung hari ini aku ada waktu lebih senggang, jadi hari ini niatnya mau double update!
jangan lupa vote, komen dan share ya!!!
selamat membaca💚💚💚[ibu bian&bian]
•••"selain ayah reza, raga aku juga ada disini, selalu disini buat kamu, rakabian"
•••
setelah 3 hari keluar dari rumah sakit, sedikit banyaknya bian hanya menghabiskan waktunya berada di atas kursi roda
entahlah, rasanya semakin hari semakin buruk saja rasa sakit itu menghampiri tubuh bian, seakan tak mau memberi jeda pada raga itu
sebenarnya kemarin bian sudah berlatih berjalan karna sudah lelah jika harus bertopang pada kursi roda setiap detiknya, tapi entah kenapa tiba tiba saja tulang sumsum bian terasa sangat panas
ayah yang melihat hal itu lantas kembali menyuruh bian untuk menggunakan kursi roda hingga kondisinya benar benar pulih
perihal penyakit sialan itu, ayah sudah membicarakannya dengan bian kemarin malam, meskipun sedikit terjadi perang argumen antara keduanya karna ayah yang terus menyuruh bian untuk membawanya ke jepang dan berobat disana, yang tentu saja di tolak mentah mentah oleh bian
final dari keputusan itu adalah, bian akan menjalni perawatan rutin dengan dokter markus di rumah sakit milik keluarga mereka, mau tak mau ayah menyetujui hal itu dengan berat hati
kapan pun dan bagaimana pun, ayah akan selalu kalah dengan argumen rakabian...
dan soal kuliah bian, kali ini ayah tak ingin kalah dengan argumen anak itu, ayah memutuskan untuk memasukan bian home schooling selama masa pemulihan, tentu saja bian menyetujui itu dengan syarat tak pergi ke jepang
akui saja jika memang ayah akan tetap kalah dengan argumen bian, selamanya
"mas bian, ada yang nyariin"
bian mengerutkan dahi, siapa yang mencarinya sore hari begini?
tak mungkin harsa kan? karna jika harsa yang mencarinya, sudah pasti langsung masuk dan menemui bian
"yang nyariin prempuan mas, kayaknya mbak er pernah lihat waktu mas bian masih di rumah sakit"
bian semakin bingung, apakah selama ia tak sadarkan diri di rumah sakit, ada seorang wanita yang menjenguknya?
"oh iya mbak, bentar lagi bian ke depan"
"mau mbak er bantu?"
"ngga usah mbak, makasih" bian berujar sembari tersenyum, perlahan menggerakan kursi roda itu menuju ruang tamu rumahnya
saat bian sampai di ruang tamu, netranya langsung menangkap sosok perempuan yang duduk membelakangi dirinya dengan sebuah parsel buah di meja itu, bian sangat mengenal pemilik punggung itu, perempuan yang mendatangi dirinya di cafe dan mengajaknya pergi ke pantai bersama
ahhh iya, bian lupa jika ia masih berhutang pada perempuan itu
luna menoleh saat menyadari ada seseorang yang datang dari arah belakang, senyumnya langsung mengembang dan berdiri di hadapan bian
KAMU SEDANG MEMBACA
Ibu bian&bian
Short Storywaktu tak bisa diputar kembali segala bagian hidup setiap manusia seakan sudah ditulis oleh sang pencipta dalam satu buku. bahagia ataupun sedih, miskin atau kaya, susah atau mudah, hidup atau mati, bahkan segala yang sudah ditakar tak akan tertukar...